Apa itu Transisi Ekonomi? Ini Jenis, Prinsip, dan Cara Mengatasi Dampak Negatifnya

Transformasi atau transisi ekonomi adalah perubahan struktur ekonomi pada suatu daerah. Transisi ekonomi ini mengakibatkan daerah yang dulunya memiliki basis sektor primer (primer) berubah menjadi sektor sekunder ataupun tersier.

Strategi pembangunan ekonomi di negara berkembang, seperti di Indonesia, pada umumnya mengandalkan pertumbuhan ekonomi. Karena hal tersebut. maka ketika ada perubahan struktur ekonomi akan mengalami transisi sesuai dengan pertumbuhan ekonomi yang terjadi. 

Transformasi ekonomi membawa sejumlah manfaat besar. Salah satunya adalah semakin besarnya peluang terbukanya lapangan kerja yang selanjutnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Namun perlu dipahami bahwa terjadinya transisi ekonomi itu sendiri juga dapat berdampak negatif terhadap hasil pembangunan, seperti adanya ketimpangan distribusi pendapatan di masyarakat, ketimpangan pembangunan antar sektor dan tingginya tingkat ketergantungan ekonomi. Oleh karena itu, transisi ekonomi ini perlu dicermati dan diarahkan agar dampak negatif tersebut dapat dihindari. 



Apa itu Transisi Ekonomi?


Transisi ekonomi adalah perubahan struktur ekonomi tradisional (sektor pertanian atau berbasis sumber daya alam) menuju ekonomi modern (sektor industri atau jasa) yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. 

Dulu Indonesia dikenal sebagai negara agraris, dan kini ebagian besar wilayahnya sudah mengalami industrialisasi. Hal ini merupakan pertanda bahwa banyak wilayah di Indonesai telah mengalami transisi ekonomi. 


Jenis Transisi Ekonomi


Transisi ekonomi menurut Goldman ada empat, yaitu:


1. Perubahan dari globalisme menuju populisme.

Transisi terbesar saat ini adalah perubahan dari tren dominan globalisme, yang telah sedemikian rupa meningkatkan arus barang serta orang lintas batas. 

2. Stagnasi ke inflasi

Karena pasar tenaga kerja makin ketat, harga energi mengalami kenaikan, dan prospek fiskal yang kemungkinan lebih inflasioner, sehingga akan terjadi ekspektasi harga dan inflasi yang beranjak ke level yang lebih tinggi.

3. Kebijakan moneter ke kebijakan fiskal

Transisi ini penting untuk diperhatikan karena akan memberikan bauran kebijakan lebih baik dalam mendukung pertumbuhan serta laba korporasi. Atau bisa juga mendorong lonjakan utang serta inflasi serta memicu volatilitas lebih banyak di aset-aset pasar negara maju maupun pasar berkembang.

4. Regulasi ke deregulasi

Di sejumlah negara telah dilakukan perubahan-perubahan regulasi dengan fokus pada peningkatan akses terhadap modal dan pemangkasan hambatan-hambatan bisnis. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat ketika ingin membuka bisnis, jadi tidak ribet dengan regulasi yang ada.


Transisi Ekonomi Digital

Ethereum, Transformasi Keuangan Digital


Di era globalisasi saat ini dengan didukung perkembangan teknologi telah mengubah tren bisnis yang semula dilakukan secara konvensional menjadi transaksi digital.

Hal ini ditunjukkan dengan jumlah transaksi di dunia digital, termasuk e-commerce, dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Tak hanya itu, kehadiran pelaku usaha di dunia digital atau start up kini tumbuh sangat pesat.

Adapun tanda-tanda terjadinya transformasi di bidang ekonomi digital antara lain :

  1. Perusahaan-perusahaan berbasis teknologi masuk ke dalam daftar perusahaan terbesar di dunia, sebagai contohnya Apple dan Google.
  2. Perubahan bentuk aktivitas ekonomi ke arah digital. Misalnya, kehadiran Gojek dengan perkembangan dan pertumbuhan yang sangat tinggi tidak hanya mengubah perkembangan usaha jasa penyedia transportasi, akan tetapi juga mengubah aktivitas ekonomi jual beli makanan. Bahkan, Gojek juga merger dengan Tokopedia dan juga bank digital, Jago, untuk memperkuat bisnis digitalnya.
  3. Motor penggerak ekonomi dunia adalah ekonomi digital. Sebagai contohnya, di tengah krisis Amazon sebagai perusahaan e-commerce justru pertumbuhannya semakin meningkat. Ada juga Gojek dan Grab d itengah kelesuan ekonomi Indonesia menjadi motor penggerak ekonomi di sejumlah wilayah perkotaan di Indonesia.
  4. Ekonomi digital telah menuntut masyarakat untuk mengubah ekonomi kegiatan produksi menjadi kegiatan ekonomi kreatif.
  5. Old Economy menjadi support atau pendukung dari pergerakan new economy. Perbankan tradisional akan tetap berjalan dan ikut beradaptasi karena mendapat banyak tantangan dari perusahaan financial technology (fintech) yang menemukan bisnis model baru yang dapat menyaingi lembaga keuangan tradisional. Misalnya Google Wallet, Gopay, dan teknologi cashless lainya tentunya merupakan tantangan bagi lembaga keuangan ini.


5 Pilar Transformasi Ekonomi


Pemerintah perlu membuat kebijakan transformasi ekonomi guna menyelesaikan berbagai tantangan bangsa, terutama di bidang perekonomian. Pemerintah telah menyusun sejumlah pilar agar menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, berdaya saing, dan berkualitas.

Adapun pilar-pilar transformasi ekonomi yang dimaksud antara lain:


1. Optimalisasi pembangunan infrastruktur

Pemerintah perlu meningkatkan pembangunan infrastruktur yang berfokus pada upaya mengoptimalkan manfaat yang diperoleh dari pembangunan infrastruktur itu sendiri. Misalnya, pembangunan infrastruktur mampu menghadirkan sistem logistik yang lebih maju.

Pembangunan infrastruktur tersebut perlu dilakukan secara bertahap dengan sistem perencanaan yang saling terintegrasi. Jika hal tersebut dapat dilakukan, maka dapat menghasilkan biaya logistik yang murah dengan sistem yang modern.


2. Penguatan implementasi kebijakan pemerataan ekonomi

Pemerintah perlu melakukan pemerataan ekonomi dengan harapan kebijakan tersebut dapat mengurangi ketimpangan dan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi lebih berkualitas. Adapun  langkah-langkah yang dapat diambil seperti berikut ini:

  • Reformasi agraria melalui program Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) sehingga dapat mengurangi ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah
  • Menciptakan progam perhutanan sosial yang dapat dimanfaatkan sebagai ekowisata, dan lainnya.
  • Moratorium serta peremajaan perkebunan kelapa sawit.

3. Mengurangi ketergantungan terhadap modal asing jangka pendek

Pemerintah perlu meminimalisasi ketergantungan terhadap modal asing jangka pendek dalam rangka mengatasi saving-investment gap

Hal ini dilakukan dengan inklusi keuangan melalui utilisasi aset agar akses masyarakat terhadap perbankan meningkat.

4. Melakukan efisiensi pasar tenaga kerja dan meningkatkan kualitas SDM


Kehadiran industri 5.0 menimbulkan tantangan bagi pemerintah dalam rangka menyiapkan regulasi yang mampu menyiapkan SDM yang berkualitas. Pemerintah perlu melakuan berbagai upaya berikut ini:

  • Merevitalisasi kurikulum agar sesuai kebutuhan industri
  • Meningkatkan sarana dan prasarana (infrastrukur pendidikan) di semua daerah
  • Membakukan standar kompetensi
  • Membangun platform Job Matching antar-lembaga pendidikan dan dunia industri
  • Pembangunan informasi pasar kerja yang efektif dan berkelanjutan,
  • Membentuk komite vokasi dan Balai Latihan Kerja (BLK) baik di pusat dan daerah. 


5. Konfigurasi investasi untuk mendukung pertumbuhan. 

Investasi yang masuk ke Indonesia perlu dilakukan konfigurasi sehingga mampu mendukung pertumbuhan ekonomi secara efisien. Selain itu, upaya tersebut juga dilakukan untuk menurunkan Incremental Capital-Output Ratio (ICOR) dengan melalui penurunan suku bunga riil, optimalisasi investasi yang memberikan return lebih cepat dan berorientasi ekspor, efisiensi produksi melalui pengembangan sumber energi murah,dan juga digitalisasi. 

Adapun lima industri prioritas yang perlu mendapatkan dukungan pertumbuhan untuk didorong menjadi industri berorientasi ekspor adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, elektronik, otomotif, serta industri kimia.

Kelima pilar transisi ekonomi tersebut perlu dijalankan dengan memperhatikan sinergi dan dukungan dari seluruh sektor maupun stakeholder di bidang ekonomi agar kemudian dapat memberikan dampak yang lebih luas terhadap masyarakat.


Upaya Menanggulangi Dampak Negatif Transisi Ekonomi


Paradigma selama ini memang transisi ekonomi diarahkan pada peralihan tenaga kerja dari sektor berbasis sumber daya alam (SDA), misalnya di sektor pertanian, ke sektor yang menciptakan nilai tambah (added values), misalnya industri. Tetapi hal ini memicu terjadinya masalah ketimpangan pendapatan antar pelaku ekonomi di sejumlah sektor dan mengakibatkan terjadinya urbanisasi dari desa ke kota.

Untuk mengatasi permasalahan yang timbul dari dampak negatif transisi ekonomi tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan, khususnya di kawasan pertanian atau desa. Sehingga percepatan transformasi ketenagakerjaan dapat terjadi seiring dengan semakin besarnya kehadiran sektor industri.

Selain itu, pemerintah saat ini memanfaatkan potensi desa sebagai basis pertumbuhan ekonomi daerah, yang nantinya akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat. 

Jadi, harapannya tidak perlu para petani di desa pindah ke wilayah perkotaan untuk menjadi buruh pabrik atau kuli bangunan. Namun, dengan infrastruktur yang memadai yang telah diupayakan pemerintah tersebut mereka tetap bertani dengan lebih efisien dengan memanfaatkan teknologi pertanian yang maju. Hal ini juga perlu adanya kepastian offtaker yang akan membeli produk pertaniannya dengan harga yang bagus, tidak jatuh.

Nah, itu merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak negatif transisi ekonomi dari sektor pertanian ke sektor industri. 

Sedangkan transformasi ekonomi digital yang begitu cepat menciptakan tantangan tersendiri bagi pemerintah. Proses ini tentu saja mengakibatkan semua aktivitas ekonomi lama akan beralih ke digital.

Sebagai bentuk upaya pemerintah dapat menerapkan 5 pilar transformasi ekonomi yang telah dijelaskan pada sub pembahasan di atas.

0 Response to "Apa itu Transisi Ekonomi? Ini Jenis, Prinsip, dan Cara Mengatasi Dampak Negatifnya"

Post a Comment