46 Istilah Dalam Proyek Jalan Yang Sering Digunakan

Konstruksi jalan dan jembatan adalah elemen vital dalam perkembangan infrastruktur masyarakat. Kemudahan akses, mobilitas, dan konektivitas jalan-jalan ini membentuk dasar bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan. 

Namun, bagian yang sering diabaikan oleh banyak orang adalah pemahaman mendalam terhadap beragam istilah dan singkatan yang digunakan dalam proyek-proyek jalan tersebut.

Salah satu manfaat utama memahami istilah dalam proyek jalan adalah kemampuan untuk membaca dan menginterpretasikan gambar konstruksi dengan lebih akurat. 

Dalam dunia konstruksi, gambar-gambar teknis atau blueprints merupakan bahasa visual yang digunakan oleh para profesional. 

Jika Anda menguasai istilah-istilah yang terkandung dalam gambar tersebut, Anda akan dapat lebih mudah memahami detail-detail konstruksi, termasuk spesifikasi material, ukuran, dan tata letak jalan.


Sumber: Voi.id


Ragam Istilah Dalam Proyek Jalan Dan Jembatan


Dalam dunia konstruksi jalan dan jembatan, terdapat beragam istilah yang mungkin tidak familiar bagi banyak orang. Nah, berikut ini adalah istilah kunci yang sering digunakan dalam pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan. Gunanya tak lain adalah agar Anda dapat membaca gambar konstruksi, menghitung volume pekerjaan, memahami proses konstruksi, dan mematuhi standar dan spesifikasi 


1. Asphalt Mixing Plant (AMP)


Asphalt Mixing Plant, atau yang sering disingkat menjadi AMP, adalah alat yang digunakan dalam pembuatan campuran aspal. AMP berperan sebagai pencampur komposisi aspal, sehingga menghasilkan campuran aspal yang siap digunakan dalam konstruksi jalan. 

Keberadaan AMP ini memungkinkan kontraktor untuk memproduksi campuran aspal sesuai dengan spesifikasi proyek, menghemat biaya transportasi, dan memastikan kualitas campuran aspal yang konsisten.


2. Stone Crusher


Stone Crusher adalah alat pemecah batu yang memiliki peran penting dalam proyek konstruksi jalan dan jembatan. 

Campuran aspal seringkali memerlukan batu agregat dengan ukuran tertentu, seperti 5-10mm, 10-20mm, dan lain-lain. Stone Crusher berfungsi untuk menghancurkan batu besar menjadi ukuran yang sesuai dengan spesifikasi campuran aspal yang diinginkan. 

Dengan adanya Stone Crusher, kontraktor dapat memproses batu agregat sesuai dengan kebutuhan proyek.


3. Quarry


Quarry merupakan tempat atau lokasi penambangan material alam yang diperlukan dalam proyek konstruksi. Material-material yang biasanya ditemukan di quarry termasuk batu belah, batu kali, pasir, sirtu, dan sebagainya. Nama quarry biasanya mengacu pada jenis material yang ada di lokasi tersebut. 

Misalnya, "quarry batu belah" merupakan tempat penambangan batu belah, dan "quarry pasir urug" adalah lokasi penambangan pasir. 


4. Base Camp


Base Camp adalah area atau lokasi yang telah disiapkan untuk menyimpan material yang akan digunakan sebagai bahan bangunan dalam suatu proyek konstruksi. 

Pada base camp, material-material tersebut telah siap digunakan, dan seringkali disimpan dalam kondisi yang optimal untuk pemasangan. Berbeda dengan quarry yang merupakan lokasi penambangan material mentah, base camp adalah tempat di mana material telah diolah dan siap untuk digunakan dalam konstruksi.


5. Beton Siklop


Beton Siklop adalah salah satu jenis beton bertulang yang menggunakan batu mangga sebagai material tambahan di luar material yang umumnya digunakan untuk beton. Penambahan batu mangga bertujuan untuk meningkatkan kekuatan beton sehingga mampu menahan beban struktur bangunan yang besar. 


6. Dowel


Dowel adalah sebuah komponen penting dalam konstruksi beton. Ini adalah batang besi atau baja yang digunakan untuk membuat sambungan antara dua bidang cor beton yang berdekatan. 

Dowel ini memainkan peran penting dalam mencegah retak dan memastikan kekuatan struktural antara dua bagian beton yang terpisah.

Dowel digunakan terutama dalam pembuatan lantai beton dan jalan beton, serta struktur beton lainnya. Dengan penggunaan dowel yang tepat, sambungan antara bagian-bagian beton dapat tetap kuat dan tahan lama, menghindari kerusakan struktural.


7. Jaringan Irigasi

Jaringan irigasi adalah sistem yang kompleks terdiri dari saluran, bangunan, dan elemen pendukung lainnya yang berfungsi sebagai satu kesatuan. 

Tujuan utamanya adalah untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi. Sistem ini sangat penting dalam pertanian, terutama di daerah-daerah yang memerlukan pasokan air tambahan untuk pertanian mereka. 

Jaringan irigasi mencakup saluran air, bendungan, pintu air, dan infrastruktur lainnya yang dirancang untuk mengelola air secara efisien dan mendistribusikannya ke lahan pertanian. Ini membantu meningkatkan produktivitas pertanian dan memastikan pasokan air yang cukup untuk tanaman.


8. Marka Jalan


Marka Jalan adalah cat termoplastik yang berwarna putih yang ditempatkan pada permukaan aspal jalan. Biasanya, marka jalan ditempatkan di tengah jalan dan tepi-tepi jalan. 

Fungsinya adalah untuk membagi badan jalan menjadi beberapa jalur lalu lintas. 

Marka jalan adalah sistem visual yang memberikan panduan kepada pengemudi untuk mematuhi batas-batas jalur lalu lintas, memastikan pemisahan antara arus lalu lintas yang berlawanan, dan membantu menghindari kecelakaan. 

Marka jalan juga dapat memiliki pola dan warna khusus yang memberikan informasi tambahan, seperti marka zebra cross untuk perlintasan pejalan kaki atau marka panah untuk mengindikasikan arah yang benar.


9. Rambu Lalu Lintas


Rambu lalu lintas adalah petunjuk keselamatan yang dipasang di jalan sesuai dengan situasi jalan tersebut. Rambu lalu lintas bertujuan untuk memberikan informasi kepada pengemudi dan pejalan kaki tentang kondisi dan peraturan di jalan. 

Rambu-rambu ini juga membantu mengarahkan pengguna jalan agar mematuhi aturan lalu lintas dan meminimalkan risiko kecelakaan. 

Rambu lalu lintas dapat berupa rambu peringatan, rambu larangan, rambu petunjuk arah, dan banyak lagi. Mereka adalah komponen penting dalam infrastruktur lalu lintas yang membantu menciptakan lingkungan jalan yang aman dan tertib.




10. Expansion Joint


Expansion Joint adalah istilah yang merujuk pada sambungan dalam konstruksi jalan, terutama pada jalan yang terbuat dari aspal atau beton. 

Sambungan ini dirancang untuk mengakomodasi perubahan ekspansi dan kontraksi yang terjadi karena perubahan suhu atau beban lalu lintas. Dua jenis sambungan yang umum digunakan adalah:

  • Tipe Rubber: Menggunakan material karet untuk memberikan fleksibilitas pada sambungan dan mengurangi retakan atau kerusakan pada jalan. Sambungan karet ini dapat memungkinkan pergerakan horizontal yang terbatas.
  • Tipe Asphaltic Plug: Menggunakan material aspal sebagai sistem sumbat untuk sambungan. Sistem ini memberikan ketahanan terhadap pergerakan vertikal dan horizontal pada jalan.


11. Grill Inlet Drain (Jeruji Lubang Saluran)


Grill Inlet Drain adalah komponen penting dalam sistem drainase jalan. Ini biasanya terbuat dari beton pracetak atau precast, bukan dari teralis besi. Grill Inlet Drain digunakan untuk mengarahkan aliran air hujan dari permukaan jalan ke dalam saluran drainase yang lebih besar di bawahnya. 

Fungsi utamanya adalah untuk mencegah tergenangnya air di permukaan jalan dan memastikan air dapat mengalir dengan lancar ke dalam sistem drainase. 

Grill Inlet Drain memiliki struktur berbentuk jeruji atau teralis yang memungkinkan air mengalir, tetapi mencegah kerikil, sampah, atau benda-benda besar lainnya masuk ke dalam saluran drainase. 


12. Spun Piles (Tiang Pancang Berongga)


Spun Piles adalah salah satu jenis tiang pancang modern yang terbuat dari beton bertulang. Tiang ini memiliki bentuk bulat dan berongga. 

Selain bentuk bulat, terdapat juga tiang pancang sejenis yang berbentuk kotak, yang sering disebut sebagai "Square Piles." 

Spun Piles digunakan dalam konstruksi jalan dan jembatan untuk mendukung beban vertikal dan memperkuat pondasi. 

Keunggulan dari Spun Piles adalah kekuatannya yang tinggi dan kemampuannya untuk menahan beban struktural yang besar. 

13. Cross Drain (Saluran Drainase Silang)

Cross Drain adalah saluran drainase yang terletak tegak lurus atau memotong badan jalan. Fungsi utama dari cross drain adalah untuk mengalirkan aliran air dari salah satu sisi jalan ke sisi yang berlawanan. 

Ini sangat penting untuk menghindari genangan air di jalan dan memastikan air hujan dapat mengalir dengan lancar, mencegah erosi, dan menjaga daya tahan jalan. 

Beberapa bentuk cross drain yang umum digunakan meliputi Box Culvert, RCP (Reinforced Concrete Pipe), dan berbagai jenis lainnya. 


14. Aspal Hotmix


Aspal Hotmix adalah campuran aspal panas yang digunakan dalam perkerasan jalan fleksibel. Campuran ini terdiri dari agregat (kerikil dan batu pecah) yang dicampur dengan aspal. Ada dua tipe aspal yang umum digunakan dalam campuran hotmix:


  • Aspal Drum: Aspal ini dikemas dalam drum dan dalam keadaan keras. Sebelum digunakan, aspal drum perlu dipanaskan hingga mencapai suhu cair agar dapat dicampur dengan agregat. 
  • Aspal Curah: Aspal ini berbentuk cairan dan siap digunakan tanpa pemanasan tambahan. 


15. AC-WC (Asphalt Concrete Wearing Course)


AC-WC, atau Asphalt Concrete Wearing Course, adalah lapisan aspal beton paling atas dari struktur perkerasan jalan raya. Lapisan ini bertujuan untuk memberikan permukaan halus dan tahan terhadap beban lalu lintas serta memastikan daya tahan yang tinggi terhadap erosi, abrasi, dan kondisi cuaca. 


16. AC-BC (Asphalt Concrete Binder Course)


AC-BC, atau Asphalt Concrete Binder Course, adalah lapisan aspal beton yang berfungsi sebagai perantara dengan bahan pengikat khusus. Lapisan ini biasanya menggunakan agregat dengan ukuran 25,4 mm. 

AC-BC adalah lapisan yang memberikan ketahanan struktural pada perkerasan jalan dan membantu mendistribusikan beban lalu lintas ke lapisan di bawahnya.


17. AC-BCL (Asphalt Concrete Binder Course Levelling)


AC-BCL, atau Asphalt Concrete Binder Course Levelling, merujuk pada perataan permukaan dasar jalan dengan menggunakan aspal beton sebagai bahan pengikat khusus. Lapisan ini digunakan untuk memastikan bahwa permukaan dasar jalan rata dan siap menerima lapisan-lapisan aspal berikutnya. 


20. AC-Base (Asphalt Concrete Base)


AC-Base, atau Asphalt Concrete Base, adalah pekerjaan aspal beton yang membentuk bagian dasar dari perkerasan jalan. Lapisan ini berperan sebagai struktur pendukung utama dan bertujuan untuk mendistribusikan beban lalu lintas secara merata ke lapisan di bawahnya. 


21. AC-Base-L (Asphalt Concrete Base Levelling)


AC-Base-L, atau Asphalt Concrete Base Levelling, berarti perataan permukaan dasar jalan dengan menggunakan aspal beton. Lapisan ini digunakan untuk memastikan bahwa permukaan dasar jalan rata dan memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan untuk konstruksi perkerasan jalan yang berkualitas.


22. ATB (Asphalt Treated Base)


ATB, atau Asphalt Treated Base, adalah lapisan pondasi perkerasan yang terdiri dari campuran beton dan aspal. 

Lapisan ini berfungsi sebagai elemen penting dalam konstruksi perkerasan jalan. Tugas utamanya adalah untuk meneruskan dan menyebarkan beban lalu lintas ke seluruh struktur jalan yang ada di bawahnya. 


23. ATBL (Asphalt Treated Base Levelling)


ATBL, atau Asphalt Treated Base Levelling, mengacu pada perataan atau perawatan bagian dasar jalan dengan menggunakan aspal.

Lapisan ATBL digunakan untuk memastikan bahwa permukaan dasar jalan rata, sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan untuk konstruksi perkerasan jalan yang berkualitas. 


24. Asbuton (Aspal Batu Buton)


Asbuton adalah jenis aspal alam yang berasal dari pulau Buton, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Asbuton memiliki karakteristik unik karena berbentuk bongkahan batu. 

Asbuton digunakan dalam berbagai proyek konstruksi jalan dan sebagai bahan campuran dalam perkerasan jalan. Ini adalah salah satu jenis aspal alam yang digunakan untuk berbagai aplikasi konstruksi dan perkerasan.


25. Burda (Laburan Aspal Dua Lapis)



Burda adalah metode perkerasan aspal yang melibatkan aplikasi dua lapisan agregat dengan ukuran dan jumlah tertentu. Masing-masing lapisan agregat ini ditaburkan di atas lapisan aspal yang cair dan kemudian disiram di atas permukaan beraspal yang telah ada sebelumnya atau pondasi agregat. 

Burda memerlukan jumlah aspal yang telah ditentukan untuk menyatukan kedua lapisan agregat dengan baik. 


26. Burtu (Laburan Aspal Satu Lapis)


Burtu adalah metode perkerasan aspal yang melibatkan aplikasi satu lapisan agregat dengan ukuran dan jumlah tertentu. 

Lapisan agregat ini ditaburkan di atas lapisan aspal yang cair dan kemudian disiram di atas permukaan beraspal yang telah ada sebelumnya atau pondasi agregat. 

Seperti dalam metode Burda, Burtu juga memerlukan jumlah aspal yang telah ditentukan untuk memastikan lapisan agregat dapat menempel dengan baik pada permukaan beraspal yang ada. Perbedaannya adalah bahwa dalam metode Burtu, hanya satu lapisan agregat yang diterapkan.


27. CBA-Asb Lawele (CBA-Asb Lawele)


CBA-Asb Lawele adalah singkatan dari "Campuran Berasphal Panas dengan Asbuton dari Lawele." Ini merujuk kepada campuran beraspal panas yang menggunakan asbuton dari Lawele, yang berasal dari pulau Buton, Sulawesi Tenggara, Indonesia. 


28. CTB (Cement Treated Base)


CTB, atau Cement Treated Base, merujuk pada lapisan dasar dalam konstruksi jalan dan jembatan yang terbuat dari material semen. Lapisan CTB adalah bagian penting dalam memastikan kekuatan dan daya tahan perkerasan jalan. 

Material semen digunakan untuk meresap ke dalam agregat dan menciptakan lapisan yang kuat.


29. CTSB (Cement Treated Subbase)


CTSB, atau Cement Treated Subbase, adalah lapisan paling bawah dalam pondasi perkerasan jalan yang juga menggunakan material semen. Lapisan CTSB bertujuan untuk memberikan dukungan struktural di bawah lapisan CTB dan perkerasan jalan itu sendiri.


30. CMRFB (Cold Mix Recycled By Foam Bitumen)


CMRFB, atau Cold Mix Recycled By Foam Bitumen, adalah campuran yang terbuat dari reclaimed asphalt pavement (RAP) dan agregat baru (jika diperlukan), yang dicampur dengan busa aspal (foamed bitumen). 

Proses pencampuran dapat dilakukan di unit produksi campuran aspal atau dilakukan di tempat (in place). Campuran ini dihampar dan dipadatkan dalam keadaan dingin. CMRFB sering digunakan dalam proyek konstruksi jalan sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dan hemat energi.


31. Damaja (Daerah Manfaat Jalan)


Damaja merujuk kepada ruas jalan raya yang menghasilkan manfaat langsung bagi manusia sehubungan dengan pembangunan jalan raya. Damaja mencakup unsur-unsur seperti jalur lalu lintas, pagar pembatas, median jalan, saluran, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) jalan raya. 

Ini adalah area di sekitar jalan raya yang digunakan oleh pengguna jalan untuk berbagai aktivitas, dan perlu dijaga agar tetap aman dan nyaman.


32. Damija (Daerah Milik Jalan)


Damija, atau Daerah Milik Jalan, adalah keseluruhan area Damaja yang terbentang sepanjang jalan raya. Area ini umumnya ditandai dengan pemasangan patok beton atau tanda lainnya dengan jarak tertentu. 


33. Dawasja (Daerah Pengawasan Jalan)



Dawasja, atau Daerah Pengawasan Jalan, adalah area pengawasan yang berada di luar Damija, yaitu di sebelah kanan dan kiri jalan raya. 


34. HRS (Hot Rolled Sheet)


HRS, atau Hot Rolled Sheet, adalah singkatan yang merujuk kepada lembaran aspal beton yang diaplikasikan pada permukaan jalan raya. HRS biasanya digunakan untuk meratakan dan memberikan struktur permukaan jalan yang kuat dan tahan lama. 


35. LATASTON (Lapis Tipis Beton Aspal Campuran Panas)


LATASTON adalah singkatan yang merujuk kepada "Lapis Tipis Beton Aspal Campuran Panas." Ini adalah jenis perkerasan aspal beton yang memiliki gradasi senjang, yang artinya kandungan agregat dalam campuran berbeda secara gradasional. LATASTON digunakan dalam pembangunan jalan raya dan memiliki sejumlah varian yang berbeda sesuai dengan peran dan kegunaannya.


36. HRS-WC (Hot Rolled Sheet Wearing Course)


HRS-WC, atau Hot Rolled Sheet Wearing Course, adalah lapisan HRS yang digunakan untuk pembuatan lapisan tipis aspal beton pada permukaan jalan raya.


37. HRS-Base (Hot Rolled Sheet – Base)


HRS-Base, atau Hot Rolled Sheet – Base, adalah lapisan HRS yang digunakan dalam pembangunan jalan dan jembatan sebagai lapisan dasar.


38. HRS-Base L (Hot Rolled Sheet – Base Leveling)


HRS-Base L, atau Hot Rolled Sheet – Base Leveling, adalah lapisan HRS yang digunakan untuk meratakan dan memperbaiki permukaan pondasi jalan sebelum lapisan permukaan dipasang. 


39. LPA-A (Lapis Pondasi Agregat Kelas A)


LPA-A adalah lapisan pondasi agregat yang digunakan dalam perkerasan jalan dan jembatan dengan menggunakan gradasi kelas A. 


40. LPA-B (Lapis Pondasi Agregat Kelas AB)


LPA-B adalah lapisan pondasi agregat yang digunakan dalam perkerasan jalan dan jembatan dengan menggunakan gradasi kelas B. 


41. LPPA (Lapis Pondasi Pasir Aspal)


LPPA adalah campuran pasir dan aspal keras yang digunakan sebagai pondasi jalan. Campuran ini dihasilkan dengan mencampur pasir dan aspal pada suhu tertentu, kemudian dihamparkan dan dipadatkan pada permukaan jalan. 


42. LPMA (Lapis Penetrasi Macadam Asbuton)


LPMA adalah jenis perkerasan jalan yang terdiri dari agregat pokok dan agregat pengunci. Perkerasan ini digradasi dengan seragam dan diikat oleh butiran asbuton Lawele. LPMA dihamparkan dan dipadatkan secara bertahap, dengan agregat penutup yang diberi dan dipadatkan pada tahap akhir. 


43. PCI Girder (Prestressed Concrete I Girder)


PCI Girder adalah balok jembatan yang terbuat dari beton bertulang dengan desain yang ramping, dengan bentuk penampang menyerupai huruf I. Balok ini digunakan dalam konstruksi jembatan untuk mendukung beban lalu lintas dan memberikan struktur yang kuat.


44. Guardrail, Kilometer Post, Guide Post


Guardrail adalah pengaman jalan yang dipasang di sisi jalan yang memiliki jurang atau risiko lainnya. Ini digunakan untuk melindungi pengguna jalan jika terjadi kecelakaan.  

45. Kilometer post

Kilometer post adalah elemen informasi jalan yang memberikan pengguna jalan informasi berupa tanda kilometer jalan.

46. Guide post 

Guide post adalah patok yang dipasang pada jembatan dan berfungsi sebagai elemen pengaman jika terjadi kelalaian dalam berkendara.

Konstruksi jalan dan jembatan memiliki standar dan spesifikasi yang ketat. Misalnya, lebar jalan dan kapasitas muat kendaraan memiliki standar tertentu yang harus diikuti sesuai dengan tipe jalan. Memahami istilah-istilah ini akan membantu Anda memastikan bahwa konstruksi jalan sesuai dengan standar yang berlaku.

Terlebih lagi, ketika ada jembatan dalam proyek jalan, penting untuk memastikan bahwa spesifikasi jembatan mengacu pada konstruksi jalan yang sesuai. Ini membantu menghindari masalah di masa depan jika terjadi peningkatan kelas jalan, karena jembatan telah dirancang dengan benar.

0 Response to "46 Istilah Dalam Proyek Jalan Yang Sering Digunakan"

Post a Comment