Sejarah Abrasive, Fungsi, Dan Jenisnya

Apakah kamu pernah berpikir bagaimana suatu benda kasar bisa berubah menjadi halus dan mengkilap? Jawabannya adalah abrasive. Abrasive adalah alat yang digunakan manusia sejak zaman purba untuk mengasah, menghaluskan, dan memotong permukaan benda berbahan lebih lunak. Amplas, gerinda, kikir, bubuk, krem poles, dan balok asah adalah beberapa material berbahan abrasive yang sering digunakan untuk mencapai hasil akhir yang sempurna.


Seorang tukang perajin menggunakan gerinda atau kikir dengan penuh ketelitian untuk menciptakan komponen mesin yang sempurna. Proses mengasah ini memainkan peran penting dalam menciptakan benda kerja yang berkualitas tinggi.




Sejarah Abrasive



1. Awal Mula Abrasive: Jejak di Jaman Prasejarah

Kisah sejarah abrasive dimulai jauh sebelum era modern. Di zaman prasejarah, manusia menggunakan alat dan senjata dari batu yang dibuat dengan mengasahnya pada batu yang lebih keras. Proses sederhana ini membantu menciptakan alat yang lebih tajam sehingga berguna untuk bertahan hidup. 

Seiring berkembangnya peradaban, muncullah pandai besi yang menggunakan bebatuan menjadi gerinda atau balok untuk mengasah peralatan dari logam dan kayu. Penemuan ini menjadi metode yang lebih canggih untuk meningkatkan kualitas dan ketajaman alat. 



2. Abrasive di zaman mesir kuno

Orang Mesir Kuno juga menemukan bahan abrasive dalam memperhalus berbagai barang kerajinan. Mereka menggunakan bubuk abrasive untuk memberikan keindahan pada berbagai artefak seni dan arsitektur monumental mereka. Sentuhan akhir dari abrasive ini menghasilkan kilau pada berbagai artefak yang bertahan hingga saat ini, menjadi warisan berharga dari zaman kuno.



4. Abad ke-19: revolusi dalam industri


Revolusi industri pada abad ke 19 membawa dampak besar bagi penggunaan abrasive. Bahan abrasive logam yang lebih keras dan memiliki daya penghalus tinggi mulai digunakan secara luas dalam berbagai industri. Hal ini membuka jalan bagi tingkat presisi yang lebih tinggi dalam produksi barang dan alat. Abrasive menjadi elemen penting dalam proses manufaktur modern.


5. Ditemukannya abrasive sintetik pada abad ke-20

Masuk ke abad ke-20, terobosan besar terjadi dengan ditemukannya bahan abrasive sintetik. Bahan-bahan seperti Silikon Karbida, Intan Sintetik, Boron Karbida, dan Alumunium Oksida buatan mencatat sejarah baru bagi abrasive. Abrasive sintetik menawarkan sifat abrasi yang lebih baik dan lebih seragam, membawa kemajuan besar dalam berbagai industri yang mengandalkan penggunaan bahan abrasive.

Salah satu inovasi menarik dalam penggunaan abrasive adalah amplas. Bubuk abrasive ini ditempelkan pada permukaan kertas atau kain dengan menggunakan bahan perekat yang sekarang kita kenal dengan nama amplas. Amplas digunakan dalam berbagai industri dan proyek DIY untuk menyempurnakan permukaan, menghaluskan, dan menggosok benda-benda dari berbagai material.



Fungsi Abrasive


Berikut ini fungsi abrasive adalah:




1. Penggerindaan untuk industri

Dalam dunia industri, proses penggerindaan menggunakan berbagai jenis bahan abrasive untuk membentuk dan memoles material seperti logam, kayu, atau plastik dengan tingkat presisi yang tinggi. Penggerindaan ini memungkinkan pembuatan komponen-komponen vital untuk mesin, kendaraan, dan peralatan elektronik modern. Dengan adanya bahan abrasive, produksi skala besar menjadi lebih efisien dan terjangkau.

2. Untuk memoles benda kerja sehingga dihasilkan sentuhan kilau yang mengagumkan

Permukaan yang halus dan mengkilap pada berbagai barang konsumen dan dekoratif seringkali dihasilkan melalui proses pemolesan. Abrasive khusus digunakan untuk memberikan kilau yang mengagumkan pada perhiasan, perangkat elektronik, atau bahkan permukaan marmer megah. 

Proses ini tidak hanya memberikan estetika yang menarik tetapi juga menambah nilai jual pada produk. Sebagai contohnya, pada industri perhiasan bagaimana abrasive mampu mengubah logam mentah menjadi permata yang memikat. Batu permata seperti berlian, rubi, dan safir dipotong dan dipoles menggunakan bahan abrasive yang sangat halus untuk menghasilkan permukaan yang kemilau nan indah. 



3. Peran abrasive dalam industri otomotif

Industri otomotif adalah salah satu sektor yang paling bergantung pada fungsi abrasive. Proses produksi kendaraan dari tahap awal hingga akhir melibatkan beragam abrasive, termasuk dalam proses pengecatan, pengamplasan, dan perakitan komponen. Keakuratan dan ketepatan dari bahan abrasive memastikan kendaraan yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi dan aman untuk digunakan.



4. Peran abrasive dalam dunia konstruksi dan restorasi

Dalam industri konstruksi dan restorasi, abrasive berperan penting dalam membersihkan, meratakan, dan mempersiapkan permukaan sebelum pengaplikasian cat atau lapisan pelindung lainnya. 

Dalam restorasi bangunan bersejarah, abrasive membantu mengembalikan kemilau masa lalu dengan hati-hati, memastikan ciri khas dan keindahan dari bangunan tersebut tetap terjaga.


Jenis-jenis Alat/Bahan Abrasive


Berikut adalah beberapa alat yang termasuk ke dalam bahan abrasive dengan fungsinya masing-masing, yaitu:


1. Amplas tipe flat/lembaran




Bentuknya yang sederhana namun efektif menjadikannya pilihan utama untuk berbagai pekerjaan. Dengan menggunakan bahan abrasive yang terpasang pada kertas atau kain, amplas ini dengan mudah menggesek permukaan kasar hingga menjadi halus dengan sentuhan lembut.

Tingkat kekasaran dari permukaan amplas akan menentukan seberapa cepat benda tersebut dapat diikis. Semakin kasar permukaan amplas, semakin mudah bagian dari benda dapat dihilangkan.

Amplas dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu amplas berlapis (coated abrasives) dan amplas berikat (bonded abrasives). Amplas berlapis menggunakan bahan abrasive yang dilapisi pada kertas atau kain, memberikan fleksibilitas dalam penggunaannya. Sementara itu, amplas berikat mengikat bahan abrasive dengan bahan pengikat tertentu, menciptakan alat yang lebih kokoh dan tahan lama.

Kemampuan amplas dalam menghaluskan dan mengikis menjadikannya sangat serbaguna dalam berbagai industri dan pekerjaan. Dari perbaikan rumah tangga hingga industri manufaktur, amplas menjadi alat yang tak tergantikan. Perajin, tukang kayu, montir mobil, hingga seniman patung semuanya mengandalkan amplas untuk membentuk dan memoles material sesuai dengan kebutuhan mereka.


2. Piringan / Mata Potong cut off wheel





Di dunia perkakas, ada satu alat yang memiliki kemampuan handal untuk memotong kayu, besi, dan batu dengan presisi yang tak tergantikan. Namanya adalah piringan cut off wheel, atau sering juga disebut sebagai mata potong. Dalam perpaduan sempurna dengan mesin perkakas seperti cut off dan gerinda, alat ini menjadi pilihan utama dalam berbagai proyek yang memerlukan pemotongan material.


Setiap mata potong memiliki bentuk dan karakteristiknya sendiri, tergantung pada jenis benda kerja yang akan dipotong. Berbentuk seperti mata pisau, mata potong dirancang untuk melakukan potongan yang tepat, baik itu pada kayu, besi, atau batu. Namun, ingatlah bahwa mata potong yang khusus untuk kayu tidak dapat digunakan untuk memotong batu atau besi, dan sebaliknya.


3. Batu / Mata Poles





Di balik kilau permukaan benda yang indah, tersembunyi sebuah alat perkakas berupa alat abrasiveyang mampu menyulap material kasar menjadi halus dan mengkilap. Namanya adalah batu poles, atau sering juga disebut mata poles. Dengan kerjasama mesin perkakas seperti gerinda, polisher, atau gerinda duduk, batu poles menjadi senjata utama untuk mencapai hasil akhir yang memikat pada permukaan besi dan batu, termasuk batu berlian dan batu akik yang populer di Indonesia.

Poles dengan amplas memiliki tujuan yang hampir sama, yaitu untuk menghaluskan permukaan. Namun, perbedaannya terletak pada kemampuan poles yang lebih luas. Selain menghaluskan, batu poles juga mampu mengkilapkan dan mengikis permukaan yang tidak rata, memberikan sentuhan akhir yang sempurna. Amplas, di sisi lain, fokus pada proses menghaluskan saja.

0 Response to "Sejarah Abrasive, Fungsi, Dan Jenisnya"

Posting Komentar