Mengenal Sistem dan Unsur Runway (Landasan Pacu)

Runway atau landasan pacu merupakan fasilitas bandara yang sangat penting keberadaannya karena digunakan untuk mendarat dan lepas landasnya pesawat.

Landasan pacu (runway) berbentuk bidang persegi panjang dengan ukuran tertentu. Landasan tersebut dibangun dengan sistem perkerasan yang berkualitas tinggi sehingga pesawat dapat melakukan kegiatan pendaratan ataupun tinggal landas. 



Mengenal Sistem Runway (Landasan Pacu)


Runway atau juga biasa disebut landasan pacu adalah fasilitas bandara dalam bentuk infrastruktur perkerasan yang diperuntukan untuk pesawat terbang ketika mendarat (landing) atau lepas landas (take off). 

Sistem dan unsur-unsur dalam runway di suatu bandara terdiri dari:



  1. Perkerasan struktur, yaitu area yang digunakan untuk mendukung stabilitas pesawat saat mendarat dan juga lepas landas karena berhubungan dengan beban struktur, kemampuan kemudahan gerak (manuver), dan kriteria dimensi dan operasinya.
  2. Bahu landasan (shoulder), yaitu area pembatas pada sistem runway yang letaknya berdekatan dengan pinggir perkerasan struktur dan berfungsi untuk menahan erosi hembusan jet dan menampung peralatan untuk pemeliharaan dan keadaan darurat.
  3. Bantal hembusan (blast pad), yaitu area yang dirancang untuk mencegah erosi permukaan yang berdekatan dengan ujung-ujung runway yang menerima hembusan jet yang terus-menerus atau yang berulang. Panjang blast pad ini umumnya 100 feet (30 m), namun sebaiknya 200 feet (60 m) untuk bandara yang diperuntukkan bagi pesawat-pesawat transport. Sementara itu untuk pesawat berbadan lebar panjang blast pad yang dibutuhkan adalah 400 feet (120 m).
  4. Daerah aman runway (runway end safety area), yaitu area yang bersih dari benda-benda yang mengganggu, diberi drainase, rata dan mencakup perkerasan struktur, bahu landasan, bantal hembusan dan daerah perhentian, apabila disediakan. Area aman ini harus mampu mendukung peralatan pemeliharaandan juga harus mampu mendukung pesawat jika seandainya pesawat keluar dari runway pada saat take off atau landing.


Faktor Yang Mempengaruhi Kapasitas Landasan Pacu (Runway)


Kapasitas runway merupakan kemampuan sisten runway untuk mengakomodasi landing atau take off sebuah pesawat yang dinyatakan dalam jumlah operasi pergerakan pesawat per satuan waktu (dalam operasi per jam atau per tahun). Untuk perencanaan bandar udara, kapasitas runway didefinisikan dengan dua cara, yaitu kapasitas jenuh dan kapasitas praktis.

Meskipun kapasitas landasan pacu mungkin akan terpengaruh oleh banyak faktor yang beragam, tetapi bisa dirangkum oleh hanya lima faktor utama, yaitu:

  1. Separation standard (pemisahan standar),
  2. Karakteristik Pesawat (berat, kecepatan, dan instrumentasi)
  3. Konfigurasi Runway
  4. Campuran Pergerakan (Movement Mix)
  5. Strategi air traffic control (ATC) 

Konfigurasi Runway

Konfigurasi runway pada dasarnya merupakan informasi yang digunakan dalam merencanakan layout runway. Dan yang paling penting dalam pembuatan layout ranway ini adalah pemisahan antara runway dengan lokasi persilangan dan taxiways.

Terdapat banyak konfigurasi runway. Kebanyakan adalah kombinasi konfigurasi dasar. Bentuk-bentuk runway dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 


Berikut ini adalah uraian beberapa bentuk dari konfigurasi runway yang umumnya digunakan dalam sebuah bandara:


a) Runway Tunggal

Konfigurasi runway tunggal ini merupakan konfigurasi yang paling sederhana. Kapasitas runway jenis ini dalam kondisi Visual Flight Rules (VFR) berkisar antara 50 sampai 100 operasi per jam. Sedangkan ketika dalam kondisi Instrument Flight Rules (IFR) kapasitas runway ini berkurang menjadi 50 sampai 70 operasi, di mana tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang dan alat-alat bantu navigasi yang tersedia.

b) Runway Sejajar

Kapasitas pada konfigurasi runway sejajar ini sangat tergantung pada jumlah runway dan jarak diantaranya.

Dalam kondisi-kondisi VFR runway sejajar berjarak rapat, menengah dan renggang kapasitasnya per jam dapat bervariasi di antara 100 sampai 200 operasi, di mana tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang.

Sementara itu dalam kondisi IFR:
  • Untuk runway sejajar yang berjarak rapat memiliki kapasitas per jam berkisar di antara 50 sampai 60 operasi, tergantung pada komposisi campuran pesawat terbang;
  • Untuk runway sejajar dengan jarak menengah memiliki kapasitas per jam berkisar di antara 60 sampai 75 operasi; dan
  • Untuk runway sejajar dengan jarak renggang memiliki kapasitas per jamnya berkisar di antara 100 sampai 125 operasi.

Dalam kondisi VFR runway sejajar atau dua jalur ini dapat menampung lalu lintas paling sedikit 70 persen lebih banyak dari runway tunggal. Sedangkan dalam kondisi IFR kira-kira 60 persen lebih banyak dari runway tunggal.

c) Runway Bersilang

Jumlah kapasitas pada konfigurasi runway bersilang tergantung pada letak persilangannya dan pada cara pengoperasian sistem runway dalam hal ini strategi lepas landas atau mendarat pesawat. 

Semakin jauh letak titik silang dari ujung lepas landas runway dan ambang (threshold) pendaratan, semakin sedikit kemampuan kapasitas runway-nya.

d) Runway V Terbuka

Konfigurasi runway V terbuka merupakan sistem runway yang dibangun dengan arah memencar (divergen), tetapi tidak berpotongan. Strategi lepas landas atau mendarat yang menghasilkan kapasitas tertinggi pada konfigurasi runway V terbuka ini adalah apabila operasi penerbangannya dilakukan menjauhi V.

0 Response to "Mengenal Sistem dan Unsur Runway (Landasan Pacu)"

Post a Comment