Mengenal Lighting Arrester, Komponennya, dan Prinsip Kerjanya

Energi listrik yang diterima oleh konsumen berasal dari saluran gardu induk. Namun sayangnya, dalam proses penyalurannya tak jarang terjadi gangguan listrik pada gardu induk baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun dikarenakan faktor eksternal. 

Faktor internal meliputi kurang baiknya peralatan atau komponen gardu induk itu sendiri sedangkan faktor eksternal seperti terjadinya human error atau juga bisa karena adanya fenomena alam seperti angin, petir, gempa, gunung meletus, banjir, dan lain sebagainya. 

Untuk mengantisipasi terjadi gangguan karena faktor alam tersebut, maka sistem proteksi pada gardu induk harus dilengkapi dengan alat proteksi yang namanya adalah lightning Arrester. 

Lightning arrester merupakan alat pelindung yang paling sempurna. Arrester ini sering juga disebut dengan surge diverte. 





Pengertian Arrester


Arrester atau penangkap petir adalah peralatan pengaman instalasi sistem tenaga listrik atau gardu induk dari gangguan tegangan lebih akibat sambaran petir (lightning surge) maupun oleh surja hubung (switching surge).

Arrester bekerja dengan cara membatasi switching dan lonjakan petir yang kemudian lojakan petir tersebut dialirkan ke tanah. 

Bagian-bagian Arrester

Sebelum mengetahui prinsip atau cara kerja dari arrester, sebaiknya kamu kenali dulu beberapa bagian penting dari sebuah arrester yaitu:

1. Elektroda

Yaitu komponen yang berfungsi sebagai terminal dari arrester. Elektroda ini dihubungkan dengan bagian yang bertegangan di bagian atas, dan elektroda bawah dihubungkan ke dalam tanah.

2. Sela Percikan (spark gap)

Sela percikan (spark gap) ini akan bekerja apabila terjadi tegangan lebih dengan cara mengeluarkan busur api akibat adanya tekanan gas yang ditimbulkan oleh tabung fiber yang terbakar.

3. Tahanan Katup atau tahanan tak linier (tahanan kran/ valve resistor)

Tahanan katup yang digunakan pada arrester merupakan tahanan tak linier. Komponen ini harus terbuat dari suatu jenis material yang sifatnya mudah berubah apabila terjadi perubahan tegangan secara tiba-tiba.


Prinsip Kerja Arrester


Pada umumnya pemasangan arrester untuk melindungi dari lonjakan petir dikerjakan pada setiap ujung saluran udara tegangan tinggi yang memasuki gardu induk. Dengan perancangan yang baik dan benar, arrester akan bekerja dengan baik. 

Secara sederhana prinsip kerja dari arrester yaitu:

  • Dalam keadaan normal, arrester akan berlaku sebagai isolator
  • Saat timbul tegangan surja, arrester akan berubah menjadi konduktor yang tahanannya relatif rendah, sehingga dapat menyalurkan arus yang tinggi ke tanah. Setelah tegangan surja hilang, arrester akan dengan cepat berubah kembali menjadi isolator, sehingga pemutus daya tidak sempat membuka. 
Cara kerjanya, arrester membentuk jalan sehingga arus kilat atau petir akan melaluinya dengan mudah, dan oleh karena itu arrester dapat mengurangi tegangan tinggi pada peralatan gardu induk. By pass atau jalan pintas tersebut harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran arus dayanya.

 

Penempatan Arrester yang Baik


Penempatan arrester diletakkan sedekat mungkin dengan peralatan yang akan dilindungi. Akan tetapi dalam kondisi tertentu, seperti bertujuan untuk memperoleh kawasan perlindungan yang lebih baik, maka ada kalanya arrester ditempatkan dengan jarak tertentu dari peralatan transformator (trafo) yang dilindungi. 

Secara prinsip jarak arrester dengan trafo yang dilindungi dapat berpengaruh terhadap besarnya tegangan yang tiba pada trafo. Jika jarak penempatan arrester terlalu jauh atau di luar radius kerja proteksi, maka sistem tenaga listrik tidak telindungi dengan baik karena tegangan yang tiba pada trafo dapat melebihi tegangan yang dapat dipikulnya.

Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk menentukan jarak maksimum yang diizinkan antara arrester dan peralatan yang dilindungi. Salah satu metode yang sering dipakai adalah metode pantulan berulang. 

Metode pantulan berulang ini merupakan metode pendekatan yang dapat digunakan untuk mengamati jejak dari pemantulan gelombang surja sehingga dapat ditentukan jarak maksimum lighting arrester dan peralatan gardu induk. Selain itu, metode ini juga digunakan untuk  menentukan panjang maksimum dari kabel penghubung peralatan dengan saluran transmisi. 

Itulah ulasan mengenai apa itu arrester, prinsip kerja, dan cara penempatan di lokasi yang tepat. Pemakaian arrester menjadi solusi untuk mengatasi masalah tegangan lebih pada gardu induk akibat adanya gangguan alam seperti petir. Penempatan arrester sangat perlu diperhatikan agar risiko kerusakan tidak terjadi.

0 Response to "Mengenal Lighting Arrester, Komponennya, dan Prinsip Kerjanya"

Post a Comment