Perbedaan Tenaga Endogen dan Eksogen: Contoh, Pengaruh Positif dan Negatifnya

Permukaan bumi terbentuk oleh adanya tenaga yang berasal dari dalam bumi yang disebut tenaga endogen dan tenaga yang berasal dari luar permukaan bumi yang disebut tenaga eksogen. Jadi, baik tenaga eksogen maupun endogen sama-sama membentuk muka bumi, namun saling berlawanan.

Beberapa orang bertanya, apa perbedaan tenaga endogen dan eksogen? Secara umum, tenaga endogen adalah gerakan yang berasal dari dalam bumi. Sedangkan tenaga eksogen kebalikannya, yaitu gerakan dari luar bumi.

Masing-masing gerakan tersebut mempunyai peran berbeda yang dapat mempengaruhi lingkungan, baik pengaruh positif maupun negatif. Ingin tahu lebih lanjut mengenai topik ini? Silakan baca terus artikel di bawah ini.



Perbedaan Tenaga Endogen dan Eksogen

Endogen dan eksogen memiliki nama yang hampir sama. Tak jarang orang-orang tertukar dengan pengertiannya. Kedua gerakan bumi tersebut terbagi lagi menjadi beberapa gerak lainnya. Lebih lengkapnya, lihat pada pembahasan berikut:

A. Tenaga endogen





Tenaga endogen adalah kekuatan dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya pergerakan pada lempeng bumi. Gerakan tersebut dikenal sebagai diastropisme. 

Apa itu diatropisme? Pada dasarnya, diatropisme atau tektonisme adalah pergerakan lapiran kerak bumi, baik itu secara horizontal, vertikal, atau retakan. Gerakan ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu epirogenesa dan orogenesa.

1. Epirogenesa

Gerakan epirogenesa disebabkan oleh adanya pergerakan kulit bumi secara vertikal atau horizontal. Gerakan ini terjadi secara perlahan dan mencakup wilayah yang sangat luas. Epirogenesa  dikelompokkan lagi menjadi dua, di antaranya:

  • Epirogenesa positif, adalah epirogenesa yang bergerak turun ke bawah, sehingga permukaan air laut seolah-olah meninggi. 
  • Epirogenesa negatif, adalah epirogenesa yang bergerak naik ke atas. Akibatnya permukaan air laut terkesan turun. 

2. Orogenesa



Selanjutnya ada yang disebut sebagai orogenesa. Bedanya gerakan ini dari gerakan epirogenesa adalah tempo pergerakan yang berlangsung sangat cepat dan luas wilayah terdampak jauh lebih kecil.


Gerakan orogenesa menyebabkan lipatan dan patahan. Apa perbedaannya? Berikut penjelasannya:

  • Lipatan

a. Lipatan tegak, yaitu lipatan yang disebabkan oleh tenaga radial yang setara dengan tenaga tangensial.

b. Lipatan miring, yaitu lipatan akibat perbedaan pada arah tenaga horizontal.

c. Lipatan menutup, yaitu lipatan yang diakibatkan murni oleh tenaga tengensial.

d. Lipatan rebah, yaitu lipatan karena tenaga horizontal yang bergerak ke satu arah.

e. Sesar sungkup, yaitu lipatan yang terjadi akibat pergerakan pada sepanjang kulit bumi.


  • Patahan


a. Tanah naik (horst)

Disebabkan oleh gerak tektogenesa horizontal yang memusat, sehingga kondisi daratan lebih tinggi dari daerah di sekitarnya. 


b. Tanah turun (graben)

Ini kebalikan dari horst, di mana kondisi daratan berada lebih rendah dari daerah di sekitarnya. Graben diakibatkan oleh tarikan dari dua arah sehingga lapisan kerak bumi mengalami penurunan.


c. Sesar

Diakibatkan oleh gerak horizontal terhadap sebagian daratan dan tidak frontal. 


B. Tenaga Eksogen

Tena eksogen cenderung memiliki sifat destruktif terhadap lapisan bumi. Akibatnya, lapisan litosfer mengalami pengikisan. Seperti definisinya, tenaga eksogen meliputi es, air, angin, matahari, tumbuhan dan binatang. Tenaga-tenaga tersebut berasal dari luar bumi.

Tenaga ini dikelompokkan lagi menjadi empat, yaitu pelapukan, pengikisan, sedimentasi dan amblesan. Masing-masing dibahas secara rinci pada pembahasan berikut:

1. Pelapukan


Pelapukan adalah perubahan pada batuan yang diakibatkan beberapa faktor, misalnya faktor kimia, biologi, dan suhu.


  • Pelapukan kemis 

Lapisan batuan pada permukaan bumi mengalami pelapukan yang disebabkan oleh zat kimia. Pelapukan ini yang dinamakan sebagai pelapukan kemis. Umumnya fenomena ini terjadi di area bukit kapur, sehingga timbul sungai bawah tanah, stalaktit, stalagmit dan doline.


  • Pelapukan organis 

Pelapukan organis disebabkan oleh faktor biologi atau makhluk hidup. Misalnya, aktivitas binatang laut yang menggali lubang di tepi pantai dapat mengakibatkan pelapukan pada batuan pantai. 


Contoh lainnya, peperangan yang melibatkan senjata nuklir meninggalkan imbas merugikan bagi alam terdampak. Batuan berongga juga dapat menjadi tempat bertumbuhnya tanaman. Apabila akar tanaman terlalu besar, batuan akan lapuk dan pecah.


  • Pelapukan mekanis

Pelapukan berikutnya disebabkan oleh suhu. Pelapukan mekanis sering terjadi di daerah gurun pasir. Perubahan suhu antara siang dan malam hari yang drastis membuat batuan di sana mudah hancur. 


2. Pengikisan


Selain pelapukan, batuan kerap terkikis oleh sejumlah faktor, yaitu angin, air dan es. Berikut penjelasannya:

  • Pengikisan akibat angin

Bahan-bahan yang terkikis oleh angin akan ikut terbawa dan mengendap di tepi pantai. Lambat laun, kondisi tersebut membentuk gumuk pasir atau sand dunes. Fenomena ini juga terjadi di gurun pasir, namun gumuk terbentuk dari pengikisan tanah.


  • Pengikisan akibat air

Air hujan, air laut dan air sungai adalah penyebab erosi. Air hujan dapat mengikis lapisan permukaan tanah sekaligus menyapu unsur penyubur yang terkandung di dalamnya. Karena hal itu tanah menjadi gersang dan rentan erosi.


  • Pengikisan akibat es

Pengikisan oleh es terjadi di bagian tepi dan dasar gletser, sehingga hasilnya lembah gletser membentuk seperti huruf U.


3. Sedimentasi


Tenaga eksogen berikutnya adalah sedimentasi atau pengendapan. Batuan yang lapuk terbawa oleh arus air dan sungai berpotensi mengendap di sungai. Salah satu sedimentasi yang dikenal adalah meander.



Meander sendiri merupakan jenis sungai yang berbentuk lika-liku. Pada bagian hulu, debit air terbilang kecil. Karena tenaga yang kecil, aliran air berupaya mencari daratan rendah yang paling mudah dilewati.


Proses sedimentasi berlangsung secara bertahap, dan biasanya meander baru terbentuk di sekitar hilir sungai. Mengingat bentuk sungai berkelok, tak jarang kelokan sungai menjadi terpisah dari aliran utama. Sungai yang terpotong inilah yang disebut sebagai oxbow lake.


4. Amblesan





Terakhir, amblesan adalah pergeseran tanah yang mengarah ke bawah dan bergerak secara vertikal. Faktor penyebab amblesan umumnya diakibatkan oleh hujan deras, timbunan lahan, tanah yang kurang padat, eksploitasi air tanah, erosi, hingga besarnya beban yang ditopang oleh tanah.


Contoh Hasil Tenaga Endogen dan Tenaga Eksogen


Perbedaan tenaga endogen dan eksogen juga terletak pada dampak yang dihasilkannya. Adapun contoh dampak dari masing-masing tenaga tersebut adalah sebagai berikut:


1. Tenaga endogen

  • Munculnya pegunungan. Penampakan alam ini menjadi daya tarik tersendiri bagi penggemar wisata pegunungan. Dari ketinggian pemandangan yang disajikan sangatlah indah.
  • Sedimentasi batu dan pasir yang berada di sekitar gunung vulkanik dapat difungsikan sebagai material bangunan.
  • Lapisan magma yang membeku di bawah tanah mengandung mineral berharga, seperti perak, emas dan mineral lainnya.

2. Tenaga eksogen

  • Aktivitas pelapukan dapat menghasilkan bentuk muka bumi yang indah yang biasanya dapat diberdayakan sebagai tempat wisata, seperti di Grand Canyon, Amerika Serikat.
  • Pelapukan batu yang memecah batu besar dapat menghasilkan batuan kecil yang dimanfaatkan untuk keperluan konstruksi bangunan.
  • Batu yang terbentuk dari magma beku akan lapuk dan memberikan unsur penyubur bagi tanah di sekitarnya.
  • Tenaga eksogen mendorong mineral-mineral di bawah tanah mencuat ke permukaan sehingga memudahkan manusia untuk memanfaatkannya.


Sekian pembahasan tentang perbedaan tenaga endogen dan eksogen. Setelah membaca artikel ini, semoga Anda lebih mendapatkan pemahaman tentang peran dan definisi dari masing-masing tenaga tersebut.

0 Response to "Perbedaan Tenaga Endogen dan Eksogen: Contoh, Pengaruh Positif dan Negatifnya"

Post a Comment