Fly Ash: Pengertian, Sifat, Kandungan, Jenis, Pemanfatannya

Fly ash adalah limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi pembakaran batu bara pada pembangkit tenaga listrik dan industri. Fly ash jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti abu terbang. Fly ash ini merupakan material sisa berupa debu halus yang dihasilkan dari proses pembakaran tersebut.

Sebagai material sisa maka fly ash termasuk ke dalam limbah yang perlu diwaspadai. Meskipun demikian, fly ash memiliki banyak sekali manfaat. Salah satunya adalah dapat dimanfaatkan sebagai bahan material bangunan.

Lalu, apa sajah sih sebenarnya kandungan dari fly ash itu? Dan apa saja manfaatnya? Berikut ulasannya. 

Via carboncure.com


Apa itu Fly Ash?


Fly ash adalah material sisa dari proses pembakaran batu bara yang mempunyai kadar semen yang tinggi dan bersifat pozzolan. Sifat pozzolan ini merupakan sifat dari senyawa yang mengandung silika dan alumina. Fly ash ini keluar dari cerobong asap tungku pembakaran.

Fly ash mengandung komposisi berupa Silica (SiO2), Besi Oksida (Fe2O3), Aluminium Oksida (Al2O3), Kalium Oksida (CaO), Magnesium Oksida (MgO), dan Sulfat (SO4).


Pemanfaatan Fly Ash bagi Kehidupan Manusia


Sejauh ini, fly ash masih dikategorikan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang dapat mencemari lingkungan. ⁣⁣Kerusakan lingkungan akibat pencemaran fly ash haruslah dihindari dan ditangani. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya penanganan fly ash yang tepat seperti pemanfaatan fly ash berikut ini:

  1. Fly ash digunakan sebagai bahan produksi bangunan seperti semen, bata, keramik, beton, mortar, dan paving block;⁣
  2. Material tambahan untuk pembuatan floor hardener (penguat lantai) atau pengerasan landasan dan trotoar.
  3. Fly ash digunakan sebagai material tambahan untuk pengurukan yang meliputi pengurukan struktur, pengurukan atau pengisian lahan kosong yang akan dibangun sebuah bangunan di lokasi tersebut, dan pengerukan lahan tambang; dan
  4. Untuk memperbaiki kualitas tanah, terkstur dan pH-nya. Selain itu, pengaplikasian fly ash pada lahan pertanian berguna untuk meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan air (WHC) adi lahan yang dikelola tersebut.

Perbedaan Fly Ash dan Bottom Ash


Proses pembakaran batubara akan dihasilkan dua material sisa, yaitu fly ash dan bottom ash. Material sisa berupa debu halus yang keluar berterbangan dari cerobong asap tungku pembakaran disebut fly ash. Sedangkan material lainnya yang berada di dasar tungku pembakaran berupa debu kasar disebut bottom ash. 

Karena berada di dasar tungku pembakaran (boiler) dan tidak ikut terang, abu bottom ash ini jumlahnya cukup banyak.  Untuk itu diperlukan pengelolaan limbah bottom ash yang baik agar tidak menimbulkan masalah lingkungan, seperti pencemaran udara, air dan tanah.

Bottom ash ini terkumpul pada penampung debu (ash hopper), kemudian untuk mengeluarkannya dilakukan penyemprotan dengan air. Bottom ash ini biasanya dimanfaatkan sebagai bahan tambahan untuk perkerasan jalan (aspal).


Sifat Fisik dan Karakteristik Fly Ash

Adapun sifat fisik dan karakteristik dari fly ash adalah sebagai berikut:

  • Bentuk dari ukuran fly ash berupa debu halus;
  • Berwarna abu– abu karena dihasilkan langsung dari proses pembakaran batu bara pada keadaan kurang oksigen. 
Apabila proses pembakarannya dilakukan secara sempurna, maka kualitas fly ash yang dihasilkan juga semakin baik. Tanda kualitas fly ash yang bagus ini adalah berwarna abu-abu. Untuk menghasilkan fly ash yang sempurna maka harus dibakar pada suhu di atas 1000 derajat celcius.


Kadar Kandungan Kimia Fly Ash dan Jenisnya



Menurut SNI 03-6863-2002 (2002:146) spesifikasi fly ash sebagai bahan untuk agregat ataupun campuran beton disebutkan ada 3 jenis, yaitu :

1. Fly ash jenis N, yaitu fly Ash yang dihasilkan dari alam karena adanya proses kalsinasi dari pozzolan alam. Sebagai contoh, tanah diatomite, batu apung, shole, tuft, dan lain sebagainya.

2. Fly ash jenis F, yaitu fly ash yang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara jenis antrasit pada suhu kurang lebih 1560 derajat C. Kandungan dari jenis fly ash ini berupa silica (SiO2), Alumina (AL2O3) dan ferum oksida (Fe2O3) minimum 70% dari berat total campuran dan kandungan kalsium oksida (CaO) yang rendah, yaitu kurang dari 10%.

3. Fly ash jenis C, yaitu fly ash yang dihasilkan dari pembakaran lignit/batu bara dengan kadar karbon sekitar 60%. Fly ash jenis ini memiliki kadar kapur di atas 10% yang mana mempunyai sifat seperti semen.


Limbah Batu Bara (Fly-Ash) Untuk Penggunaannya Sebagai Material Bangunan




Pemanfaatan fly ash sebagai bahan campuran untuk pembuatan beton memiliki banyak sekali keunggulan, yaitu:
  • Baik untuk sistem ekologi karena memanfaatkan limbah batu bara yang jumlahnya ribuan ton yang berbahaya bagi ekosistem jika tercemar;
  • Proses produksi beton jauh lebih ekonomis karena penggunaan limbah sebagai bahan bakunya.
  • Mutu produk beton yang dihasilkan juga baik, hanya mengalami perbedaan warna saja antara beton yang menggunakan campuran fly ash dengan yang tidak;
  • Mendukung program eco-green karena pembangunan konstruksi dan infrastruktur menggunakan material yang ramah lingkungan dari sisi penggunaan bahan.

Keunggulan fly ash sebagai material bangunan adalah sebagai berikut:

  • Biaya yang lebih ekonomis atau murah
  • Proses pengerjaannya lebih mudah
  • Memiliki ketahanan yang lebih baik pada lingkungan yang korosi
  • Beton tidak mudah retak
  • Menggunakan sumber material lokal

Produsen beton, khususnya di pabrik batching plant, saat ini sudah menggunakan jenis bahan “fly ash” untuk meningkatkan kualitas dan daya tahan produkya. Dengan penggunaan fly ash maka beton dapat bekerja secara maksimal. Selain itu, biaya produksi dapat juga ditekan.

Meskipun begitu, fly ash harus digunakan dengan hati-hati. Diperlukan pengetahuan yang memadai dalam proses penggunaannya sehingga hasil produksinya sesuai dengan yang diharapkan.

0 Response to "Fly Ash: Pengertian, Sifat, Kandungan, Jenis, Pemanfatannya"

Post a Comment