Apa itu Cement Treated Base? Ini Metode Pelaksanaannya

Dalam mengerjakan proyek jalan, ada salah satu metode penting yang tidak bisa dipisahkan di dalamnya yakni CTB. Cement Treated Base adalah metode dengan material yang berasal dari beberapa agregat dan bisa digunakan untuk memperbaiki atau membangun jalan.

Namun metode pengerjaan ini dikerjakan dari awal karena tidak menggunakan bahan yang sudah ada. Ini berbeda dengan jenis metode pelaksanaan pada CTRB atau Cement Treated Recycling Base yang bisa dikerjakan secara lanjutan. 





Pengertian CTB dan CTRB


Meski memiliki banyak keunggulan, namun CTB sering kali disamakan dengan CTRB. Padahal keduanya jelas berbeda ketika diterapkan pada jalan. Agar tidak salah memahami Cement Treated Base, maka berikut definisinya yang membedakannya dengan CTRB. 


1. Cement Treated Base Adalah




CTB adalah salah satu metode pembangunan jalan yang materialnya berasal dari campuran agregat halus dan kasar, air, serta semen. Campuran ini kemudian diolah menggunakan alat khusus sehingga hasilnya berupa beton setengah basah. Sementara kadar airnya tergolong minimum. 

CTB seringkali diterapkan pada konstruksi jalan berupa pengerasan pada lapisan pondasi bawah jalan maupun pondasi atas. 


2. Cement  Treated  Recycling  Base (CTRB)




Metode CTRB pada dasarnya juga merupakan campuran agregat halus, kasar, air, dan semen dan diolah menggunakan alat khusus sehingga hasilnya juga berupa beton setengah basah. Namun bahan agregat yang diolah pada CTRB ini adalah agregat bekas atau yang sudah ada sebelumnya.

Dari kedua definisi di atas, dapat diketahui perbedaan yang mencolok antara CTB dengan CTRB, dimana CTB memiliki beberapa sifat penting dalam aplikasinya dan tidak terdapat pada CTRB, yakni:

  • Pelaksanaannya lebih cepat dengan waktu curing hanya 3 hari
  • Tidak peka air.
  • Tidak membutuhkan bekisting dalam pengerjaannya. 


Baca juga: Jenis-Jenis Perkerasan Jalan, Perbedaan dan Kelebihannya Masing-Masing


Metode Pelaksanaan Pekerjaan Cement Treated Base


Meskipun lebih mudah dan cepat, tapi metode pelaksanaan CTB juga harus diterapkan dengan teliti agar bisa memberikan hasil yang maksimal. Adapun pelaksanaannya dalam proyek dibagi menjadi beberapa tahap, di antaranya:


1. Tahap Persiapan

Tahap ini dilakukan pertama kali sebelum material mulai diaplikasikan. Cakupan tahap persiapan cukup luas, yakni meliputi persiapan kondisi alam, peralatan, hingga persiapan bahan. Adapun metode pelaksanaan pada tahap ini meliputi:

  • Pastikan cuaca tidak sedang hujan karena CTB tidak bisa dihamparkan saat hujan.
  • Siapkan material yang seragam dan telah disetujui, bisa dari quarry, borrow pit, atau daur ulang.
  • Pastikan peralatan yang akan digunakan kondisinya sudah baik serta mempunyai kapasitas cukup untuk mencampur agregat air dan semen. 
  • Siapkan juga air di lokasi dengan jumlah yang cukup.


2. Penghamparan dengan Cetakan 

Setelah kondisi alam, alat, dan material dipersiapkan, barulah mulai masuk ke tahap pengerjaannya, yakni penghamparan cetakan. Berikut langkah pelaksanaannya:

  • Hamparkan CTB dengan cetakan tanpa menggunakan cetakan samping.
  • Untuk cetakan berbahan metal dan kayu, pastikan panjangnya minimal 3 meter dengan tebal yang sama agar hasilnya bagus.
  • Pada lapisan paling atas CTB, hamparkan menggunakan mechanical paver supaya kemiringan dan ketinggiannya sesuai.
  • Sementara lapisan bawahnya hamparkan dengan motor grader dan sejenisnya.
  • Pastikan kembali alat penghampar ini bisa memadatkan dengan ketebalan sesuai standar. 


3. Persiapan Pada Lapisan Bawah Hamparan

Langkah persiapan pada lapisan bawah hamparan meliputi:

  • Cek ketinggian dan kemiringan dengan grade stakes.
  • Lindungi lapisan bawahnya dengan memulai proses penghamparan CTB dari bagian tengah dari pengerasan punggung, atau bagian tertinggi dari pengerasan yang miringnya satu arah. 


4. Pencampuran Bahan

Ciri khas pengerjaan Cement Treated Base adalah tanpa menggunakan bekisting. Tidak heran kalau proses pencampuran bahan dan aplikasinya juga lebih mudah sebagai berikut. 

  • Campur CTB dengan perbandingan semen dan agregatnya berdasarkan volume ataupun berat.
  • Pisahkan agregat CTB dalam dua ukuran yang terpisah, yakni khusus untuk agregat lolos saringan serta agregat yang tidak lolos saringan. 
  • Gunakan mesin pengaduk yang sudah dilengkapi alat pengukur air. 
  • Bersihkan  mixer bagian dalam saat digunakan agar tidak mengeras.
  • Tuangkan semen perlahan supaya bisa tercampur secara merata.
  • Waktu pencampuran dan pengadukan tidak boleh kurang dari 30 detik.


5. Proses Penempatan Material

Proses penempatan ini meliputi:

  • Hamparkan material base di atas underlying course yang sudah disiapkan.
  • CTB dibuat berlapis dengan ketebalan setelah dipadatkan tidak melebihi 250 mm. 
  • Pastikan permukaan lapisan paling bawah  CTB kasar demi membuat ikatan yang kuat pada lapisan atasnya.
  • Tahap pencampuran dengan penghamparan material ini tidak boleh lebih dari setengah jam.  


6. Tahap Pemadatan

Setelah penghamparan dan penempatan material, tahap selanjutnya adalah pemadatan dengan cara:

  • Setelah dihamparkan lakukan pemadatan tidak lebih dari 45 menit menggunakan alat roller yang kapasitasnya cukup untuk pencampuran. 
  • Rapikan material base setelah pemadatan dengan motor grade.
  • Lakukan tes pemadatan lapangan setidaknya satu kali dalam setiap 1000 m dengan prosentase kepadatan mencapai 98%.


7. Proses Pre Cracking

Proses ini dilakukan demi menghindari terjadinya pecah akibat susut yang tidak terkendali. Adapun metode pelaksanaannya dibagi menjadi beberapa cara, yaitu:

  • Membuat retakan pada CTB yang belum mengeras dengan menggunakan pembuat retakan dan vibratory plate.
  • Menggergaji  bagian terkait setelah CTB mengeras.
  • Memotong sambungan pada CTB yang belum mengeras dengan cutting wheel.


8. Tahap Proteksi dan Perlindungan

Untuk memastikan keamanannya setelah dikerjakan, ada tahap proteksi pada jalan yang telah dikerjakan, yang meliputi:

  • Basahi dengan air untuk mencegah konstruksi mengalami pengeringan selama 7 hari. Caranya bisa melalui penahan air karung goni agar kondisi basah bertahan lama.
  • Lakukan segera metode curing dengan estimasi waktu tidak melebihi 12 jam setelah penyelesaian CTB. Jangan sampai permukaannya menjadi kering. 


9. Pengujian Kekuatan

Setelah semua tahapan dan metode pengerjaan dilakukan, barulah mulai melakukan pengujian kekuatan daya desak lapangannya. Tahapan ini terdiri dari beberapa proses berikut.

  • Mengambil sampel sebanyak 4 buah menggunakan core drill pada setiap 2000 m2 dari CTB yang sudah memasuki usia 7 hari. Adapun lokasi core nya bisa ditentukan oleh pemberi tugas. 
  • Hasil pengujiannya, kuat desak CTB yang memasuki usia 7 hari tidak kurang dari 5 N/mm. Sementara sampel lainnya tidak kurang dari 3,5. 
  • Apabila hasil tes tidak memenuhi syarat tersebut, maka CTB harus diganti dengan biaya yang biasanya ditanggung sendiri oleh kontraktor. 


Metode pelaksanaan Cement Treated Base adalah metode yang sudah ditetapkan sesuai standar sehingga tidak boleh menggunakan tambahan metode lainnya dalam pengerjaannya. Jika tahapannya telah dilakukan dengan benar, maka pengerjaan jalan yang dilakukan bisa memberikan hasil maksimal.

0 Response to "Apa itu Cement Treated Base? Ini Metode Pelaksanaannya"

Post a Comment