Panduan Lengkap Memasang Keramik di Dinding Bercat: Teknik, Tantangan, dan Tips Profesional

Memasang keramik di dinding merupakan salah satu cara paling efektif untuk memperbarui tampilan interior rumah tanpa perlu renovasi besar-besaran. Tidak hanya memberikan kesan bersih dan modern, dinding berkeramik juga lebih tahan terhadap air, mudah dibersihkan, dan memiliki daya tahan tinggi, terutama di area lembap seperti dapur atau kamar mandi.

Namun, bagaimana jika dinding yang akan dipasang keramik tersebut sudah dicat sebelumnya? Apakah perlu dibongkar dulu? Apakah cat harus dikerok habis? Atau cukup ditempel begitu saja?

Pertanyaan ini sering muncul, terutama dalam proyek renovasi rumah lama atau unit apartemen yang sebelumnya telah melalui beberapa kali pengecatan. Jawaban singkatnya: memasang keramik langsung di atas dinding yang sudah dicat memang dimungkinkan, tetapi tidak disarankan tanpa persiapan yang tepat.

Permukaan cat dapat menjadi penghalang bagi perekat keramik untuk menempel dengan baik. Jika tidak ditangani dengan benar, risiko keramik terlepas, menggelembung, atau bahkan runtuh bisa terjadi dalam waktu singkat. Terlebih lagi, jenis cat yang digunakan (seperti emulsi berbasis air atau gloss berbasis minyak) juga memiliki sifat berbeda terhadap perekat keramik.

Di sisi lain, dengan metode kerja yang benar dan pemilihan bahan yang sesuai, memasang keramik di atas cat bisa menjadi solusi cepat, efisien, dan hemat biaya untuk mempercantik ruangan tanpa harus membongkar seluruh dinding lama.


Pada artikel ini, kita akan membahas secara menyeluruh:

  • Tantangan utama memasang keramik di atas permukaan bercat.
  • Cara memeriksa dan mempersiapkan dinding agar siap dipasang keramik.
  • Jenis perekat yang cocok untuk berbagai kondisi.
  • Langkah-langkah teknis pemasangan keramik di dinding bercat.
  • Tips tambahan serta alternatif solusi jika tidak memungkinkan untuk memasang langsung di atas cat.


Dengan mengikuti panduan ini, kamu bisa mendapatkan hasil akhir yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga kuat dan tahan lama dari sisi struktur.



Memahami Permukaan Dinding Bercat

Sebelum mulai memasang keramik, penting untuk memahami karakteristik permukaan dinding yang telah dicat. Tidak semua jenis cat dan kondisi permukaan cocok untuk langsung dipasang keramik. Dalam banyak kasus, justru cat menjadi penghambat utama karena dapat menurunkan daya rekat antara perekat keramik dan substrat dinding.


1. Jenis-Jenis Cat dan Dampaknya terhadap Pemasangan Keramik

Ada beberapa jenis cat yang umum digunakan pada dinding interior, dan masing-masing memiliki dampak berbeda terhadap proses pemasangan keramik:


a. Cat Emulsi (Berbasis Air)

Jenis cat ini paling umum digunakan, tetapi juga paling bermasalah untuk pemasangan keramik. Permukaannya cenderung lunak, mudah mengelupas saat terkena kelembapan dari perekat keramik, dan bisa menyebabkan kegagalan daya rekat.


b. Cat Gloss (Berbasis Minyak)

Permukaannya licin, mengilap, dan tidak menyerap air. Meskipun lebih tahan terhadap kelembapan, cat ini tetap menyulitkan perekat untuk menempel tanpa persiapan khusus seperti pengamplasan atau pengikisan.


c. Cat Tahan Air atau Lapisan Anti-Lembap:

Biasanya digunakan di area kamar mandi. Jenis ini memang tahan air, tetapi sangat sulit ditempeli bahan lain, termasuk perekat keramik. Diperlukan teknik khusus untuk menanganinya, atau bahkan harus dikupas sepenuhnya.


2. Kondisi Cat dan Permukaan Dinding

Tak hanya jenis cat, kondisi fisik cat juga sangat menentukan apakah permukaan tersebut layak untuk dipasangi keramik:


a. Cat yang Menempel Kuat:

Jika cat benar-benar merekat dengan baik ke dinding, kemungkinan besar dinding bisa digunakan sebagai substrat, dengan sedikit persiapan tambahan seperti pengamplasan.


b. Cat yang Mengelupas atau Bersisik:

Ini menandakan daya rekat cat ke dinding sudah lemah. Dalam kondisi seperti ini, cat harus dikupas habis, karena memasang keramik di atas lapisan cat yang lemah akan menyebabkan keramik ikut lepas dalam waktu singkat.


c. Dinding Tidak Rata atau Rusak:

Jika dinding memiliki lubang, retakan, atau tonjolan akibat pekerjaan sebelumnya, sebaiknya dilakukan perataan ulang menggunakan acian atau plesteran sebelum pemasangan.


3. Risiko Jika Permukaan Tidak Dipersiapkan

Memasang keramik tanpa memeriksa dan mempersiapkan dinding dengan benar bisa menyebabkan sejumlah risiko berikut:


  • Keramik mudah copot atau retak.
  • Perekat gagal mengikat permukaan secara optimal.
  • Kerusakan struktur dinding (terutama jika dinding berbahan gypsum).
  • Pemborosan material dan waktu akibat pemasangan ulang.



Tantangan Umum Memasang Keramik di Atas Cat

Memasang keramik di atas dinding yang sudah dicat terdengar praktis, tetapi kenyataannya penuh tantangan teknis yang tidak bisa dianggap sepele. Jika tantangan ini tidak diantisipasi dengan baik, hasil pemasangan bisa jauh dari harapan—baik dari segi estetika maupun kekuatan daya rekat.

Berikut adalah beberapa tantangan umum yang sering terjadi dalam pemasangan keramik di atas permukaan bercat:


1. Cat Menghambat Daya Rekat Perekat Keramik

Masalah utama adalah bahwa cat membentuk lapisan penghalang antara perekat dan permukaan dinding asli. Akibatnya, perekat tidak bisa “menggigit” permukaan secara optimal. Ini sangat berisiko terutama jika menggunakan perekat berbasis semen, yang memerlukan permukaan menyerap (porous) agar dapat menempel dengan baik.


Jenis cat berbasis air (seperti emulsi) cenderung melunak saat terkena kelembapan dari perekat, sehingga perekat bisa “meluncur” dan tidak menempel dengan benar.


2. Permukaan Cat Tidak Stabil (Mengelupas, Bersisik)

Jika cat pada dinding sudah mulai mengelupas, retak-retak, atau bersisik, maka seluruh daya rekat keramik akan bergantung pada lapisan cat yang tidak stabil. Dalam kasus ini, bukan hanya keramik akan copot, tetapi bisa menyebabkan kerusakan struktural ringan karena proses lepas-pasang.


Oleh karena itu, kondisi cat harus diuji terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan pemasangan.


3. Keramik Ukuran Besar Membutuhkan Perekat Lebih Kuat

Keramik berukuran besar (di atas 30×30 cm) memiliki berat lebih tinggi dan permukaan lebih luas yang perlu direkatkan. Jika dinding tidak benar-benar bersih dan stabil, maka risiko keramik merosot atau lepas setelah dipasang akan jauh lebih besar.


Untuk jenis ini, bahkan perekat terbaik sekalipun tidak cukup kuat jika menempel di atas cat yang rapuh.


4. Permukaan Licin Menyulitkan Proses Perekatan

Cat gloss atau cat berbasis minyak memiliki permukaan halus dan tidak menyerap, sehingga menambah kesulitan bagi perekat untuk menempel. Jika tidak diamplas atau dikasar-kan terlebih dahulu, perekat tidak akan memiliki “pegangan” yang cukup.


5. Tidak Semua Perekat Cocok untuk Permukaan Cat

Banyak produk perekat dirancang untuk substrat seperti semen, beton, atau acian, bukan untuk permukaan bercat. Penggunaan perekat yang tidak sesuai bisa mempercepat kegagalan struktur pemasangan.

Sebagai contoh, perekat berbasis semen sangat kuat, tapi hanya optimal pada permukaan yang menyerap dan bersih dari lapisan penghalang seperti cat.


Alat & Bahan yang Diperlukan

Memasang keramik di atas dinding bercat bukan hanya soal keterampilan teknis, tapi juga kesiapan alat dan bahan. Tanpa perlengkapan yang tepat, hasil pemasangan bisa tidak presisi, kurang rekat, atau bahkan gagal total dalam jangka panjang. 

Terlebih karena dinding vertikal lebih menantang dibandingkan lantai, maka pemilihan alat yang tepat menjadi kunci efisiensi dan kualitas hasil akhir.


 A. Daftar Alat yang Umum Digunakan


Alat Fungsi
Notched Trowel (Raguk) Untuk mengaplikasikan perekat secara merata di dinding atau belakang keramik. Ujung bergerigi membantu menciptakan tekstur untuk daya rekat maksimal.
Roller atau Kuas Untuk mengoleskan primer/sealer ke permukaan dinding.
Spons Basah Membersihkan sisa perekat dan nat dari permukaan keramik sebelum mengering.
Palu Karet/Plastik Mengetuk keramik secara lembut agar menempel sempurna tanpa retak.
Spacer Keramik Menjaga jarak antar keramik agar garis nat tetap konsisten dan rapi.
Tile Cutter / Water Jet / Mesin Potong Memotong keramik sesuai kebutuhan, terutama di bagian tepi atau sudut sempit.
Alat Ukur (Meteran, Waterpass, Pensil Tukang) Mengukur dan menandai posisi pemasangan agar baris keramik lurus dan seimbang.
Mixer Elektrik (atau Bor dengan Mata Pengaduk) Mengaduk perekat atau aditif dengan konsistensi merata.
Kape/Pengikis/Amplas Mengikis cat, meratakan permukaan, dan menciptakan kekasaran ringan sebelum perekat diaplikasikan.

B. Bahan Utama untuk Pemasangan



Bahan Keterangan
Keramik Dinding Pilih ukuran dan jenis yang sesuai kebutuhan. Keramik besar (>30×30 cm) butuh perhatian ekstra dalam pemasangan.
Perekat Keramik (Adhesive) Gunakan perekat berbasis semen (cement-based) untuk hasil kuat dan tahan lama. Untuk keramik kecil dan dinding yang sudah dipersiapkan dengan baik, perekat instan siap pakai juga dapat digunakan.
Primer atau Wall Sealer Digunakan sebelum pemasangan keramik pada dinding bercat (terutama cat emulsi atau plester), untuk meningkatkan daya rekat dan mencegah interaksi negatif antara substrat dan adhesive.
Grout (Pengisi Nat) Dipakai setelah keramik menempel. Pilih grout yang tahan air jika digunakan di area lembap seperti kamar mandi.
Tile Backer Board atau Plywood Tipis (Opsional) Digunakan jika tidak memungkinkan mengelupas cat lama, atau jika permukaan dinding tidak cukup kuat untuk menerima langsung beban keramik.
Air Bersih & Ember Untuk mencampur perekat dan grout, serta membersihkan alat kerja selama proses berlangsung.

Beberapa alat seperti notched trowel, tile cutter, dan spacer sangat menentukan ketepatan pemasangan — jadi gunakan alat yang presisi dan tidak aus. Sementara itu, perekat dan grout yang berkualitas akan memberikan hasil yang kuat, awet, dan tahan terhadap lembap.

Perekat dengan formula resin industri modern kini juga tersedia di pasaran dan bisa menjadi alternatif untuk area dapur atau kamar mandi, meskipun harganya relatif lebih tinggi dibanding adhesive semen biasa.


Persiapan Permukaan Sebelum Pemasangan


Salah satu faktor penentu keberhasilan pemasangan keramik di atas dinding bercat adalah persiapan permukaan. Ini bukan sekadar tahap pembuka, melainkan pondasi dari seluruh proses. 

Meskipun terlihat sepele, mengabaikan tahapan ini bisa menyebabkan keramik lepas, perekat tidak bekerja optimal, atau hasil akhir tampak tidak rata dan rapuh. 

Terlebih pada permukaan vertikal, gravitasi menjadi tantangan tambahan, sehingga ikatan antara keramik dan substrat harus benar-benar kuat.

1. Evaluasi Kondisi Cat di Dinding


Langkah pertama adalah memastikan apakah cat yang menempel pada dinding masih memiliki daya rekat yang baik. Cat yang mengelupas atau rapuh tidak layak menjadi substrat langsung untuk pemasangan keramik.

Cara mengecek daya rekat cat:

  • Lakukan tes lakban (tape test): tempelkan lakban (duct tape) dengan kuat ke permukaan dinding, lalu tarik cepat.
  • Jika cat terangkat bersama lakban, maka cat tersebut harus dikupas habis sebelum pemasangan.
  • Jika cat tetap menempel kuat, maka bisa dilanjut ke tahap pengasaran permukaan.

Catatan: Tes ini sebaiknya dilakukan di beberapa titik, terutama area dekat plafon, lantai, dan sambungan antar dinding, karena bagian ini cenderung lebih rawan.

2. Pengelupasan Cat Jika Diperlukan


Jika hasil evaluasi menunjukkan bahwa cat harus dihilangkan, maka lakukan proses pengelupasan menyeluruh. Metodenya tergantung pada jenis cat dan substrat dinding:

Untuk cat berbasis air (emulsi):

  • Gunakan wallpaper steamer atau air panas untuk melembutkan lapisan cat.
  • Gores permukaan membentuk pola silang dengan pisau tajam agar uap meresap dan cat lebih mudah dikikis.
  • Kerok dengan kape atau scraper hingga bersih.

Untuk cat gloss atau berbasis minyak:

  • Jika tidak mengelupas, permukaan bisa diamplas kasar (grit 60–80) untuk mengurangi kilap dan meningkatkan daya lekat perekat.
  • Tidak wajib dikupas seluruhnya jika hasil uji rekat baik dan pengamplasan berhasil membuka pori permukaan.

3. Pembersihan Permukaan


Setelah proses pengelupasan atau pengamplasan selesai:

  • Bersihkan seluruh dinding dari debu, serpihan cat, minyak, dan kotoran dengan kain lembap dan deterjen ringan.
  • Bilas dengan air bersih dan biarkan kering sempurna sebelum lanjut ke tahap berikutnya.
Kebersihan ini penting untuk mencegah lapisan antara perekat dan substrat terganggu oleh partikel asing.

4. Pengasaran Permukaan


Permukaan yang terlalu licin akan mempersulit perekat menempel. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan tekstur ringan pada dinding:

  • Gunakan amplas kasar atau goresan kape pada seluruh bidang dinding.
  • Untuk dinding plester atau acian, bisa dilakukan goresan acak untuk meningkatkan “gigitan” perekat.
Jika dinding terlalu halus atau terlalu menyerap, aplikasikan primer atau wall sealer sebelum mengoleskan perekat keramik.


5. Pemerataan Permukaan Dinding


Sebelum mulai menempelkan keramik, pastikan dinding:

  • Rata secara horizontal dan vertikal — gunakan waterpass untuk mengecek kemiringan atau gelombang.
  • Bebas dari cekungan atau tonjolan — perbaiki dengan acian/plester tambahan jika perlu.
Dinding yang tidak rata akan membuat keramik sulit disusun rapi dan dapat mengakibatkan celah di balik keramik, yang berisiko membuatnya lepas di kemudian hari.


6. Penerapan Primer (Jika Diperlukan)


Gunakan primer atau bonding agent khusus terutama jika:

  • Substrat dinding berupa plesteran, acian, atau permukaan sangat menyerap.
  • Anda menggunakan perekat berbasis semen.

Primer akan membantu mencegah reaksi kimia negatif antara perekat dan substrat, serta mengatur penyerapan kelembapan, sehingga perekat bekerja optimal.



Teknik Pemasangan Keramik di Dinding Bercat




Pemasangan keramik di dinding bercat bukan hanya menantang karena permukaannya sudah dilapisi cat, tetapi juga karena bidang vertikal membutuhkan teknik khusus agar keramik dapat menempel kuat dan rapi. Oleh karena itu, prosesnya harus dilakukan dengan cermat sejak tahap awal hingga akhir. 

Berikut adalah tahapan teknik pemasangan yang direkomendasikan:

1. Menentukan Tata Letak dan Titik Awal Pemasangan


Langkah pertama adalah menentukan titik awal dan tata letak keramik di dinding. Proses ini diawali dengan mengukur dan menarik garis bantu vertikal dan horizontal di tengah bidang dinding menggunakan penggaris panjang atau waterpass. 

Tujuannya adalah untuk memastikan keramik terpasang simetris dari pusat ke arah tepi. Tata letak yang direncanakan sejak awal akan membantu menghindari potongan kecil yang tidak estetis di sisi-sisi dinding.

2. Simulasi Susunan dan Pola Keramik


Langkah kedua melibatkan simulasi pola susunan keramik sebelum perekat diaplikasikan. Biasanya, keramik disusun terlebih dahulu di lantai untuk memvisualisasikan bagaimana hasil akhirnya di dinding. Ini membantu menentukan apakah akan menggunakan pola horizontal lurus, zigzag, atau pola lain seperti subway. 

Dengan simulasi ini, kamu bisa memperkirakan ukuran potongan terakhir dan menghindari hasil yang terlihat tidak seimbang.

3. Aplikasi Mortar atau Perekat Keramik


Langkah ketiga adalah mencampurkan mortar (thin-set) sesuai instruksi pabrikan hingga teksturnya homogen. Setelah siap, aplikasikan mortar pada dinding menggunakan roskam. Gunakan sisi datar terlebih dahulu untuk meratakan adonan, lalu tarik dengan sisi bergerigi (notched trowel) agar tercipta alur perekat.

Alur ini memungkinkan keramik menempel lebih kuat pada dinding. Untuk keramik berukuran besar, sebaiknya gunakan teknik back buttering, yaitu mengoleskan mortar tipis juga di bagian belakang keramik sebelum ditempelkan.

4. Menempelkan Keramik ke Dinding


Langkah keempat adalah proses penempelan keramik. Dimulai dari bagian bawah dinding, keramik pertama diletakkan tepat di titik tengah sesuai garis bantu. Tekan keramik ke dinding sambil digeser sedikit untuk meratakan mortar di bagian belakangnya. Gunakan spacer untuk menjaga jarak nat antar keramik tetap konsisten. 

Lakukan pemeriksaan berkala menggunakan waterpass agar barisan tetap rata secara horizontal maupun vertikal. Proses ini diulang hingga seluruh bidang tertutup.

5. Pemotongan Keramik di Area Tepi dan Khusus


Langkah kelima melibatkan pemotongan keramik yang diperlukan untuk menyesuaikan area seperti ujung dinding, sudut, atau sekitar sakelar dan pipa. 

Alat potong yang digunakan bisa berupa tile cutter manual, tile nipper, atau gerinda dengan mata potong keramik. Penting untuk mengukur dengan teliti sebelum memotong agar potongan terlihat presisi dan menyatu dengan pola utama.

6. Proses Pengeringan Setelah Pemasangan


Langkah keenam adalah membiarkan seluruh pemasangan mengering secara alami selama minimal 24 jam. Hindari menyentuh atau menekan keramik selama masa ini agar mortar mengeras sempurna dan menghasilkan daya lekat yang maksimal.

7. Pengisian Nat (Grouting)


Langkah ketujuh dilakukan setelah keramik terpasang kuat. Lepaskan semua spacer, lalu bersihkan celah nat dari sisa mortar. Campurkan grout hingga siap pakai, lalu aplikasikan dengan kape karet secara diagonal agar adukan masuk sempurna ke setiap celah antar keramik. 

Setelah grout mengisi seluruh nat, bersihkan permukaan keramik menggunakan spons basah. Biarkan nat mengering sesuai waktu yang disarankan sebelum proses finishing selanjutnya.

8. Pembersihan Akhir dan Pelapisan Sealant


Langkah terakhir adalah pembersihan sisa grout dan pelapisan sealant. Gunakan kain microfiber kering untuk mengangkat residu grout yang tertinggal di permukaan keramik. 

Pada area lembap seperti dapur atau kamar mandi, aplikasikan sealant pada nat agar lebih tahan terhadap air dan noda. Ini juga membantu mencegah pertumbuhan jamur dan menjaga kebersihan jangka panjang.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini secara sistematis dan hati-hati, hasil akhir pemasangan keramik di dinding bercat akan terlihat rapi, kuat, dan tahan lama. 


Tips Tambahan – Cat Gloss vs Emulsi

Salah satu faktor yang sangat memengaruhi keberhasilan pemasangan keramik di dinding bercat adalah jenis cat yang digunakan sebelumnya. Tidak semua cat memiliki karakteristik yang sama terhadap daya rekat mortar atau lem keramik. 

Dua jenis cat yang paling umum digunakan di rumah tinggal adalah cat emulsi (emulsion paint) dan cat gloss (gloss paint) — dan keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dari segi tekstur, porositas, serta respon terhadap perekat keramik.

Cat Emulsi: Permukaan Lebih Mudah Ditembus Perekat


Cat emulsi adalah jenis cat berbasis air (water-based) yang umum digunakan di permukaan interior rumah seperti kamar tidur, ruang tamu, atau lorong. Karakteristik utamanya adalah memiliki permukaan yang relatif lebih "bernapas" dan cenderung sedikit lebih kasar. Walau tetap memiliki lapisan pelindung, cat ini lebih mudah diamplas dan dirusak permukaannya agar mortar dapat mencengkeram lebih baik.

Dalam konteks pemasangan keramik, dinding dengan lapisan cat emulsi jauh lebih ideal karena hanya memerlukan pengamplasan atau penggoresan ringan agar daya lekat mortar meningkat. Permukaannya tidak terlalu licin sehingga tak menjadi penghalang besar bagi adhesi.

Cat Gloss: Tantangan pada Permukaan Licin dan Kedap


Berbeda dengan cat emulsi, cat gloss (sering juga disebut cat minyak atau cat enamel) memiliki hasil akhir yang mengkilap dan sangat halus. Lapisan gloss didesain untuk tahan terhadap air dan kotoran, yang membuatnya cocok untuk area dapur, kamar mandi, atau dinding yang rentan terhadap kelembapan. Namun keunggulan ini menjadi masalah dalam konteks pemasangan keramik.

Permukaan gloss yang licin dan kedap membuat mortar atau lem keramik sulit menempel secara maksimal. Bahkan setelah proses pengamplasan, lapisan gloss seringkali tetap menyisakan permukaan yang terlalu halus. Dalam kasus seperti ini, hanya pengamplasan agresif atau penggunaan primer perekat khusus yang dapat membantu menciptakan permukaan yang layak untuk pemasangan.

Mana yang Lebih Aman untuk Dipasang Keramik?


Secara teknis, cat emulsi lebih bersahabat untuk dipasangi keramik karena daya cengkeram mortar akan lebih baik setelah proses pengamplasan. Namun, jika permukaan dinding telah dicat menggunakan cat gloss, bukan berarti tidak bisa dipasang keramik — hanya saja dibutuhkan usaha tambahan. Mulai dari pengamplasan menyeluruh dengan grit kasar, hingga penggunaan bonding agent atau primer khusus yang dirancang untuk memperkuat ikatan antara mortar dan dinding.

Rekomendasi Profesional


Jika kamu tidak yakin jenis cat apa yang digunakan di dinding rumahmu, kamu bisa mencoba tes sederhana: basahi sedikit bagian dinding lalu gosok dengan kain. Bila cat memudar atau luntur, kemungkinan itu cat emulsi berbasis air. Sebaliknya, cat gloss biasanya tidak terpengaruh air dan akan terasa sangat licin saat disentuh.

Dalam proyek renovasi skala besar atau area yang cukup luas, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan aplikator profesional agar bisa menilai kondisi cat secara tepat dan memilih metode pemasangan yang paling aman.

Alternatif Jika Tidak Ingin Bongkar Cat


Meskipun teknik standar untuk memasang keramik di dinding bercat mengharuskan permukaan diamplas atau dikupas terlebih dahulu, tidak semua orang merasa nyaman dengan proses ini. 

Alasan utamanya beragam: tidak ingin merusak lapisan cat yang masih bagus, menghindari debu dan kekacauan, atau mempertahankan nilai estetika dinding jika proyek hanya bersifat sementara. 

Untungnya, ada beberapa alternatif teknis yang bisa dipertimbangkan apabila kamu tidak ingin membongkar atau merusak cat dinding secara langsung.

1. Menggunakan Primer Perekat Khusus


Salah satu solusi paling efektif adalah mengaplikasikan bonding primer atau primer khusus perekat di atas permukaan dinding yang masih bercat. Produk ini berfungsi menciptakan lapisan antara cat dan mortar yang bisa memberikan daya rekat tambahan.

Primer seperti ini umumnya digunakan dalam pekerjaan tile-on-tile atau tile-on-glass, dan dapat bekerja cukup baik di permukaan cat emulsi maupun gloss, selama kondisi dinding bersih dan kering.

Langkahnya cukup sederhana: bersihkan dinding dari debu dan minyak, aplikasikan bonding primer menggunakan roller atau kuas, lalu diamkan hingga kering sesuai petunjuk. Setelah itu, proses pemasangan keramik bisa langsung dilakukan tanpa perlu mengamplas permukaan cat secara agresif.

2. Pemasangan Panel Backer Board Tipis


Alternatif lain yang bersifat non-destruktif adalah dengan menambahkan papan backer board (seperti papan semen tipis atau papan khusus keramik) di atas dinding bercat. 

Metode ini memang memerlukan pemasangan sekrup dan pengisi celah, tetapi tidak mengganggu lapisan cat secara langsung dan bisa menjadi solusi ideal jika kamu menginginkan permukaan substrat yang benar-benar stabil dan rata.

Backer board juga sangat direkomendasikan untuk area basah seperti kamar mandi atau backsplash dapur, di mana daya tahan terhadap kelembapan sangat penting. 

Setelah papan terpasang, kamu bisa memasang keramik seperti biasa tanpa khawatir daya lekat mortar terhadap cat.

3. Memanfaatkan Lem Keramik Berbasis Resin


Beberapa jenis adhesive keramik berbasis resin industri telah dirancang khusus untuk menempel kuat di berbagai jenis permukaan, termasuk cat yang sudah ada. Produk seperti ini biasanya lebih mahal dibandingkan mortar biasa, namun sangat berguna untuk proyek dengan kondisi permukaan yang sulit atau ketika kamu tidak ingin melakukan banyak persiapan pada substrat. 

Pastikan untuk menggunakan produk yang telah diuji dan memiliki daya lekat tinggi di permukaan non-poros.


4. Menggunakan Sistem Mounting Prefabrikasi


Untuk penggunaan jangka pendek atau proyek renovasi ringan, kamu juga bisa mempertimbangkan sistem mounting prefab seperti panel vinyl tile atau sistem keramik ringan yang bisa ditempel menggunakan double tape industri. 

Metode ini sangat minim kerusakan, bisa dilepas kembali, dan cocok untuk keperluan estetika atau eksperimen desain interior. Tentu saja, daya tahannya tidak bisa disamakan dengan pemasangan permanen menggunakan mortar, namun cukup efektif untuk kebutuhan temporer.


0 Response to "Panduan Lengkap Memasang Keramik di Dinding Bercat: Teknik, Tantangan, dan Tips Profesional"

Posting Komentar