Mengenal Beton Hijau: Keunggulan, Bahan Pembuatnya, dan Contoh Penerapannya

Pembangunan infrastruktur dan hunian yang semakin pesat membuat penggunaan beton semakin banyak. Padahal, penggunaan ini dapat mengakibatkan dampak negatif pada lingkungan. Untuk menekan dampak tersebut, maka dibuatlah beton hijau atau green concrete.

Beton ramah lingkungan ini tersusun dari bahan baku yang berbeda dari beton biasa. Sehingga, komposisinya bukan hanya Semen Portland dan agregat berupa pasir dan kerikil.  Lalu apa saja bahan baku tersebut dan bagaimana pemanfaatan green concrete? Mari simak di sini.




Mengenal Apa itu Beton Hijau


Apa itu green concrete? Beton hijau adalah beton yang terbuat dari bahan sisa atau limbah dari berbagai industri. Dengan demikian, pembuatan beton ini membutuhkan lebih sedikit energi dan menghasilkan lebih sedikit emisi daripada pembuatan beton konvensional.


Pada proses beton konvensional, emisi yang dihasilkan per 1 kg lembaran beton adalah kurang lebih 900gms CO2. Emisi tinggi ini disebabkan oleh proses pembuatan semen yang memerlukan energi sangat besar untuk memproses batu kapur dan bahan lain menjadi semen.


Menurut definisi lainnya, beton hijau merupakan beton yang salah satu bahan baku pembentuknya adalah bahan limbah dan proses pembuatannya menimbulkan lebih sedikit dampak negatif pada lingkungan.


Mengingat komposisinya yang berbeda dari beton konvensional, sebagian masyarakat awam khawatir jika beton ramah lingkungan tidak memiliki kualitas yang sama dengan beton konvensional. 

Baca juga: Apa itu Mutu Beton? Ini Perbedaan Mutu Beton FC (Mpa) dan Beton K (Kg/Cm2)

Akan tetapi, green concrete yang dibuat dengan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan umumnya memiliki kualitas dan performa yang baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya sejumlah bangunan di dunia ini yang dibuat dari beton ramah lingkungan.


Syarat yang harus dipenuhi oleh pembuat beton ramah lingkungan adalah sebagai berikut:

  • Mengurangi emisi karbon
  • Penggunaan bahan yang ada harus secara optimal
  • Performa beton lebih baik
  • Daya tahan beton lebih baik
  • Mengurangi penyusutan beton
  • Tidak ada peningkatan biaya
  • Peningkatan kemudahan pengerjaan serta konsistensi kohesi


Baca juga: Apa itu Ekonomi Hijau? Ini Tujuan, Prinsip, dan Contohnya


Tujuan Penggunaan Green Concrete



Beton ramah lingkungan dapat digunakan untuk membangun berbagai jenis konstruksi. Beberapa jenis konstruksi tersebut adalah hunian, dam, jembatan, dan jalan. Penggunaan beton ramah lingkungan ditujukan untuk:

  • Menerapkan 3R (reduce, reuse, recycle).
  • Mengurangi emisi gas rumah kaca selama proses pembuatan beton sehingga dampak lingkungan dapat ditekan.
  • Mengurangi limbah.
  • Mengurangi penggunaan sumber daya alam, contohnya pasir dan batu kapur, 


Keunggulan Green Concrete


Green concrete menawarkan banyak keunggulan, baik bagi pemakainya maupun lingkungan di sekitarnya. Beberapa keunggulan tersebut adalah sebagai berikut.


1. Mengurangi Emisi CO2 hingga 30%

Proses pembuatan beton ramah lingkungan hanya menghasilkan sedikit emisi. Emisi CO2 dari pembuatan green concrete lebih rendah 30% dari emisi yang dihasilkan 


2. Pemanfaatan Limbah 20%

Limbah atau hasil sampingan berbagai industri lama kelamaan akan menumpuk dan mencemari lingkungan. Namun, dengan adanya green concrete, jumlah limbah akan berkurang dan nilai manfaatnya akan meningkat karena 20% dari komposisi beton ini adalah limbah.


3. Mengurangi Beban Mati Struktur

Beton ramah lingkungan memiliki bobot yang lebih ringan. Dengan demikian, beban mati struktur akan berkurang. Bobot yang ringan ini juga memudahkan pemasangan dan mengurangi beban crane.


4. Tahan Api

Bahaya kebakaran umumnya mengintai hunian dan bangunan komersil. Namun, risiko kebakaran ini dapat dikurangi dengan cara menggunakan green concrete karena material ini lebih tahan api dan panas. Selain itu, beton ini juga lebih baik dalam meredam suara.


5. Hemat Energi

Semen Portland yang merupakan bahan utama beton memerlukan energi yang sangat besar dalam pembuatannya. Energi ini berasal dari gas alam atau batu bara dan berfungsi untuk memanaskan bahan pembentuk semen.

Namun, pembuatan beton hijau yang komposisinya berbeda dari beton konvensional tidak memerlukan energi sebesar itu. Sehingga, penggunaan beton ramah lingkungan ini lebih hemat energi.


6. Kekuatan dan Kualitas Hampir Sama Beton Konvensional

Kekuatan dan kualitas beton ramah lingkungan hampir sama seperti kekuatan dan kualitas beton konvensional. Sehingga, green concrete dapat dipakai untuk membangun berbagai jenis konstruksi secara aman.


7. Terjangkau 

Karena terbuat dari limbah, maka tak heran jika biaya pembuatan beton ramah lingkungan lebih murah. Biaya yang terjangkau ini tentu sangat meringankan pihak yang membangun konstruksi dengan jenis beton ini.


Bahan Pembentuk Green Concrete


Pada dasarnya, pembuatan green concrete membutuhkan bahan pembentuk yang tak jauh berbeda dari pembuatan beton konvensional. Satu hal yang membedakannya adalah beton ramah lingkungan membutuhkan bahan admixtures atau tambahan untuk mengganti sebagian semen dan/atau agregat.

Bahan yang dapat dipakai sebagai pembentuk green concrete adalah sebagai berikut.

1. Abu Sekam Padi 


Sebuah penelitian menyebutkan bahwa abu sekam padi dapat dijadikan sebagai bahan pembentuk green concrete. Material ini memiliki sifat pozzolanic. 

Dengan kata lain, abu tersebut mengandung banyak silika dan baik dipakai pada campuran pozzolan kapur. Zat tersebut berguna untuk mengikat kapur bebas yang timbul ketika semen mengalami hidrasi. 


2. Limbah Tongkol Jagung

Penelitian lain menggunakan limbah tongkol jagung dalam pembuatan beton ramah lingkungan. Tongkol jagung yang digunakan ini pertama-tama dibakar hingga menjadi abu dan kemudian disaring.

Sama seperti abu sekam padi, abu tongkol jagung ini juga berfungsi menggantikan sebagian semen pada beton.


3. Fly Ash


Fly ash merupakan limbah pembakaran batu bara. Material yang sangat halus ini juga cocok dijadikan sebagai sebagian pengganti semen. Untuk membuat beton K-300, komposisi fly ash maksimal yang dapat digunakan adalah 12%.


4. Silica Fume


Silica fume merupakan limbah produksi silicon. Material ini dapat menggantikan semen hingga 12%. Beton silica fume memiliki umur layanan panjang dan berkualitas tinggi.


5. Semen Slag

Material yang merupakan limbah dari proses produksi besi dan baja ini mampu menggantikan semen hingga 80%. Semen ramah lingkungan ini awet dan lebih tahan terhadap sulfat.


6. Limbah Plastik

Limbah plastic dapat digunakan sebagai pengganti agregat. Jumlah limbah plastik yang disarankan pada pembuatan green concrete adalah 20% atau kurang. Beton limbah plastik sebaiknya dipakai sebagai beton non-struktural.


7. Serbuk Kaca


Limbah kaca yang diproses menjadi serbuk dapat dimanfaatkan sebagai pengganti sebagian agregat beton. Beton dengan serbuk kaca memiliki kuat tekan yang besar.

Contoh Hunian yang Memakai Green Concrete


Sudah banyak bangunan atau konstruksi yang dibangun menggunakan green concrete. Salah satu contohnya adalah Amerald Land. Kondominium yang dibangun di Singapore ini terdiri dari 28 unit kondo dan merupakan hunian dengan green concrete pertama di Asia.


Beton hijau merupakan alternatif beton yang ramah lingkungan dan sudah digunakan di banyak konstruksi di luar negeri. Meski sebagian material beton ini berasal dari limbah, tapi kualitas green concrete tak kalah dari beton konvensional.

0 Response to "Mengenal Beton Hijau: Keunggulan, Bahan Pembuatnya, dan Contoh Penerapannya"

Post a Comment