Pengertian Biaya Implisit, Perbedaannya dengan Biaya Eksplisit dan Contohnya

Seluk beluk ilmu akuntansi memang begitu luas. Salah satu yang paling banyak dibahas mengenai biaya eksplisit dan biaya implisit. Kedua biaya ini perlu dihitung dengan benar sehingga bisa mendapatkan informasi apakah perusahaan sudah memperoleh keuntungan atau belum. 

Biaya implisit seperti ini diperoleh berdasarkan pembayaran. Apakah pembayaran dilakukan karena faktor-faktor dari luar perusahaan atau justru sebaliknya. Keduanya jelas berbeda sehingga ketika melakukan perhitungan jangan sampai melakukan kekeliruan. 



Biaya Implisit, Perbedaannya dengan Biaya Eksplisit dan Cara Menghitungnya 

Biaya eksplisit dan implisit memiliki pengertian tersendiri. Keduanya berbeda bahkan dari perolehan atau penggunaannya. Khususnya bagi perusahaan yang ingin mengecek apakah ada perolehan keuntungan atau belum maka perlu memahami lebih detail tentang biaya ini dan bagaimana perhitungannya. 

1. Pengertian Biaya Implisit

Implicit cost atau biaya implisit adalah besaran biaya peluang ketika menggunakan sumber daya internal dari perusahaan yang tidak disampaikan di dalam laporan keuangan. Umumnya akan disampaikan dengan laporan terpisah. 

Seringkali biaya ini merupakan sumber daya yang mana dikontribusikan dari pemilik perusahaan atau perseorangan seperti bangunan yang dipakai untuk melakukan aktivitas bisnis. Di samping itu, biaya ini juga mencakup biaya yang tersirat. 

Apabila tidak, maka perusahaan dapat menggunakan sumber daya ini guna menghasilkan perolehan pendapatan. Biaya implisit ini mengacu kepada biaya peluang yang dihasilkan perusahaan saat sumber daya internalnya dipakai untuk suatu proyek. 

Proyek tersebut tidak memberikan penawaran kompensasi guna sumber daya yang dipakai. Skenario biaya implisit adalah saat perusahaan memutuskan guna memakai sumber daya ketimbang menyewakannya atau menjualnya. 

2. Perbedaan Biaya Eksplisit dan Biaya Implisit 

Terdapat perbedaan yang mencolok antara biaya eksplisit dan implisit. Perbedaan tersebut benar-benar perlu dicermati sehingga bisa memberikan gambaran yang baik dalam kajian ilmu akuntansi. Perbedaan antara biaya eksplisit dan biaya implisit adalah:


Biaya Implisit

Biaya Eksplisit

Disebut sebagai biaya imputasi.

Disebut sebagai biaya out of pocket.

Dikeluarkan ketika perusahaan memakai sumber daya perusahaan maupun pemiliknya. Nominalnya belum bisa diketahui.

Dikeluarkan ketika perusahaan perlu membayar guna pemanfaatan terhadap faktor-faktor produksi. Nominalnya sudah pasti diketahui.

Sukar dipastikan berapa besarannya.

Bisa dengan mudah dipastikan berapa banyak jumlahnya.

Pengukuran biaya ini bersifat subyektif disebabkan karena proses terjadinya secara tidak langsung.

Pengukurannya bersifat obyektif disebabkan karena pembiayaannya benar-benar terjadi.

Hanya membantu untuk perhitungan laba atau keuntungan ekonomi saja.

Membantu di dalam perhitungan laba atau keuntungan akuntansi serta ekonomi.

Tidak dicatat maupun dilaporkan kepada pihak manajemen perusahaan.

Dicatat serta dilaporkan kepada pihak manajemen perusahaan.


3. Cara Menghitungnya 

Untuk dapat mengetahui berapa total besaran biaya implisit, maka sebaiknya pahami terlebih dahulu bagaimana cara perhitungannya. Misalnya, sebuah perusahaan mempunyai gedung sendiri guna melakukan kegiatan produksi maupun operasi lainnya.

Kemudian, perusahaan tersebut memilih untuk menggunakannya sendiri dibandingkan dengan menyewakannya. Untuk melakukan perhitungan keuntungan ekonomi aktual maka laba bersih perusahaan – biaya peluang jika gedung disewakan ke pihak lainnya. 

Karena perusahaan menggunakan sumber daya tersebut sendiri, maka perusahaan nantinya tidak akan mendapatkan pendapatan dari aset gedung tersebut. Dengan demikian, perusahaan tidak bisa melaporkannya sebagai biaya eksplisit melainkan harus kehilangan peluang dengan nominal tertentu. 

Contoh Studi Kasus Biaya Implisit


Guna memperjelas pengetahuan tentang seperti apa implicit cost, maka sebaiknya cermati terlebih dahulu seperti apa sebenarnya contoh studi kasusnya. Beberapa contoh dari studi kasus tentang biaya implisit adalah seperti berikut.

1. Contoh Pertama 

PT. Indobuana Motorraya mempunyai gedung sendiri yang digunakan untuk melakukan berbagai macam kegiatan produksi dan operasional bisnisnya. Jika disewakan sebenarnya perusahaan tersebut dapat menghasilkan laba bulanan sebesar Rp.50.000.000,00. 

Sementara itu, laba bersih perusahaan yang didapatkan adalah Rp.700.000.000,00. Untuk menghitung besaran keuntungan ekonomi aktual adalah dengan mengurangi laba bersih dengan penghasilan laba bulanan dari penyewaan gedung. 

Akan tetapi, kerana PT. Indobuana Motorraya lebih memilih untuk menggunakan gedungnya guna keperluan sendiri maka perusahaan tersebut harus rela kehilangan keuntungan potensi sekitar Rp.50.000.000,00 setiap bulannya. Itulah yang disebut sebagai implicit cost. 

2. Contoh Kedua 

Pada suatu hari Dava berdiskusi dengan ayahnya di ruang tamu. Kemudian, ayahnya memberikan Dava sejumlah uang dengan nominal cukup fantastis. Besaran nominal uang tersebut berjumlah sebanyak Rp.200.000.000,00. 

Dava ingin mengalokasikan uangnya sejumlah Rp.200.000.000,00. Uang tersebut semula bisa dipakai guna memulai bisnis baru. Uang tersebut berpotensi untuk memperoleh pendapatan hingga Rp.20.000.000,00 per tahunnya apabila Dava menyimpannya sebagai deposit di bank. 

Dari contoh kasus Dava tersebut, maka yang menjadi biaya implisit adalah besaran uang Rp.20.000.000,00 per tahun tersebut. Besaran nominal tersebut merupakan besaran uang yang bisa menjadi peluang untuk mendapatkan besaran dana lainnya. 

3. Contoh Ketiga 

Ada sebuah perusahaan baru yang berdiri di Jakarta Selatan. Perusahaan yang bernama PT. Murni Solusi Utama tersebut menginvestasikan sejumlah uang dengan nominal cukup besar. Jumlahnya adalah Rp.100.000.000,00 untuk bisnis tertentu sehingga kemungkinan bisa memperoleh keuntungan lainnya.

Keuntungan yang diharapkan mencapai Rp.50.000.000,00 untuk setiap tahunnya. Akan tetapi, untuk memperoleh keuntungan tersebut maka PT. Murni Solusi Utama perlu melepaskan bunga yang bisa diperoleh dari jumlah tersebut ke pihak bank.

Misalnya, perusahan perlu melepaskan 12% bunga tahunan, maka perusahaan tersebut akan menghasilkan uang senilai Rp.12.000.000,00. Uang tersebut mewakili impicit cost dari investasi jumlah uang tersebut di tempat lainnya.

Biaya implisit merupakan biaya yang dapat diukur secara akurat guna tujuan akuntansi perusahaan tertentu. Pengukuran biaya ini tentu sangat membantu pihak manajer guna membuat keputusan yang baik dan efektif bagi perusahaan tersebut. 

0 Response to "Pengertian Biaya Implisit, Perbedaannya dengan Biaya Eksplisit dan Contohnya"

Post a Comment