Apa itu Volume Pekerjaan? Ini Contoh Cara Menghitungnya

Dalam menghitung biaya proyek konstruksi, Anda perlu menentukan spesifikasi proyek dan menghitung volume pekerjaannya terlebih dahulu. Volume pekerjaan adalah besaran satuan pekerjaan sesuai yang tergantung dari masing-masing item pekerjaan. 

Sebagai contohnya, volume pekerjaan pasangan keramik akan berbeda dengan volume pekerjaan galian, urugan, dan lain sebagainya. Dari masing-masing item pekerjaan tersebut tentu saja besaran biaya yang diperlukan berbeda-beda. Untuk menentukannya, Anda perlu memahami gambar kerja yang meliputi, gambar denah, potongan, dan tampak.



Apa itu Volume Pekerjaan?


Sebelumnya telah disinggung bahwa volume pekerjaan adalah jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satuan untuk setiap item pekerjaan. Sebagai ilustrasi, berikut ini adalah contoh volume pekerjaan yang biasanya dikerjakan dalam pelaksanaan proyek konstruksi:


  1. Volume pekerjaan persiapan, galian, dan urugan
  2. Volume pekerjaan pondasi batukali
  3. Volume pekerjaan pasangan dinding dan plesteran
  4. Volume pekerjaan atap
  5. Volume pekerjaan listplank
  6. Volume pekerjaan sanitasi dan instalasi



Contoh Cara Menghitung Volume Pekerjaan Sesuai Dengan Satuannya


Untuk memudahkan memahaminya lebih lanjut, berikut diberikan sejumlah contoh cara menghitung volume pekerjaan, yaitu:


1. Volume pekerjaan persiapan – dengan satuan ls - kontrak lumpsum

Pekerjaan persiapan meliputi pengukuran yang bertujuan untuk menentukan posisi dan batas-batas bangunan serta pembersihan area/lokasi proyek. Biasanya volume pekerjaan persiapan ini menggunakan satuan lumpsum.

Sebagai contohnya pekerjaan persiapan ini membutuhkan waktu dua hari dan dikerjakan oleh dua tukang. Masing-masing upah untuk pekerjaan ini adalah Rp75.000, maka biaya yang perlu disiapkan oleh owner (pemilik proyek) adalah Rp75.000 x 2 x 2 = Rp300.000.


2. Bouwplank - satuan m - meter panjang

Setelah pekerjaan persiapan, biasanya yang dilakukan adalah pekerjaan pemasangan bouwplank dengan membuat pagar menggunakan papan 2/20 dipaku pada kayu ukuran 5/7 sebagai tiang. Sebagai contohnya, volume pekerjaan bowplank sebagai berikut:

  • Panjang bouwplank horizontal/datar = 2,5+5+2,5+5+1,5= 16,5m.
  • Panjang bouwplank vertikal/tegak = 7,5+7,5+1,5+7,5= 24m.
  • Total panjang bouwplank = 16,5m + 24m = 40,5m.

Jadi, volume pekerjaan bouwplank adalah 40,5m.


3. Volume pekerjaan urugan satuan m3 - meter kubik

Untuk mengetahui volume pekerjaan urugan, Anda bisa menentukan dengan cara menghitung luas bangunan dikalikan tinggi urugan satuan m3.

Sebagai contohnya, volume urugan biasanya dihitung 1/3 dari volume galian. Jika volume galian adalah 90 m3 maka urugan kembali adalah 90m3/3 = 30 m3

Dengan begitu, maka kemudian dapat ditentukan kebutuhan material urugan dan jumlah tenaga atau upah yang dapat dilihat pada analisa harga satuan pekerjaan (AHSP).


4. Volume pekerjaan pasangan keramik


Sebagai contohnya, pekerjaan pemasangan keramik kamar mandi dengan ukuran 2m x 3m menggunakan keramik ukuran 30cm x 30 cm. Untuk mengetahui jumlah total keramik lantai kamar mandi yang dibutuhkan bisa dilakukan dengan cara menghitung luas lantai kamar mandi lalu membaginya dengan luas keramik dengan ukuran perbuahnya 30cm x 30cm.

Luas lantai 2mx3m= 6m2, luas keramik perbuah 0,3mx0,3m= 0,09m2. 

Jadi, jumlah kebutuhan keramik = 6m2:0,09m2=66,67 buah atau dibulatkan menjadi 67 buah.


5. Dan seterusnya

Cara menghitung volume pekerjaan bangunan di atas berbeda-beda tergantung bentuk dan jenis pekerjaannya. Artinya, volume pekerjaan yang dimaksud di atas bukanlah volume isi yang sebenarnya, melainkan jumlah sebuah volume bagian pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya volume dikenal dengan satuan m3, tetapi pada volume pekerjaan satuannya berbeda-beda tergantung kepada jenis pekerjaannya yang dapat dilihat melalui gambar bestek dan detail pada proyek tersebut.

0 Response to "Apa itu Volume Pekerjaan? Ini Contoh Cara Menghitungnya"

Post a Comment