Strategi Toko Kelontong untuk Menghadapi Persaingan Minimarket Modern

Saat ini usaha bisnis ritel banyak digemari oleh para pelaku bisnis, bahkan ada waralabanya lho. Salah satunya yang sangat berkembang pesat dan ketat adalah toko kelontong. Lalu, langkah strategi apa yang perlu diambil pedagang agar mampu bersaing dalam persaingan yang semakin ketat tersebut?

Toko kelontong atau ritel tradisional adalah bentuk industri kecil dalam penjualan produk barang secara langsung kepada konsumen akhir dimana jumlah pekerjanya sedikit yang biasanya terdiri dari anggota keluarga sendiri.

Keberadaan toko kelontong dibutuhkan oleh masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mulai dari bapak-bapak yang sekedar beli rokok eceran, mbak-mbak yang mencari pembalut, ibu-ibu yang gas elpiji ketika ingin memasak, sampai anak SD yang butuh chiki untuk jajanan sehari-hari.

Via Mojok.co

Strategi Toko Kelontong untuk Menghadapi Persaingan Minimarket Modern


Para pedagang kelontong dituntut untuk tetap menemukan dan menentukan strategi yang tepat agar mampu mempertahankan usaha ritelnya serta dapat unggul dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di sekitarnya. 

Berikut ini adalah pemetaan strategi yang perlu diperhatikan oleh pemilik toko kelontong agar mendapatkan keuntungan yang banyak dan mampu bersaing dengan minimarket modern: 

1. Omset Penjualan

Omset penjualan yang didapatkan oleh pedagang kelontong akan mengalami perubahan akibat keberadaan minimarket modern sebagai pesaingnya. Harga jual barang yang diberlakukan oleh toko kelontong sebaiknya diperhatikan betul-betul agar mampu bersaing dengan toko usaha ritel sebelahnya. Jangan mematok harga yang lebih tinggi dan lebih rendah. Karena jika memberikan harga yang lebih rendah, keuntungan yang didapat pedagang akan semakin kecil.

Keuntungan merupakan sejumlah penerimaan-penerimaan yang telah dikurangi oleh biaya-biaya. Semakin meningkatnya omset penjualan, semakin meningkat pula keuntungan yang diperoleh pedagang kelontong. Begitu juga sebaliknya ketika omset penjualan menurun, maka keuntungan yang didapat pedagang pun menurun.

Oleh karenanya, harga yang diberlakukan oleh pihak toko kelontong dapat disesuaikan dengan besarnya keuntungan yang diinginkan oleh pemilik toko. Inilah yang menyebabkan harga toko kelontong tidak memiliki harga yang pasti.


2. Jarak Usaha

Jarak usaha merupakan kedekatan lokasi antara toko kelontong dengan minimarket modern dan juga jarak ke toko lainnya.

Jarak kedekatan antara warung tradisional dengan minimarket berpengaruh terhadap perubahan keuntungan yang disebabkan adanya persaingan antara keduanya. 

Jarak warung kelontong dengan minimarket modern yang sangat dekat dapat menyebabkan penurunan keuntungan bagi pelaku usaha toko kelontong. 

Ketika lokasi minimarket modern lebih jauh dari toko kelontong, maka kesempatan untuk mendapatkan pembeli dari warga sekitar meningkat. Meningkatnya jumlah pembeli tersebut tentunya akan menambah keuntungan yang lebih besar daripada toko kelontong yang lokasinya lebih dekat dari minimarket. 

Adapun jarak kedekatan lokasi antar pedagang toko kelontong pun dapat menimbulkan persaingan usaha dimana peluang keuntungan pedagang akan terpengaruh. Sehingga jarak usaha ini perlu diperhatikan bagi kamu yang ingin membuka usaha kelontong agar keuntungan yang didapat bisa maksimal.

3. Jam Buka Toko

Jam buka toko (open hours) adalah jangka waktu beroperasi toko yang digunakan pedagang kelontong dalam menjalankan usahanya, dimulai sejak buka sampai tutup dalam satu hari kerja. 

Lamanya jam buka toko dapat mempengaruhi keuntungan yang didapatkan pedagang. Setiap penambahan waktu buka usaha akan membuka peluang bagi jumlah konsumen yang datang untuk berbelanja. 

Hal ini juga akan berpengaruh pada omset toko kelontong sehingga keuntungan dapat ditingkatkan melalui penambahan jam operasional toko.


4. Diversifikasi Produk

Yaitu penambahan jenis barang yang dijual oleh perdagangan ritel untuk mempengaruhi keuntungan usaha, sehingga keuntungan menjadi meningkat. 

Minimarket memiliki produk-produk barang yang lebih beragam dibandingkan dengan toko kelontong. Oleh karenanya, pedagang toko kelontong perlu membuat strategi untuk menarik konsumen dengan adanya penambahan jenis barang yang dijual.

Sayangnya banyak pedagang kelontong yang memutuskan untuk tidak melakukan diversifikasi penjualan karena terbatasnya modal yang dimiliki. Untuk itu, pihak pedagang kelontong perlu mengambil strategi khusus seperti negosiasi dengan pihak distributor agar produk-produk yang disalurkan ke tokonya dibayar di belakang. 

Dengan modal yang relatif kecil, toko kelontong mudah masuk ke dalam industri/pasar. Oleh karenanya, jika kamu berencana untuk membuka toko kelontong, sebaiknya pahami dulu strategi toko kelontong di atas agar bisa bersaing dengan minimarket atau toko ritel lainnya.

0 Response to "Strategi Toko Kelontong untuk Menghadapi Persaingan Minimarket Modern"

Post a Comment