Contoh Studi Kasus Identifikasi Besi Banci, Karakteristik, Dan Pahami Kode-Kodenya

Bahan bangunan menjadi bagian yang sangat penting dalam pembangunan infrastruktur. Di Indonesia, besi baja menjadi salah satu bahan bangunan yang paling banyak digunakan karena sifatnya yang kuat, ringan dan tahan korosi. Namun, sayangnya, seiring dengan semakin meningkatnya permintaan akan besi baja, muncul pula fenomena Besi Banci.


Besi Banci adalah istilah yang digunakan untuk menyebut besi baja palsu atau yang tidak memenuhi standar SNI (Standar Nasional Indonesia). Besi Banci tidak memiliki ketebalan dan kekuatan yang memadai untuk menopang beban konstruksi yang dihasilkan. Oleh karena itu, penggunaannya sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kerugian finansial dan bahkan nyawa.



Pengertian Besi Banci


Besi banci biasa disebut dengan besi BJKU. Besi ini adalah besi baja atau besi beton yang terbuat dari logam, namun memiliki ukuran, kualitas, serta spesifikasi yang tidak sesuai dengan standar SNI,  sebagaimana tertera dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 1729 : 2020. 

Besi banci umumnya lebih murah dibandingkan dengan besi hollow standar SNI, namun memiliki kualitas yang rendah dan kurang tahan terhadap korosi.



Pentingnya Membedakan BJKU dan BJTB dalam Pembangunan Konstruksi


Ketika Anda membangun rumah atau bangunan lainnya, tentu saja Anda ingin memastikan bahwa semua bahan konstruksi yang Anda gunakan memenuhi standar kualitas dan keamanan. Salah satu bahan konstruksi yang penting adalah besi beton. Namun, tahukah Anda bahwa ada perbedaan antara BJKU dan BJTB?


BJKU atau besi banci adalah besi beton yang terbuat dari baja untuk keperluan umum dan biasanya digunakan untuk keperluan di luar konstruksi bangunan seperti pagar atau teralis. Sementara itu, BJTB atau baja tulangan beton adalah besi beton asli yang memiliki standar SNI dan digunakan untuk konstruksi bangunan.


Mengapa perbedaan ini penting? Pertama, BJKU biasanya diproduksi dalam ukuran yang dimanipulasi. Jika tertulis 10mm, ukuran aslinya mungkin hanya sekitar 9,1mm. Sementara BJTB memiliki ukuran yang sesuai dengan standar SNI.


Kedua, BJTB memiliki kekuatan yang lebih baik dan memenuhi standar tahan gempa. Hal ini sangat penting untuk memastikan keamanan bangunan Anda. Sementara itu, BJKU memiliki kualitas yang lebih rendah dan tidak memenuhi standar keamanan yang sama.


Ketiga, penggunaan BJKU sebagai bahan konstruksi dalam bangunan adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab. Selain tidak memenuhi standar kualitas dan keamanan, penggunaan BJKU dalam bangunan juga dapat merusak reputasi Anda sebagai pengembang atau pemilik bangunan.


Untuk memastikan bahwa Anda menggunakan besi beton yang tepat dalam pembangunan konstruksi Anda, ada baiknya untuk memeriksa dengan teliti spesifikasi dan sertifikasi produk besi beton yang akan Anda gunakan. Pastikan untuk membeli dari produsen atau toko yang terpercaya dan teruji kualitasnya.


Karakteristik Besi Banci

Agar tidak tertipu dan terjebak membeli besi banci, perhatikan beberapa ciri-ciri berikut:


1. Tidak terdapat cetakan timbul (embossed)

Besi baja atau besi beton konstruksi yang memenuhi standar SNI tentu saja memiliki cetakan timbul berupa singkatan nama produsennya. Jika batang besi yang Anda beli tidak memiliki cetakan timbul, dapat dipastikan bahwa besi tersebut termasuk golongan besi banci.


2. Tidak memiliki warna pada ujung besinya

Aturan dari pemerintah mengharuskan ujung besi yang memiliki standar SNI diwarnai dengan cat agar masyarakat bisa membedakan mana besi yang berkualitas. Jika tidak ada warna pada ujung besi, kemungkinan besar besi tersebut merupakan jenis besi banci yang memiliki kualitas buruk.


Berikut ini adalah kode warna besi baja yang sesuai dengan standar SNI:





3. Ukuran diameter atau ketebalan plat yang tipis


Ukuran diameter atau ketebalan plat besi banci lebih tipis dibandingkan dengan batas toleransi ketebalan standar SNI. Untuk mengetahui tabel ketebalan sesuai SNI, perlu dilakukan pengukuran menggunakan alat seperti micrometer atau jangka sorong.

Adapun toleransi ketebalan diameter SNI adalah +/- 1%.

Penting untuk menghindari penggunaan besi banci dalam konstruksi bangunan karena bahayanya yang dapat menyebabkan keretakan dan kegagalan struktural. Selain itu, penggunaan besi banci juga akan menimbulkan risiko kecelakaan yang berdampak fatal bagi penghuni bangunan.


Oleh karena itu, pastikan Anda selalu membeli besi konstruksi yang memiliki standar SNI dan ciri-ciri yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Kualitas bangunan yang kokoh dan aman sangat tergantung pada kualitas bahan bangunan yang digunakan. Jangan mengambil risiko hanya karena ingin menghemat biaya dalam membangun sebuah konstruksi.


Coba Identifikasi, Manakah Yang Besi SNI (Asli)


Untuk lebih memudahkan pemahaman, berikut ini kami berikan contoh gambar besi SNI (asli) dan besi banci. Cobalah untuk menebak yang manakah besi SNI?


Perbedaan Besi SNI dan Besi Banci


Pada gambar di atas, besi SNI (Asli) adalah gambar B atau gambar yang bawah, sedangkan gambar A merupakan produk besi banci. Kok, bisa? Berikut ini ulasannya:

1. 3 Kode Awal



Tiga kode awal di atas merupakan merk. Merk tersebut tentunya memiliki pabrik yang wajib bertanggung jawab atas produksinya jika suatu saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.


2. Kode Angka Diameter




Angka 12 pada besi baja di atas adalah diameternya. Dan untuk tulisan SNI menunjukkan keaslian besi.


3. Kode TP atau TD



Baja beton dapat dikodekan berurutan dengan singkatan huruf, yaitu:

  • BJ berarti Baja
  • TP berarti Tulangan Polos
  • TD berarti Tulangan Deformasi (Ulir)


4. Nilai Kekuatan Uji Tarik






Angka ini merupakan nilai yang menunjukkan kekuatan uji tari besi baja/beton. 280 menjadi kekuatan standar untuk besi beton polos dan ulir.


Nah, keempat kode di atas merupakan hal yang menunjukkan jika besi baja pada gambar B adalah besi baja SNI, sedangkan gambar A adalah besi banci.

Praktik Penggunaan Besi Banci Dalam Sebuah Proyek Konstruksi



Fenomena Besi Banci terjadi karena adanya praktek bisnis yang tidak bertanggung jawab. Banyak tukang las yang menawarkan besi standar SNI kepada klien mereka, tetapi pada kenyataannya, mereka menggunakan Besi Banci saat melakukan pekerjaan konstruksi. Tukang las yang tidak bertanggungjawab ini berpikir bahwa sang pelanggan tidak akan dapat memeriksa ketebalan dari besi hollow yang digunakan dan mereka dapat memperoleh keuntungan lebih besar dari penipuan ini.


Tentu saja, penggunaan Besi Banci dapat menyebabkan dampak yang sangat merugikan. Konstruksi yang menggunakan Besi Banci dapat mengalami keretakan atau bahkan runtuh


Oleh karena itu, kita sebagai konsumen harus lebih waspada dalam memilih tukang las dan bahan bangunan yang digunakan dalam pembangunan konstruksi. Selalu pastikan bahwa bahan bangunan yang digunakan memenuhi standar SNI dan memiliki sertifikat keaslian yang sah. Selain itu, kita juga harus memilih tukang las yang terpercaya dan profesional.


Pemerintah juga harus bertindak lebih keras dalam mengawasi produksi dan distribusi Besi Banci. Pelaku bisnis yang tidak bertanggung jawab harus diberikan sanksi tegas agar praktek penipuan ini dapat dihentikan.

0 Response to "Contoh Studi Kasus Identifikasi Besi Banci, Karakteristik, Dan Pahami Kode-Kodenya"

Post a Comment