Penyebab Permukiman Kumuh: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Cara Mengatasinya

Keberadaan permukiman kumuh adalah masalah serius yang harus segera diatasi. Tanpa adanya upaya dari pemerintah dan masyarakat setempat, permukiman tersebut akan tetap ada dan bahkan bisa jadi semakin banyak. Untuk mengatasinya, diperlukan identifikasi penyebab permukiman kumuh.

Saat ini dengan mudah kita dapat menjumpai kawasan permukiman kumuh, terutama di pinggiran perkotaan dan di bantaran sungai. Salah satu penyebab timbulnya permukimaan kumuh  adalah penggunaan lahan yang dilakukan secara sembarangan dan semrawut untuk pendirian bangunan.





Apa itu Permukiman Kumuh?


Permukiman Kumuh adalah suatu wilayah yang dijadikan oleh sekompok orang untuk menjadi tempat  bermukim, dengan kondisi yang tidak layak huni karena ketidakteraturan dan kualitas bangunan yang semerawut.

Permukiman kumuh identitik dengan lingkungan yang kotor, tidak sehat, padat penduduk, dan tidak tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Gambaran secara umum terhadap permukiman kumuh adalah penduduk miskin yang tinggal di lorong-lorong yang kotor, di bantaran sungai, dekat dengan pencomberan, atau hidup di hunian liar karena berada di tanah negara.

Baca juga: Inilah Penyebab Kemiskinan, Masalah Utama Pembangunan di Indonesia


Ciri-Ciri Permukiman Kumuh



Karakteristik dari permukiman kumuh sebagai berikut:

  1. Kondisi fisik lingkungan yang tidak/kurang memenuhi standar teknis dan kesehatan, yaitu tidak tersedianya sarana, prasarana, dan fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK). Walaupun ada, kondisinya tidak cukup memadai.
  2. Kualitas bangunan yang sangat buruk serta bahan-bahan bangunan yang digunakan adalah bahan-bahan bangunan yang bersifat semi permanen.
  3. Tidak tersedianya akses aman air minum sehingga kebutuhan air minum minimal setiap individu yang tinggal di lingkungan tersebut tidak terpenuhi dengan baik.
  4. Tidak memiliki sistem drainase yang baik (tidak terhubung dengan sistem drainase perkotaan)  sehingga mudah sekali ditemukan genangan yang membuat kumuh lingkungan tersebut.
  5. Tidak tersedianya sistem pengelolaan air limbah yang sesuai dengan standar teknis yang berlaku.
  6. Tidak adanya pengelolaan sampah yang sesuai dengan standar.
  7. Kepadatan bangunan dengan KDB yang besar, dengan tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi ( lebih dari 500 jiwa per ha ) yang tidak sesuai dengan ketentuan rencana tata ruang. 
  8. Sebagian besar penghuni pemukiman kumuh adalah orang-orang yang bekerja di sektor informal.


Penyebab Permukiman kumuh



Faktor penyebab yang dapat memengaruhi turunnya kualitas permukiman hingga akhirnya menjadia suatu permukiman kumuh adalah sebagai berikut:

1. Tingkat ekonomi masyarakat di suatu wilayah tersebut yang masih rendah; 

2. Tidak adanya dukungan dari lingkungan fisik, biologi, sosial dan budaya setempat terhadap perkembangan kemajuan teknologi sehingga menyebabkan wilayah tersebut masih terbelakang;

3. Belum konsistennya kebijaksanaan pemerintah dalam tata guna lahan dan program pembangunan perumahan untuk rakyat.

4. Adanya urbanisasi dari masyarakat desa ke kota, yang mana tidak sedikit dari mereka tidak dibekali dengan keahlian untuk dapat bertahan dengan kerasnya kehidupan di kota sehingga terpaksa tinggal di permukiman yang tidak layak huni.


Baca juga: Dampak Positif dan Negatif Urbanisasi dan Upaya Mengatasinya

Selain itu faktor penyebab permukiman kumuh dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Faktor yang bersifat langsung

Faktor-faktor yang bersifat langsung adalah faktor fisik yang menjadi penyebab timbulnya permukiman kumuh (kondisi perumahan dan sanitasi lingkungan). Faktor penyebab tersebut meliputi kondisi bangunan rumah yang buruk, status kepemilikan lahan (biasanya tanah milik negara), kepadatan bangunan dengan kondisi yang semerawut, dan koefisien dasar bangunan (KDB) yang melibihi daripada yang diizinkan. 

Faktor sanitasi lingkungan yang menyebabkan permukiman tersebut dinilai kumuh adalah kondisi air bersih, mandi cuci kakus (MCK) yang tidak memadai; tidak adanya pengelolaan sampah' dan tidak tersedianya sistem pengelolaan air limbah rumah tangga. Selain itu, kondisi jalan yang buruk sepanjang menuju wilayah permukiman tersebut dengan tanpa adanya sistem drainase.

2. Faktor yang bersifat tidak langsung

Faktor-faktor yang bersifat tidak langsung adalah penyebab permukiman kumum yang secara langsung tidak berhubungan dengan kekumuhan, tetapi faktor-faktor ini berdampak terhadap faktor lain yang terbukti menyebabkan kekumuhan. 

Faktor-faktor penyebab permukiman kumuh tersebut disebabkan ekonomi masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan, dan faktor sosial dan budaya masyarakat setempat yang sulit untuk diajak berkembang.



Cara Mengatasi Permasalahan Permukiman Kumuh


Kondisi permukiman kumuh bisa dikatakan sebagai wilayah perumahan marginal, yang tidak memenuhi standar teknis dan kesehatan. Sampai saat ini sejatinya baik pemerintah maupun masyarakat setempat tidak bersifat pasif terhadap lingkungan permukimannya. 

Nah, agar permasalahan ini segera teratasi maka berikut ini adalah strategi untuk memutus penyebab permukiman kumuh tersebut, yaitu:

1. Penghuni secara sadar mencoba untuk keluar dari belenggu kemiskinan. Kemudian, mereka berpindah ke tempat yang lebih layak untuk dijadikan sebagai tempat bermukim.

2. Pemerintah membuat kebijakan tata guna lahan dan membuat program pembangunan perumahan bersubsidi untuk rakyat kurang mampu.

3. Pemerintah memperbanyak bangunan rusunawa agar masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh dapat pindah dengan biaya sewa yang terjangkau.


Dengan isu penyebab permukiman kumuh tersebut, maka akan lebih mudah dilakukan pemetaan sebagai bentuk upaya untuk mengatasinya. Harapannya kedepan masyarakat dapat mengakses permukiman yang sehat, nyaman dan layak huni yang semestinya menjadi hak setiap warga negara Indonesia. 

Ketika isu penyebab permukiman kumuh terus muncul, masyarakat akan dihadapkan pada kondisi yang serba terbatas. Dan akibatnya warga yang berada di jurang kemiskinan tersebut akan kesulitan mengubah keadaannya sendiri, dan bahkan keadaan anak-anaknya yang tinggal di kawasan permukiman kumuh bukan atas kehendaknya. 

0 Response to "Penyebab Permukiman Kumuh: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Cara Mengatasinya"

Post a Comment