Pengertian dan Tipe Mill Certificate: Bedanya dengan SNI

Untuk menjaga kualitas konstruksi maka hal awal yang harus dipikirkan oleh pemilik adalah kualitas bahan material yang digunakan. Salah satu material konstruksi yang penting dan banyak digunakan adalah besi. Besi memiliki fungsi sebagai rangka atau tulangan bangunan sehingga kehadirannya sangat berpengaruh terhadap kokoh dan kuatnya sebuah bangunan. 

Oleh karenanya, saat memilih material besi diperlukan untuk memastikan jika besi tersebut terjamin kualitasnya. Satu hal yang bisa kita teliti saat membeli sebagai orang awam adalah besi tersebut haruslah sudah mengantongi sertifikat yang menyatakan berkualitas dan layak pakai. Seperti misalnya, sudah memiliki mill certificate dan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Jika SNI mungkin temen-temen sudah tidak asing lagi, lalu bagaimana dengan mill test certificate? Apa itu mill certificate? Simak penjelasannya di bawah ini ya.






Apa itu Mill Certificate? Berikut Ini Tipenya


Mill test certificate atau biasa disebut mill test certificate saja adalah dokumen sertifikasi menjamin kualitas produk dalam industri logam yang dikeluarkan oleh produsen itu sendiri. 

Fungsi sertifikat ini adalah untuk mengesahkan sifat fisik dan kimia suatu bahan yang akhirnya terbentuk suatu logam untuk kebutuhan konstruksi. 

Di dalam mill certificate tersebut, akan dinyatakan jikalau produk berbahan logam tersebut diproduksi sesuai standar organisasi internasional tertentu, misalnya American Society of Mechanical Engineer (ASME) dan American Standard Testing and Material (ASTM).



Berdasarkan standar BS EN 10204, mill certificate memiliki beberapa jenis inspection certificate yaitu.


1. Declaration of compliance with the order


Inspection certificate ini dikenal dengan sertifikat tipe 2.1 yang di dalamnya memuat informasi terkait jenis logam. Mulai dari bentuk logam apakah pipa, siku, plat, CNP, UNP, dan seterusnya. Selain itu, juga memberikan informasi terkait dimensi, jumlah, dan berat produk logam tersebut.


2. Test report


Selanjutnya adalah dikenal inspection certificate tipe 2.2. Di dalam sertifikat ini akan diejlaskaan mengenai komposisi kimia, tes hidrostatis, dan nomor heat. Tak hanya itu, untuk meyakinkan pasar atau konsumen juga dijelaskan mengenai kekuatan yield, kekuatan tensile, dan elongation.


3. Inspection certificate


Yang terakhir adalah tipe 3.1 yang memuat sertifikat inspeksi dengan diikuti tipe 3.2 yang berisi statement of compliance with the order. Dokumen hasil ini akan menampilkan indikasi secara lebih spesifik. 

Produsen dapat menampilkan hasil inspeksi sesuai kebutuhan pelanggan. Nah, jika pelanggan meminta kepada produsen untuk menguji beberapa tes seperti hardness test, z-test, dan impact test, maka pelanggan wajib membayar biaya tambahan atas layanan tersebut.



Mill Certificate Apakah Sudah Cukup? Tidak, Produk Besi Haruslah Ber-SNI


Karena mill test certificate ini dikeluarkan dari pihak internal rasanya tidak fair jika penilaian kualitas produk logam hanya dari satu pihak tersebut. Maka dari itu, kita sebagai konsumen juga penting untuk mempertanyakan apakah suatu produk besi tersebut sudah ber SNI ataukah belum.

Nah, berikut ini kita dapat mengetahui suatu produk besi melalui kriteria-kriteria besi SNI, yaitu:

1. Label atau marking




Kriteria pertama yang bisa dilihat apakah produk tersebut sudah ber SNI ataukah belum adalah dengan melihat label atau marking tulisan SNI. Biasanya marking tersebut berupa gambar timbul atau huruf. Selain tulisan SNI biasanya juga akan disertakan label nama produsen dan profil diameter produk besi tersebut.

Tak hanya itu, produk besi juga menampilkan label informasi terkait nomor seri, nomor heat, dan tanggal.


2. Kekuatan


Masing-masing besi memiliki standar kekuatan tertentu yang bisa kita lihat melalui kelas SNI. Sebagai contohnya, besi baja berulir memiliki kekuatan dengan tingkatan berbeda, mulai dari BJTS 30, 35, sampai 40. Sedangkan baja polos dengan SNI atau besi BJTP mempunyai kekuatan BJTP 24.


3. Warna sesuai kelas


Kriteria SNI pada produk besi selanjutnya adalah pada pelabelan warna yang harus sesuai kelas besi. Meskipun kebijakan ini kadang bergantung pada produsen, namun untuk keamanan Anda perlu memperhatikannya juga.

Sebagai contoh, kode warna besi baja BJTP 24 biasanya akan diwarnai hitam, sedangkan biru untuk besi baja kelas 30, dan merah untuk besi baja BJTP 35.


4. Dimensi


Produk besi ber SNI yang beredar di pasaran tentu harus memiliki standar dimensi. Karena bagaimana pun, dimensi dari sebuah produk besi tersebut dapat berpengaruh terhadap kekuatan sebuah bangunan nantinya. Mungkin saja ukuran dimensi besi tidak sama pada jenis besi yang sama, namun biasnaya masih dalam batas toleransi maksimal yang ditetapkan oleh BSN, yaitu selisih 1% dari ukuran asli.


Itulah ulasan mengenai apa itu mill certificate. Kekuatan dan ketahanan konstruksi bangunan merupakan hal wajib yang perlu diperhatikan. Penggunaan besi tidak bisa ditawar lebih rendah kualitasnya karena faktor keamanan tetaplah yang utama.

0 Response to "Pengertian dan Tipe Mill Certificate: Bedanya dengan SNI"

Post a Comment