Langkah Perencanaan Retaining Wall (Dinding Penahan Tanah)

Retaining wall adalah salah satu struktur bangunan yang berfungsi untuk menjaga kestabilan dari suatu timbunan tanah, sehingga timbunan tersebut tidak mengalami geser atau longsor.

Kondisi topografi dengan tingkat kemiringan alamnya yang berbeda-beda kadangkala mengharuskan pekerja bangunan harus mendirikan retaining wall atau dinding penahan agar suatu bangunan dapat dicegah materialnya mengalami longsor karena ketidakstabilan tanah yang berada di bawahnya. 



Retaining wall dibangun dengan tujuan untuk menahan timbunan tanah serta tekanan-tekanan akibat beban-beban lain seperti beban merata, beban garis, tekanan air dan beban gempa.

Prosedur Pembangunan Retaining Wall


Untuk melaksanakan pembangunan retaining wall, maka diperlukan perencanaan yang harus dilakukan antara lain sebagai berikut :


  1. Memperkirakan ukuran/dimensi yang diperlukan dari dinding penahan tanah. Pada pemilihan awal dimensi retaining wall, perencana berpedoman pada pengalamannya serta tabel-tabel yang berisikan rasio antara lebar dasar dan tinggi dari dinding standar. 
  2. Menghitung besarnya tekanan tanah terhadap retaining wallnya baik secara analitis maupun secara grafis.
  3. Merancang lebar dasar retaining wall di mana harus cukup untuk memobilisasi daya dukung tanahnya sehingga tegangan yang bekerja akibat konstruksi ditambah dengan gaya-gaya lainnya tidak melebihi daya dukung ijin. 
  4. Menghitung kekuatan struktur dari konstruksi retaining wall dengan cara memeriksa tegangan geser dan tegangan tekan yang diijinkan dari struktur retaining wall.
  5. Retaining wall harus aman terhadap stabilitas gesernya (sliding stability) dan juga stabilitas gulingnya (overtuning stability).
  6. Perencana konstruksi perlu melakukan peninjauan terhadap lingkungan lokasi dari penempatan dinding penahan tanah. 


Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan dalam Perancangan Retaining Wall




Faktor-faktor berikut ini yang perlu diperhitungkan oleh pekerja konstruksi dalam perencanaan retaining wall.

  1. Stabilitas dinding penahan tanah yang cukup sehingga mampu membentuk tekanan tanah aktif dan apabila menurun tidak akan merobek dinding depan dari tulangan.
  2. Tambahan beban yang diberikan pada urugan balik sehingga menyebabkan semakin meningkatnya tekanan tanah lateral dan tekanan vertikal pada sebarang kedalaman.
  3. Korosi bisa menjadi suatu faktor kritis apabila tulangan yang digunakan terbuat dari logam, dipakai tulangan logam. Sebaiknya tambahkan tebal penulangan untuk menahan korosi agar bangunan bertahan lebih lama.
  4. Kelongsoran dinding penahan tanah dapat terjadi karena :
    • Tarikan pada tulangan.
    • Daya dukung pada tanah dasar yang menyangga dinding mengalami kelongsoran.
    • Seluruh dinding tergelincir.

Tekanan tanah dan gaya-gaya yang bekerja pada retaining wall sangat mempengaruhi stabilitas retaining wall itu sendiri. Secara umum, penempatan atau penggunaan bahan material dalam konstruksi dinding penahan tanah akan memberikan perkuatan pada massa tanah dan juga mempengaruhi besaran timbunan di belakang retaining wall. 

Agar dinding penahan tanah yang akan dibangun tidak mengalami collapse atau runtuh maka dinding haruslah memiliki kestabilan. Dinding penahan tersebut haruslah stabil terhadap :

  1. Geseran dan penurunan badan dinding terhadap tekanan tanah lateral atas badan dinding.
  2. Momen geser atau lentur alas pada badan dinding yang disebabkan oleh pembebanan dinding menghasilkan tekanan tanah di atas telapak (atau alas) dinding. 

Itulah ulasan mengenai perencanaan retaining wall atau dinding penahan tanah. Untuk menjaga kestabilan dinding, maka diperlukan perencanaan yang mampu mencegah terjadinya longosr yang disebabkan karena tekanan tanah yang cenderung menyebabkan dinding bergeser ke depan. 

1 Response to "Langkah Perencanaan Retaining Wall (Dinding Penahan Tanah)"

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete