Dalam dunia bisnis yang bergerak cepat, menjaga ketersediaan produk merupakan tantangan besar bagi banyak perusahaan. Ketika permintaan meningkat tiba-tiba atau pengiriman dari pemasok mengalami keterlambatan, risiko kehabisan stok (stockout) bisa terjadi. Kondisi ini bukan hanya mengakibatkan hilangnya penjualan, tetapi juga menurunkan tingkat kepuasan pelanggan dan merusak reputasi merek.
Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan perlu memiliki strategi inventori yang lebih cerdas. Salah satu solusi yang paling efektif adalah dengan menerapkan safety stock atau stok pengaman. Safety stock berfungsi sebagai buffer yang melindungi bisnis dari ketidakpastian, baik dari sisi permintaan maupun pasokan. Dengan adanya stok pengaman, perusahaan dapat tetap melayani pelanggan dengan baik meskipun terjadi gangguan dalam rantai pasok.
Namun, menentukan berapa banyak safety stock yang ideal tidak bisa dilakukan secara asal. Jika terlalu sedikit, risiko stockout tetap tinggi. Sebaliknya, jika terlalu banyak, biaya penyimpanan akan membengkak dan berpotensi mengurangi efisiensi bisnis. Di sinilah perhitungan yang tepat menjadi penting.
Melalui artikel ini, kita akan membahas bagaimana cara menghitung safety stock dengan formula sederhana dan memanfaatkan safety stock calculator agar perhitungan menjadi lebih praktis, akurat, dan mudah diterapkan dalam bisnis sehari-hari.
Apa itu Safety Stock?
Safety stock, atau stok pengaman, adalah persediaan tambahan yang disimpan perusahaan untuk menghadapi ketidakpastian dalam permintaan maupun pasokan. Sederhananya, ini adalah “cadangan” yang membantu bisnis tetap berjalan meskipun terjadi hal-hal di luar rencana.
Bayangkan sebuah toko pakaian yang menjual kaos populer. Permintaan biasanya stabil, tetapi suatu hari tren media sosial membuat produk tersebut tiba-tiba laris manis. Tanpa safety stock, toko tersebut bisa mengalami kehabisan stok dan kehilangan kesempatan penjualan. Begitu pula jika pemasok mengalami keterlambatan pengiriman, safety stock akan menjadi penopang agar toko tetap bisa memenuhi pesanan pelanggan.
Fungsi utama safety stock adalah menjadi buffer atau bantalan yang melindungi bisnis dari situasi tak terduga, seperti:
- Lonjakan permintaan mendadak – permintaan bisa naik drastis di luar perkiraan.
- Keterlambatan pengiriman – masalah pada rantai pasok global bisa menghambat distribusi.
- Musiman dan tren – produk dengan pola permintaan musiman (misalnya saat liburan) memerlukan stok ekstra.
- Kerusakan atau kehilangan barang – persediaan bisa hilang, rusak, atau bahkan dicuri, yang dikenal dengan istilah inventory shrinkage.
Dengan memiliki safety stock yang tepat, perusahaan tidak hanya menghindari kerugian akibat stockout, tetapi juga menjaga kepuasan dan kepercayaan pelanggan. Sebaliknya, tanpa stok pengaman, bisnis akan lebih rentan terhadap gangguan dan kehilangan peluang untuk berkembang.
Rumus Safety Stock
Menentukan jumlah safety stock yang tepat bukan sekadar menebak-nebak. Ada formula sederhana yang bisa membantu bisnis menghitung kebutuhan stok pengaman secara lebih akurat. Rumus yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
Safety Stock=(Maximum daily sales×Maximum lead time)–(Average daily sales×Average lead time)
Ket:
- Maximum daily sales (penjualan harian maksimum), yaitu jumlah penjualan tertinggi yang pernah terjadi dalam satu hari, dalam periode tertentu. Contoh: jika dalam 1 kuartal, hari dengan penjualan tertinggi mencapai 100 unit, maka angka inilah yang digunakan.
- Maximum lead time (waktu pengiriman maksimum), yaitu waktu terlama yang dibutuhkan pemasok untuk mengirimkan barang setelah dilakukan pemesanan. Contoh: jika biasanya barang datang dalam 5–7 hari, maka angka 7 hari yang dipakai.
- Average daily sales (penjualan harian rata-rata), yaitu Jjumlah rata-rata penjualan per hari dalam periode tertentu. Cara menghitungnya adalah total penjualan dalam periode ÷ jumlah hari. Contoh: 180 unit terjual dalam 90 hari → 180 ÷ 90 = 2 unit per hari.
- Average lead time (waktu pengiriman rata-rata), yaitu rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk menerima barang dari pemasok. Cara menghitungnya adalah jumlah total hari pengiriman ÷ jumlah pengiriman. Contoh: 5 pengiriman dalam 90 hari, dengan waktu tempuh 6, 6, 6, 7, dan 5 hari → (6+6+6+7+5) ÷ 5 = 6 hari.
Faktor-Faktor Penting dalam Menentukan Safety Stock
Meskipun formula safety stock terlihat sederhana, setiap bisnis memiliki kebutuhan yang berbeda. Jumlah safety stock yang ideal harus mempertimbangkan berbagai faktor agar stok pengaman yang disiapkan benar-benar efisien. Berikut beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan:
1. Lead Time
Lead time adalah waktu yang dibutuhkan pemasok untuk mengirimkan barang sejak pesanan dilakukan.
- Semakin lama lead time, semakin besar risiko terjadinya kekosongan stok, sehingga safety stock perlu ditambah.
- Semakin singkat lead time, kebutuhan safety stock bisa lebih rendah karena barang cepat tersedia.
Contoh: Jika pemasok Anda membutuhkan 2 bulan untuk mengirimkan barang, maka Anda harus menyiapkan stok lebih banyak dibanding pemasok yang hanya butuh 1 minggu.
2. Variabilitas Permintaan
Permintaan pelanggan jarang benar-benar stabil. Kadang ada lonjakan, kadang ada penurunan.
- Produk dengan permintaan yang fluktuatif memerlukan safety stock lebih tinggi untuk mengantisipasi lonjakan mendadak.
- Produk dengan permintaan yang stabil dapat dikelola dengan safety stock lebih rendah.
Analisis data historis penjualan atau metode peramalan (forecasting) dapat membantu memperkirakan variabilitas permintaan ini.
3. Service Level
Service level adalah target kemampuan bisnis untuk memenuhi permintaan pelanggan tanpa mengalami stockout.
- Service level tinggi (misalnya 95–99%) berarti perusahaan siap memenuhi hampir semua permintaan, sehingga safety stock harus lebih besar.
- Service level moderat bisa ditetapkan untuk produk yang tidak terlalu kritis, sehingga stok pengaman tidak perlu terlalu besar.
Tidak semua produk memerlukan service level tinggi. Penting bagi bisnis untuk memprioritaskan produk yang paling penting bagi pelanggan.
4. Biaya Penyimpanan vs. Risiko Stockout
Menentukan safety stock juga berarti menimbang antara biaya dan risiko:
- Biaya penyimpanan: semakin banyak stok yang disimpan, semakin tinggi biaya gudang, risiko kadaluarsa, atau kerusakan barang.
- Risiko stockout: kehilangan penjualan, turunnya kepuasan pelanggan, bahkan potensi pindahnya pelanggan ke kompetitor.
Kunci utamanya adalah menemukan titik keseimbangan di mana biaya tetap terkendali, tetapi risiko stockout bisa diminimalkan.
Calculate Safety Stock
Isi nilai berdasarkan data penjualan & lead time Anda. Klik Example untuk ilustrasi cepat.

0 Response to "Safety Stock Calculator: Cara Hitung & Contoh Praktis"
Posting Komentar