Cara Menggunakan Life Cycle Assessment (LCA), Tujuan, dan Contohnya

Saat ini, dampak kerusakan lingkungan semakin terasa. Oleh karenanya, sejak beberapa tahun lalu, dunia mendorong perusahaan atau pelaku industri untuk mempraktikkan sustainable business practice. Akibatnya, mereka berlomba menerapkan cara menggunakan life cycle assessment.

Dengan menerapkan life cycle assessment (LCA) perusahaan dapat mengetahui seberapa besar emisi yang dihasilkan dalam memproduksi setiap produk barangnya. Selanjutnya, mereka dapat mencantumkannya pada kemasan produk sehingga konsumen juga mengetahuinya.



Apa itu Life Cycle Assessment?


Life cycle assessment adalah metodologi yang dipakai untuk mengukur dampak lingkungan dari semua tahapan siklus hidup suatu produk atau layanan. Konsep metodologi ini didasarkan pada pendapat bahwa sebuah sistem industri memiliki kaitan erat dengan lingkungan tempatnya berada.

LCA juga dapat diartikan sebagai pendekatan guna mengukur dampak lingkungan yang diakibatkan oleh produk, mulai dari perolehan bahan mentah, proses produksi, penggunaan konsumen, hingga pengolahan limbahnya. Sehingga, metodologi ini bisa dibilang sebagai sustainability metrics.

Penerapan LCA membantu perusahaan manufacturing maupun penyedia jasa untuk mengevaluasi emisi yang dikeluarkan selama siklus hidup produk atau layanan mereka. Dengan demikian, mereka dapat menekan pengeluaran emisi jika ternyata nilai emisi yang dikeluarkan produknya tinggi.

Bagi konsumen, melihat hasil LCA pada kemasan produk yang mereka gunakan akan membantu mereka lebih aware tentang emisi yang dikeluarkan oleh produk tersebut. Akibatnya, mereka akan cenderung memilih produk atau layanan dengan emisi rendah.

Hal tersebut dapat memberi dampak positif bagi lingkungan yang signifikan. Sayangnya, pelaku industri di Indonesia belum menerapkan life cycle assessment secara luas. Padahal, produk-produk di Thailand dan Malaysia telah mencantumkan hasil kajian LCA di kemasan mereka sejak awal tahun 2000 an.

Tujuan dan Ruang Lingkup Life Cycle Assessment


Kajian life cycle assessment diterapkan untuk berbagai tujuan. Ruang lingkup penerapan LCA juga dapat diterapkan pada beberapa ruang lingkup sehingga pelaku industri dapat menyesuaikan kajian LCA terhadap kebutuhannya.


Tujuan Kajian LCA


Di bawah ini beberapa tujuan maupun manfaat dilakukannya kajian life cycle assessment.

  • LCA dilakukan untuk mengkaji dampak life cycle suatu produk terhadap lingkungan.
  • LCA diterapkan dengan tujuan untuk mengetahui konsumsi energi serta material selama proses produksi, jumlah dan jenis limbah, serta jumlah dan jenis emisi yang dihasilkan. 
  • LCA dilakukan untuk mengetahui posisi input maupun output bahan baku selama proses produksi dan daur hidup produk.
  • LCA diterapkan untuk membantu pelaku industri dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan proses perolehan bahan baku, proses produksi, distribusi, dan, bahkan, daur ulang suatu produk.
  • Penerapan LCA bertujuan untuk menginformasikan kepada konsumen dan pihak terkait tentang konsumsi energi dan bahan baku dalam proses produksi dan daur hidup produk.


Ruang Lingkup LCA




Cara menggunakan life cycle assessment harus diterapkan pada ruang lingkup tertentu. LCA dapat dilakukan pada 4 ruang lingkup atau batasan di bawah ini.


1. Gate to Grave

Dalam ruang lingkup ini, kajian LCA dimulai dari penggunaan setelah produksi hingga fase akhir daur hidup produk, yaitu daur ulang produk.


2. Gate to Gate

Ruang lingkup kajian LCA gate to gate adalah yang paling kecil. Kajian ini dikatakan sebagai kajian siklus paling pendek karena batasan ruang lingkupnya hanya proses produksi saja.


3. Cradle to Gate

Ruang lingkup dalam kajian LCA cradle to gate dimulai dari perolehan bahan baku hingga proses produksi.


4. Cradle to Grave

Kajian LCA cradle to grave merupakan kajian dengan ruang lingkup yang paling luas karena dimulai dari proses perolehan bahan baku hingga akhir daur hidup produk.


Tahapan dan Cara Menggunakan Life Cycle Assessment


Proses penerapan kajian life cycle assessment sudah diatur ISO (The International Standard of Organization) dalam ISO 14040 serta 14044. Cara melakukannya harus melewati 5 fase atau tahapan berikut ini.

1. Tahap Penentuan Tujuan dan Lingkup Kajian

Pada tahap pertama ini, praktisi kajian LCA akan menentukan tujuan dan lingkup kajian. Contoh tujuan kajian ini adalah pengurangan emisi, pencegahan pencemaran, dan perbandingan produk.

Baca juga: 6 Penyebab Pencemaran Tanah dan Cara Menanggulanginya

Penentuan lingkup kajian dilakukan dengan memilih 4 pilihan lingkup yang sebelumnya telah disebutkan. Sebagai contoh, pengkaji LCA produk jus buah menentukan ruang lingkup dari perolehan buah sampai proses produksi jus buah.

Selain itu, pada tahap ini, pengkaji juga menentukan unit fungsional produk yang dikaji, misalnya jus buah 500 ml. Metodologi dan klasifikasi data juga ditetapkan dengan jelas pada tahap ini. 

Tahap mendefinisikan tujuan dan lingkup kajian LCA tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa kajian dilakukan secara konsisten. Dengan demikian, hasil kajian dari apa yang dimodelkan hanya sedikit terdistorsi dari realitasnya.

2. Analisis Inventori


Dalam analisis ini terkandung satu set data serta perhitungan aliran energi dan bahan baku yang mengkuantifikasi input serta output dari life cycle produk yang dikaji. 

Dengan kata lain, data ini berkaitan dengan input dari lingkungan yang berupa bahan baku dan energi dan output daur hidup produk ke lingkungan yang berupa emisi dan limbah. Data yang digunakan tersebut dapat berupa data sekunder maupun data primer.

Baca juga: Mengenal Apa itu Limbah B3, Jenis, dan Cara Pengelolaannya

3. Penilaian Dampak


Pada fase ini, praktisi LCA akan mengidentifikasi besarnya emisi yang dikeluarkan oleh sistem ke lingkungan serta seberapa besar dampak yang diberikannya kepada lingkungan. 

Hal ini berarti bahwa data output pada fase sebelumnya akan dianalisis untuk diketahui dampaknya pada lingkungan. Contohnya, pabrik mie instan menghasilkan gas rumah kaca sebesar X, maka besaran tersebut akan dianalisis sehingga diketahui nilai dampaknya.

4. Interpretasi 


Pada tahap ini, kesimpulan yang dibuat oleh pengkaji akan diuji dan dievaluasi. Dengan demikian, hasil kajian benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

5. Penulisan Laporan


Hasil kajian perlu ditulis dengan jelas dan mudah dipahami dalam sebuah laporan. Sehingga, pihak terkait dapat menjadikannya sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.


Contoh Penerapan LCA dalam Dunia Industri




Penerapan kajian LCA dapat dilakukan di berbagai industri. Salah satunya adalah pada industri pembuatan tempe. Kajian LCA pada industri pembuatan tempe dapat dilakukan dalam ruang lingkup cradle to gate. Kajian dilakukan pada daur hidup 1 papan tempe.

Tujuan kajian ini adalah untuk menjadikan proses produksi tempe yang minim dampak negatif terhadap lingkungan dan minim emisi. Untuk menghasilkan tempe yang lebih ramah lingkungan, pengrajin dapat menggunakan biofuel dan mengemas tempe dengan menggunakan daun pisang.

Cara menggunakan life cycle assessment dapat dipelajari lebih jauh pada standar ISO yang sebelumnya telah ditetapkan. Singkatnya, penerapan kajian ini harus melewati lima tahap dalam ruang lingkup dan tujuan yang telah ditetapkan oleh pengkaji.


0 Response to "Cara Menggunakan Life Cycle Assessment (LCA), Tujuan, dan Contohnya"

Post a Comment