Pengertian dan Prosedur Retur Barang

Transaksi penjualan yang dilakukan oleh perusahaan, terutama perusahaan dagang, tidak selalu mengakibatkan arus masuk atau penerimaan uang ke perusahaan dikarenakan tidak jarang terjadi situasi dimana pihak pembeli mengembalikan sebagian barang dagang yang telah dibelinya. Pengembalian barang yang dilakukan oleh pembeli kepada pihak penjual karena disebabkan oleh tidak sesuainya pesanan barang ataupun barang tersebut rusak disebut dengan retur penjualan.



Pengertian Retur Penjualan


Retur penjualan adalah pengembalian barang yang dilakukan oleh pihak pembeli kepada pihak penjual karena berbagai alasan, seperti ketidakcocokan warna, kerusakan produk, ketidaksesuaian kualitas, dan sebagainya.

Retur penjualan mengakibatkan tagihan atau piutang dari pihak penjual kepada pihak pembeli menjadi berkurang karena barang atau produk yang ada pada pihak pembeli berkurang. Transaksi retur penjualan dicatat dalam jurnal pada akun retur penjualan didebet dan akun piutang dagang dikredit.

Retur dalam transaksi penjualan sebuah perusahaan dagang dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
  1. Retur penjualan dengan mengurangi piutang pihak pembeli
  2. Retur penjualan dengan mengembalikan kas pihak pembeli
  3. Retur penjualan dengan mengganti barang yang rusak dari pihak pembeli dengan barang yang baru.

Prosedur Sistem Retur Penjualan


Kerusakan atau kecacatan produk dapat berdampak pada kerugian perusahaan jika sistem retur penjualan barang tidak diterapkan dengan baik. Prosedur sistem retur penjualan yang baik meliputi prosedur pembuatan dokumen retur, penerimaan barang hingga sampai kepada bagian gudang, dan pencatatan retur penjualan oleh bagian akuntansi.

Berikut ini dokumen yang dibutuhkan dalam sistem retur penjualan, yaitu:

  • Memo Kredit
Memo kredit adalah surat perintah untuk menerima barang yang dikembalikan oleh pembeli yang nantinya dijadikan sebagai dasar pencatatan transaksi penjualan dalam kartu piutang dan jurnal umum atau jurnal retur penjualan. 

  • Laporan Penerimaan barang (LPB)
Laporan Penerimaan Barang (LPB) adalah dokumen pendukung yang dilapirkan pada memo kredit sebagai bukti telah diterima dan diperiksanya barang yang dikembalikan oleh pembeli kepada penjual.

Setelah dua dokumen tersebut terpenuhi, bagian gudang bertanggung jawab untuk menyimpan kembali barang yang diterima dari retur penjualan setelah barang tersebut diperiksa oleh fungsi penerimaan. Barang yang diterima dari transaksi retur penjualan ini dicatat oleh bagian gudang dalam kartu gudang.

Selain bagian gudang, terdapat fungsi akuntansi yang bertanggung jawab atas pencatatan transaksi retur penjualan ke dalam jurnal umum (atau jurnal retur penjualan) dan pencatatan berkurangnya piutang dan bertambahnya persediaan akibat retur penjualan dalam kartu piutang dan kartu persediaan. Adapun catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem retur penjualan adalah sebagai berikut:

  1. Jurnal Umum atau Jurnal Retur Penjulan

    Berkurangnya pendapatan penjualan dan piutang dagang akibat dari transaksi retur penjualan dicatat oleh fungsi akuntansi dalam jurnal umum, atau jika perusahaan menggunakan jurnal khusus, dicatat dalam jurnal retur penjualan.
  2. Kartu Piutang

    Kartu piutang adalah buku pembantu piutang yang dalam transaksi retur penjualan digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang kepada debitur akibat dari transaksi tersebut.
  3. Kartu Persediaan

    Kartu persediaan adalah buku pembantu persediaan yang dalam transaksi retur penjualan digunakan untuk mencatat bertambahnya jenis persediaan produk jadi tertentu akibat dari transaksi tersebut.
  4. Kartu Gudang

    Kartu gudang adalah buku pembantu ketersediaan barang yang digunakan untuk mencatat bertambahnya jenis persediaan barang tertentu akibat dari transaksi retur penjualan.

Salah satu upaya untuk menghindari terjadinya retur adalah pihak tim Quality Control dari perusahaan harus lebih teliti dalam memperhatikan item dan spesifikasi barang yang akan dikirimkan kepada pembeli, apakah sudah sesuai dengan surat pesanan yang dikirimkan oleh pembeli ataukah belum.

Demikian penjelasan mengenai pengertian retur barang dan sistem prosedur retur penjualan. Semoga bermanfaat.

2 Responses to "Pengertian dan Prosedur Retur Barang"