Menghitung Volume Pondasi Tapak, Cakar Ayam, dan Batu Kali

Pondasi yang kuat merupakan inti dari bangunan yang kokoh. Maka dari itulah cara menghitung volume pondasi harus tepat agar bangunan bisa berdiri tegak dan tahan terhadap gangguan. Penghitungan yang kurang tepat akan berbahaya bagi pengguna bangunan nantinya.

Pertama kali yang perlu diperhatikan untuk membangun pondasi yang kokoh adalah dengan membuat rencana anggaran biaya (RAB) item pekerjaan pondasi. Di dalamnya harus tercantum berapa volume pondasi yang akan dikerjakan.

Sebelum mengetahui bagaimana cara menghitung volume pondasi, sebaiknya kamu ketahui dulu jenis-jenis pondasi.



Mengenal Jenis-Jenis Pondasi

Dalam klasifikasi pondasi, terdapat 3 jenis pondasi yang paling sering digunakan. Meskipun sama-sama berguna sebagai dasar pembuatan bangunan, namun ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda dengan masing-masing kelebihan dan kekurangannya.

Berikut ini penjelasannya:

1. Pondasi Tapak 

Bahan dasar dari pondasi ini adalah beton bertulang. Jika dicermati maka bentuk dari beton ini serupa dengan telapak. Hal itulah yang menjadi dasar penamaan pondasi ini. Pondasi tapak ini sangat cocok digunakan untuk pembangunan gedung, rumah maupun bangunan lain yang memiliki 2 - 3 lantai.

Lokasi penempatan pondasi tapak adalah berada di bawah kolom atau tiang. Kegunaan lain dari pondasi ini adalah sesuai untuk tanah yang berkontur tidak terlalu keras serta memiliki daya dukung yang lumayan bagus.

Atau jika ditransformasikan ke dalam hitungan adalah kurang dari 2 kg/cm2. Selain itu kedalaman yang paling aman untuk penanaman pondasi ini adalah sekitar satu hingga tiga meter.

2. Pondasi Cakar Ayam

Pondasi yang ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo ini memang merupakan pondasi yang populer. Bentuknya mirip dengan cakar ayam. Walaupun menjadi salah satu pondasi yang favorit digunakan, namun ada beberapa kondisi yang dibutuhkan agar pondasi cakar ayam kuat menahan bangunan.

Kondisi tersebut adalah tekstur tanah yang lembek. Agar lebih kuat, maka pipa digunakan sebagai pendukung agar cakar yang diletakkan di bawah pelat bisa semakin mencengkeram kuat bangunan. 

3. Pondasi Batu Kali

Material yang digunakan sebagai pondasi jenis ini adalah batu kali yang besar dan kokoh. Bebatuan tersebut kemudian disusun sedemikian rupa sesuai dengan rancang bangun yang sudah dibuat. Setelahnya, sebagai pengikat, maka akan dituangkan campuran beton ke dalam sela-sela bebatuan.

Untuk bangunan yang tidak terlalu besar atau yang bobotnya cukup ringan, maka pondasi jenis ini bisa digunakan. Contoh bangunan yang sering menggunakan batu kali sebagai pondasinya adalah rumah hunian sederhana.


Rumus dan Contoh Cara Menghitung Volume Pondasi

Setelah mengetahui perbedaan jenis pondasi, di bawah ini akan dijelaskan mengenai rumus penghitungan volume dari tiap-tiap pondasi

1. Rumus Menghitung Volume Pondasi Tapak




Berikut ini adalah rumus menghitung volume pondasi tapak:


Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini contoh cara mengaplikasikan rumus menghitung volume pondasi tapak.


Diketahui: 

  • Tinggi kesemua pondasi (tinggi 1) =  0,7 m
  • Tinggi bawah pondasi (tinggi 2) = 0,5 m
  • Panjang pondasi (sisi) = 2,5 m

Penyelesaian : 


Volume Pondasi Tapak= (((tinggi 1 x tinggi 2))/2)  x sisi x sisi

Volume Pondasi Tapak= (((0,7 x 0,5))/2)  x 2,5 x 2,5

Volume Pondasi Tapak= (0,35/2)  x 2,5 x 2,5

Jadi volume pondasi tersebut adalah = 0,175 x 2,5 x 2,5 = 1,093 m3


2. Rumus Menghitung Volume Pondasi Cakar Ayam



Karena bentuk dari pondasi cakar ayam ini mirip dengan balok, maka rumusnya adalah sebagai berikut:

Volume Pondasi Cakar Ayam (V)  =  P x L x T

Keterangan :

  • V = Volume pondasi tiap buah (m3)
  • L = Lebar pondasi (m)
  • P = Panjang pondasi (m)
  • T = Tebal pondasi (m)

Sedangkan untuk penghitungan kebutuhan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan pondasi cakar ayam digunakan rumus seperti di bawah ini :

  • Besi (satuan hitungnya adalah batang):

  • Split (m3):

    0.82 x V 

  • Pasir (m3):

    0.54 x V

  • Semen (sak): 



Keterangan: 

V = Volume pondasi (m3)
R = Rasio atau perbandingan semen dengan pasir
L = Lebar pondasi (m)
B = Panjang besi (m)
T = Tinggi pondasi (m)


3. Rumus Volume Pondasi Batu Kali

Bentuk pondasi batu kali ini memanjang mengikuti panjang dinding bangunan, oleh karenanya rumus menghitung volume pondasi batu kali adalah sebagai berikut:



Keterangan :

V = Volume pondasi (m3)
L = luas penampang (m)
∑P = jumlah total panjang pondasi (m)


Untuk mendapatkan luas penampang pondasi, maka digunakan rumus :


Keterangan :

L = Luas penampang
La = Lebar bagian atas pondasi
Lb = Lebar bagian bawah pondasi
T = Tinggi pondasi


Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini kami berikan contoh cara menghitung volume pondasi batu kali:

Diketahui:

  • La = 0,5 m
  • Lb = 1,1 m
  • T = 2,1 m
  • Pondasi = ∑panjang dinding = 44 m

Perintahnya: Carilah volume pondasinya!

Penyelesaian :

V=L x ∑P

Untuk itu, cari L terlebih dahulu dengan menggunakan rumus di atas:

L= (0,5+ 1,1)  x (2,1/2)

L= 1,6 x 1,05

L= 1,68

Maka volume pondasi:

V=1,68 x 44

Jadi, volume pondasi batu kali tersebut adalah 73,92 m3

Proses penghitungan volume biasanya dilakukan di awal bersamaan dengan pembuatan rancang bangun. Cara menghitung volume pondasi ini harus benar-benar presisi sehingga bangunan yang ditopangnya tidak akan mudah roboh, terutama jika bangunan tersebut memiliki lebih dari satu lantai.

0 Response to "Menghitung Volume Pondasi Tapak, Cakar Ayam, dan Batu Kali"

Post a Comment