Apa itu Agregat Kasar? Ini Syarat SNI, Jenis, dan Contoh Hasil Jadinya

Dalam dunia konstruksi, berdasarkan ukuran butirnya agregat dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu agregat kasar dan agregat halus. Kedua jenis agregat tersebut digunakan dalam campuran beton yang dapat berupa agregat alam maupun buatan.

Kandungan agregat dalam campuran beton mengisi hampir 70 – 75% dari total volume beton dan berfungsi sebagai bahan penguat (strengter) serta pengisi (filler). Oleh karenanya, kontraktor harus memperhatikan betul-betul kualitas agregat yang akan digunakan. Bagaimanapun kualitas agregat dapat mempengaruhi kualitas beton itu sendiri. Dengan kualitas agregat yang bagus, beton dapat dikerjakan (workable), kuat, tahan lama, dan ekonomis.

Nah, di sini secara khusus akan dijelaskan apa itu agregat kasar, syarat disebut agregat kasar yang berkualitas, dan jenisnya.



Apa itu Agregat Kasar?

Coarse Aggregate atau agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi dari bebatuan alami  atau berupa batu pecah/belah yang dihasilkan dari industri pemecah batu, dengan bentuk ukurannya antara 4,76 mm — 150 mm. Agregat kasar ini dipakai secara bersama-sama dengan media pengikat untuk membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan. 

Agregat kasar ini menjadi komponen beton yang paling berperan dalam menentukan besarnya. Sama seperti halnya agregat halus, agregat kasar berdasarkan asalnya juga dibagi menjadi dua yaitu agregat alami yang diperoleh dari sumber alam dan agregat buatan yang diperoleh dari hasil industri pemecah batu.

Adapun contoh bahan jadi yang dihasilkan dari agregat kasar adalah beton, campuran beraspal, dan beton aspal.

Keunggulan agregat kasar dalam peranannya di dalam campuran beton adalah :

  1. Mampu menghemat penggunaan semen portland
  2. Menghasilkan kualitas beton yang besar
  3. Menghasilkan kekuatan pada beton terhadap gaya tekan
  4. Mmapu mengurangi adanya penyusutan pada pengerasan beton
  5. Dihasilkan beton yang padat melalui gradasi agregat kasar yang berkualitas baik


Syarat dan Ketentuan Agregat Kasar


Berdasarkan SK SNI S-04-1989-F tentang Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A, agregat kasar harus memenuhi persyaratan dan ketentuan seperti berikut ini:

  1. Butiran agregat kasar harus bertekstur keras dan tidak berpori, indeks kekerasan < 5%.
  2. Agraget kasar harus bersifat kuat, tidak mudah pecah atau hancur. Ketika diuji dengan larutan garam Natrium Sulfat bagian yang hancur tidak boleh lebih dari 12%-nya, jika diuji dengan garam Magnesium Sulfat bagian yang hancur pada agregat kasar tidak boleh lebih dari18%. 
  3. Agregat kasar tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan 0,06) lebih dari 1% dalam berat keringnya, jika melampuai 1% maka harus dicuci.
  4. Agregat kasar ini tidak boleh mengandung zat relatif alkali yang dapat merusak beton.
  5. Butiran agregat kasar yang pipih dan panjang tidak boleh lebih dari 20% dari berat agregat seluruhnya. 
  6. Modulus halus butir atau angka kehalusan (fineness modulus) pada agregat kasar berkisar antara 6 – 7,1 dan dengan variasi butir sesuai standar gradasi.
  7. Ukuran butir agregat kasar maksimalnya tidak boleh melebihi dari 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping cetakan, 3/4 jarak bersih antar tulangan atau berkas tulangan, dan 1/3 tebal pelat beton.


Jenis-Jenis Agregat Kasar

Jenis agregat kasar yang umum adalah:

  1. Batu pecah alami, yaitu agregat kasar yang diperoleh dari batuan cadas atau batu pecah alami yang digali.
  2. Kerikil alami, yaitu agregat kasar berupa kerikil yang diperoleh dari proses pengikisan tepi maupun dasar sungai oleh air sungai yang mengalir secara alami.
  3. Agregat kasar buatan, yaitu agregat yang diperoleh dari hasil buatan berupa slag atau shale yang biasa digunakan untuk beton berbobot ringan.
  4. Agregat yang digunakan untuk pelindung nuklir, yaitu agregat kasar dengan bobot yang berat dan dapat berupa baja pecah, magnatit, limonit, dan barit.

Sementara itu berdasarkan ketentuan SNI agregat kasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu agregat kasar tak dipecah dan agregat kasar dipecahkan. Perbedaan kedua agregat kasar tersebut terdapat pada bentuk dan tekstur permukaannya yang mna dapat mempengaruhi keadaan campuran beton.

Berikut ini ulasan lengkapnya mengenai agraget kasar tak dipecah dan agregat kasa dipecahkan:


1. Agregat Kasar Tak Dipecah

Agregat kasar tak dipecahkan merupakan agregat alami berupa batu kerikil alami yang banyak ditemukan di daerah pegunungan, endapan aliran sungai dan juga pesisir pantai. Bentuk agregat kasar ini dipengaruhi oleh proses geologi batuan.

Kesesuaian kerikil yang dapat digunakan sebagai bahan agregat kasar pada campuran beton tergantung pada beberapa sifat, yaitu meliputi bentuk partikel, distribusi ukuran butiran, tekstur permukaan, dan waktu proses pelapukannya. 

Batu kerikil dengan bentuk butiran bulat adalah yang terbaik untuk kelecakan beton (workable) sehingga memudahkan ketika diaduk, diangkut, dituang, dan dipadatkan. Bentuk batu kerikil yang cenderung bulat dikarenakan gesekan oleh air sepenuhnya, sehingga memiliki permukaan yang halus dan licin. 

Sementara itu bentuk batu kerikil yang pipih dan memanjang kurang baik karena tidak workable sehingga sulit untuk dipadatkan. Dalam pembuatan campuran betin, bentuk batu kerikil yang dikehendaki adalah bentuk yang tidak pipih.


Nah, berikut ini adalah klasifikasi bentuk pada agregat kasar yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini:






Agregat kasar tak dipecah (kerikil) ini mudah didapatkan dan harganya masih sangat terjangkau sehingga masih menjadi pilihan bagi banyak konsumen, termasuk perusahaan konstruksi.


2. Agregat Kasar Dipecahkan

Agregat kasar dipecahkan artinya agregat yang diperoleh dengan cara menggunakan mesin pemecah batu (stone crusher) melalui hasil residu terak tanur tinggi, pecahan beton, extended shale, expanded slag, dan lain sebagainya. 


Bentuk dari jenis agregat kasar ini cenderung berbentuk angular dan bersudut, contohnya seperti batu pecah atau split. Dengan bentuk seperti itu, maka permukaan beton akan menjadi lebih besar dan juga memiliki kekuatan yang tinggi. 

Agregat kasar dengan bentuk bersudut ini cocok digunakan untuk campuran beton yang menekankan pada kekuatan, khususnya untuk kebutuhan struktur yang menekankan pada kekuatan antar ikatan agregatnya baik (kuat). Selain itu, agregat ini juga cocok digunakan untuk bahan lapis perkerasan (rigid pavement) jalan.


Menurut SNI 03-2834-2000 dijelaskan bahwa kekuatan yang dihasilkan dari bentuk jenis agregat kasar dipecahkan ini lebih tinggi dibanding agregat kasar tak dipecah. 

Agregat kasar dipecahkan memiliki tekstur permukaan butir yang kasar sehingga menghasilkan lekatan yang baik dalam campuran beton dan mudah untuk dikerjakan. Jenis agregat kasar ini sering ditemykan pada berbagai jenis pekerjaan konstruksi, terutama untuk pekerjaan struktur yang meliputi pekerjaan pondasi, sloof, kolom, balok, pelat, dan kerangka atap.

0 Response to "Apa itu Agregat Kasar? Ini Syarat SNI, Jenis, dan Contoh Hasil Jadinya"

Post a Comment