Manajemen Konstruksi: Pengertian, Tugas, dan Tahapan Pelaksanaannya

Maksud dari manajemen konstruksi adalah suatu proses pekerjaan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengatur, mengorganisir dan mengkoordinir suatu pekerjaan yang berkaitan dalam pembangunan sebuah proyek konstruksi. 

Pekerjaan konstruksi dapat dikatakan baik apabila semua pelaksanaan pembangunan dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan yang telah direncananakan. Dalam proses pelaksanaannya tersebut akan melibatkan fungsi-fungsi manajemen dan sumber daya yang ada. Semuanya harus bekerja secara optimal untuk mencapai tujuan proyek yang optimal pula.


Apa itu Manajemen Konstruksi?


Arti dari manajemen sendiri adalah proses untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan. Jadi, manajemen konstruksi adalah proses kerja antara pemilik dengan orang manajemen konstruksi yang dimulai dari perumusan tujuan konstruksi, penyusunan rencana, pembagian tugas dan wewenang, pengorganisasian, hingga kontrol terhadap pelaksanaan rencana dan hasil konstruksinya.

Dengan kata lain manajemen konstruksi bisa diartikan sebagai suatu proses pekerjaan yang mencakup penyelenggaraan prakonstruksi, proses pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan akhir pekerjaan sehingga tidak ada masalah pada akhir pekerjaannya.

Orang manajemen konstruksi dikenal dengan sebutan manajer konstruksi. Mereka yang diberikan tanggung jawab untuk mengkoordinir dan mengomunikasikan seluruh kegiatan pelaksanaan proyek, mulai dari studi desain konstruksi, perencanaan anggaran biaya, jadwal pekerjaan, hingga persiapan kontrak, dan lain sebagainya. 

Manajer konstruksi bertanggung jawab untuk memastikan adanya penyelesaian proyek yang berdasarkan pada anggaran dan juga waktu yang sebelumnya sudah disepakati antara pemilik proyek dan perusahaan jasa konstruksi. Selain itu, manajer proyek juga harus memastikan seluruh pelaksanaannya sudah mematuhi berbagai peraturan jasa konstruski yang telah dikeluarkan oleh pemerintah.

Baca juga: Ini 6 Cara Menjadi Kontraktor Pemula Agar Sukses!


Strategi Manajemen Konstruksi Pada Pelaksanaan Proyek

Untuk mencapai tujuan pelaksanaan proyek yang baik, maka sebaiknya manajemen konstruksi mempunyai strategi yang tepat. Mereka harus bisa memberikan penjelasan yang tepat pada setiap stakeholder untuk bisa mencegah adanya perselisihan yang bisa menghambat kelancaran proyek.

Nah, berikut ini adalah beberapa strategi manajemen konstruksi dalam pelaksanaan proyek:

  1. Menerapkan ruang lingkup dan tujuan proyek secara jelas di dalam kerangka acuan kerja (KAK) pelaksanaan proyek. 
  2. Memperbaik proses pengadaan sumber daya dan pengelolaan peralatan kerja.
  3. Menyusun dan menjalankan berbagai tugas operasional proyek
  4. Melakukan kontrol atau pengawasan secara efektif dari seluruh proses pekerjaan proyek mulai dari perencanaan, desain, kontrak, dan lain sebagainya.
  5. Dalam setiap proses manajemen diperlukan komunikasi, termasuk manajemen konstruksi ini. Manajer konstruksi wajib membangun suatu saluran komunikasi yang baik sehingga dapat meminimalisir terjadinya konflik yang ada di proyek.

Tahapan Pelaksanaan Manajemen Konstruksi


Untuk memulai pelaksanaan proyek konstruksi, manajemen konstruksi harus mengetahui tahapan pelakasanaan pekerjaan agar sesuai dengan prinsip kerja kontraktor pada umumnya. Adapun tahapan pelaksanaan manajemen konstruksi adalah sebagai berikut:


1. Inisiasi

Sebelum dimulainya suatu proyek, manajer konstruksi terlebih dahulu membuat laporan studi kelayakan proyek (feasibility study).

Setelah itu, manajer konstruksi mengajukannya kepada stakeholder yang berkepentingan untuk kemudian diputuskan apakah proyek tersebut layak untuk dilanjutkan ataukah tidak. Apabila seluruh pihak sepakat, maka manajer konstruksi bisa membuat sejumlah dokumen inisiasi proyek yang  mencakup ruang lingkup dan juga keperluan bisnis.

2. Perencanaan

Pada tahapan kedua ini, manajer konstruksi harus bisa membuat perencanaan yang meliputi informasi terkait berbagai aspek penting proyek, seperti shop drawing, rencana anggaran biaya (RAB), alur kerja, jadwal pekerjaan, dan sebagainya.

3. Eksekusi

Dalam tahapan ini terdiri dari dua proses penting, yaitu pelaksanaan proyek dan juga pengendalian proyek. Selama proses ini berlangsung, manajer konstruksi harus bisa memastikan bahwa seluruh tugas sudah berjalan dengan lancar. Untuk itu, kegiatan rapat atau meeting harus dilaksanakan secara teratur, misalkan disesuaikan dengan termin proyek. Hal ini bertujuan agar pelaksanaan proyek bisa mematuhi setiap aspek yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.

4. Pemantauan

Seorang manajer konstruksi harus secara teratur mengawasi pelaksanaan proyek. Sehingga ketika ada masalah dapat segera ditangani. Dengan demikian, maka manajer konstruksi berhasil dalam mempertahankan kendali proyek yang menjadi tanggung jawabnya.


5. Penutupan


Dalam tahapan ini, manajer konstruksi harus memeriksa kembali apakah proyek pembangunan yang dikerjakan sudah sesuai dengan tujuan awal. Setelah itu, ia dan tim proyek akan menyusun laporan dan menyajikan hasil akhir proyek kepada pemilik proyek.


Tips Menyelesaikan Proyek Konstruksi Tepat Waktu


Penyelesaian proyek konstruksi haruslah sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat. Jangan sampai pekerjaan tersebut molor dari waktu yang telah ditentukan. Hal ini penting untuk menjadi perhatian bagi manajer proyek karena menjaga kepercayaan dengan pemilik proyek adalah harga yang tidak bisa ditawar-tawar. 

Oleh karena itu, berikut ini adalah tips menyelesaikan proyek konstruksi agar tepat waktu:

1. Alokasi Tugas Secara Real-Time

Manajer konstruksi harus mampu membuat, menetapkan dan juga memprioritaskan tugasnya secara real time selama pelaksanaan proyek konstruksi dilakukan. Sehingga, ia dan tim proyek bisa memastikan bahwa seluruh pekerjaan dan kendalanya bisa diselesaikan secara tepat waktu, tanpa harus ada penundaan pekerjaan.

2. Mengomunikasikan Jadwal Ke Pekerja

Apabila pembagian tugas sudah dibuat dan rencana kerja sudah ditetapkan, termasuk jadwal pelaksanaan proyek tersebut, maka manajer konstruksi selanjutnya mengomunikasikannya seluruh pekerja yang terlibat.

3. Menjalin Hubungan Baik dengan Supplier dan Subkontraktor

Supplier dan subkontraktor merupakan dua pihak kunci keberhasilan proyek. Tanpa keberadaan mereka sebuah proyek bisa amburadul. Nah, salah satu masalah yang paling sering terjadi dalam manajemen konstruksi adalah minimnya kepercayaan di dalam supply chain management (SCM) itu sendiri. Oleh karenanya, seorang manajer konstruksi perlu menjalin hubungan yang baik dengan mereka.

Itulah ulasan mengenai manajemen konstruksi dan tugasnya. Sehubungan dengan fungsi manajemen konstruksi, aktivitas manajemen konstruksi harus direncanakan, dikembangkan, dimonitoring, dievaluasi, dan diubah apabila perlu sehingga pelaksanaan proyek dapat dikerjakan sesuai dengan tujuan awal proyek tersebut.

0 Response to "Manajemen Konstruksi: Pengertian, Tugas, dan Tahapan Pelaksanaannya"

Post a Comment