Mengenal Fire Stopping, Jenisnya, dan Manajemen Firestop Pada Gedung

Risiko kebakaran pada sebuah gedung bertingkat menjadi isu penting yang perlu diperhatikan. Untuk mengantisipasinya, pemilik gedung dapat melengkapi fasilitas sistem fire stopping agar tidak memakan korban jiwa yang banyak jika terjadi kebakaran gedung.

Fire stopping ini berfungsi agar perambatan api tidak terjadi.


Apa itu Fire Stopping?

Fire stopping adalah proses pencegahan sebaran api dan asap yang terjadi dari satu ruang ke ruangan lain. Sehingga fire stopping ini berfungsi untuk melokalisir penyebaran api dan melindungi struktur beton dari sifat dehidrasi akibat efek kebakaran.

Pada dinding, lantai dan plate deck dapat menggunakan produk firestop system spray. Sementara itu untuk area bukaan vertikal seperti celah atau shaft kabel, jalur pipa, atau sambungan konstruksi (joint) dapat menggunakan banyak jenis material fire proofing misalnya sealant, foam, mortar, collar dan lainnya, yang dipasang pada salah satu atau kedua sisi bukaan vertikal.

Sebagai tambahan informasi, bukaan vertikal ini adalah suatu bukaan atau lubang yang menghubungkan antara lantai bangunan secara vertikal ataupun antara lantai dengan atap bangunan. 


Selain menggunakan material fire stopping jenis fire proofing, bukaan vertikal sebaiknya juga dilengkapi dengan fire damper. Fire damper ini merupakan suatu perangkat yang bisa dipasang pada bagian dari ventilasi udara yang dapat menutup secara otomatis untuk mencegah perjalanan/penyebaran api selama jangka waktu yang ditentukan jika gedung atau bangunan mengalami kebakaran.





Baik fire stopping maupun fire damper diaplikasikan pada sebuah gedung untuk mencegah terjadinya penyebaran api dan asap dari lantai ke lantai sehingga penghuni atau pengguna gedung mempunyai waktu untuk keluar melalui jalur evakuasi ketika terjadi kebakaran.


Jenis Material Firestop



Terdapat berbagai macam jenis material firestop yang dapat digunakan untuk menutup celah instalasi pipadan kabel. Diantaranya adalah material coating, mortar, dan foam. Berikut ini kami jelaskan perbedaan dari ketiga jenis material tersebut.

1. Firestop Coating


Firestop coating memiliki ketebalan tertentu, lebih rapi sehingga tidak mengurangi nilai estetik dan dapat dilakukan finishing dengan rapi, serta tahan pada situasi dan kondisi lingkungan yang korosif.

2. Firestop Mortar

Firestop mortar merupakan jenis produk firestop yang terbuat dari mortar atau semen vermiculate. Produk ini dapat diaplikasikan pada bidang horizontal di atas mineral wool seperti opening shaft kabel, shaft pipa dan shaft penetrasi campuran sehingga rambatan api dan penyebaran asap dapat dicegah.


3. Firestop Foam

Firestop foam adalah jenis produk firestop yang bersifat fleksibel dan mudah dipasang untuk membantu menciptakan penghalang api dan asap di sekitarnya. Produk ini dapat diaplikasikan pada penetrasi kabel dan campuran, khususnya pada ruang dan celah yang sempit.


Manajemen Firestop

Jika petugas pemadam kebakaran (firefighter) bekerja secara aktif dalam memadamkan api dengan menyemprotkan air, beda dengan manajemen firestop. Firestop ini merupakan bagian dari sistem penanggulangan kebakaran pasif dengan pengelolaan terhadap perambatan api yang kerap terjadi pada celah lubang penetrasi instalasi bangunan gedung.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen firestop:

1. Pahami Konsep Kompartemenisasi

Konsep kompartemenisasi merupakan usaha pencegahan menjalarnya kebakaran dalam suatu ruangan yang disesuaikan dengan kelas bangunan gedung.

Umumnya penyekatan-penyekatan yang dilakukan harus dengan material yang memiliki ketahanan terhadap api dan panas minimal 2 jam. 

Kompartemenisasi ini bertujuan agara kebakaran yang terjadi dalam satu ruangan terlokalisasi dengan baik dan tidak dapat menyebar ke ruang atau bahkan lantai lainnya.

Pada implementasinya, desain bangunan gedung dibuat sedemikain rupa sehingga mampu membatasi perambatan api dan memudahkan evakuasi apabila terjadi kebakaran.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dari sistem penanggulangan kebakaran dengan konsep kompartemenisasi ini terdiri dari:
  • Aturan jarak tangga evakuasi 
  • Ketahanan dinding/ struktur terhadap api 
  • Ketahanan pintu dan jendela terhadap api; dan
  • Ketahanan material penutup atau produk firestop yang dipasang pada celah lubang-lubang penetrasi instalasi bangunan gedung.

2. Dahulukan lokasi yang penting 

Bagian ruang gedung yang memiliki risiko kebakaran tinggi harus menjadi prioritas untuk dilakukan penutupan. Seperti pada pada bagian-bagian yang menghubungkan antar lantai atau cerobong antar lantai. 

Berikut ini adalah bagian-bagian utama yang harus ditutup atau dilakukan fire stoping; 
  • Main control room 
  • Panel room
  • Electrical room
  • Database center
  • Ruang Arsip
  • Shaft kabel; dan
  • Jalur Ducting.


3. Perhatikan Jalur Bukaan

Ketika sebuah gedung mengalami kebakaran, maka jalur bukaan merupakan daerah yang paling rawan terhadap penyebaran api, asap, dan panas. 

Oleh karenanya, perlu penanggulangan yang serius pada bukaan yang menghubungkan antar ruangan dan lantai. Jangan sampai terdapat celah yang dapat memungkinkan api, asap dan panas merambat dari bukaan-bukaan tersebut. 


4. Efisienkan Ukuran Bukaan

Jika jalur bukaan terlalu besar, maka pemilik gedung dapat melakukan penutupan dengan mortar sehingga material firestop yang relative mahal dapat dihemat.

5. Melakukan Firestop

Dalam instalasi firestop, berikut ini yang perlu diperhatikan:
  • Perhatikan jenis bukaan vertikal
  • Perhatikan material penetrasi yang disesuaikan dengan kelas bangunan gedung, luasan bukaan, dan karakteristik bukaan
  • Metode pemasangannya sesuai dengan standar pengaplikasiannya



Demikianlah penjelasan mengenai apa itu fire stopping, jenis material firestop, dan bagaimana langkah-langkah pencegahan kebakaran di sebuah gedung (manajemen firestop).

1 Response to "Mengenal Fire Stopping, Jenisnya, dan Manajemen Firestop Pada Gedung"