Fungsi dan Tahapan Pekerjaan Marking

Surveyor dalam pekerjaan konstruksi dibutuhkan demi lancarnya pekerjaan struktur dan arsitektur. Salah satu tugasnya adalah membuat marking. 

Marking adalah kegiatan memplot gambar rencana kerja yang sudah ada ke lantai kerja. Marking ini nantinya dapat digunakan oleh kontraktor sebagai panduan untuk memulai setiap pekerjaan atau pemasangan dinding unit. Dengan marking, kontraktor dapat membentuk desain, ukuran, penempatan ruang secara presisi.



Metode Pelaksanaan Pekerjaan Marking

Sebelum mengerjakan marking, surveyor pelu mempersiapkan peralatan marking seperti di bawah ini:

  • Theodolit / waterpass 
  • Rambu ukur
  • Unting – unting 
  • Alat Tulis
  • Sipatan lengkap dengan benang dan tinta hitam.
  • Sikat untuk membersihkan beton sebelum disipat.
  • Meteran; dan perlaatan lainya yang bisa disesuaikan kebutuhan.
Sementara itu dalam melaksanakan pekerjaan marking dibutuhkan beberapa langkah kerja seperti berikut ini:
  1. Mempersiapkan area kerja.

    Sebelum melaksanakan pekerjaan marking, surveyor harus memastikan area lantai kerja sudah dalam keadaan bersih dari debu, sampah, dan juga air. Tujuannya supaya tetap kering dan tinta sipatan/lot benang dapat terlihat jelas pada bidang dan tidak mudah hilang. Pasalnya masalah kebersihan area kerja sangat meenentukan keberhasilan dalam mengukur bidang yang ingin dilihat kelurusannya.

  2. Sebar As Grid

    Langkah selanjutnya dalam proses marking adalah menyebar as grid gedung yang dimulai dari silang koordinat central line pada 4 sudut gedung. Grid ini nantinya dipergunakan sebagai alat bantu untuk menyusun atau mengatur objek dalam kontek perencanaan

    Pada umumnya di setiap area lantai kerja sudah disediakan berupa sparing ukuran 20cm x 20cm untuk kebutuhan pemindahan as dari lantai ke lantai supaya vertikality tetap terjaga. Pada langkah kerja ini menggunakan theodolith.

  3. Setelah as grid gedung pada lantai terbentuk, baru marking pasangan dinding unit bisa dikerjakan.

    Untuk memudahkan pekerjaan, surveyor bisa menggunakan sipatan tinta dasar berwarna hitam. Garis sipatan ini dibuat untuk mengukur bidang atau posisi pasangan plesteran atau finish atau light break atau garis pinjaman sehingga memudahkan proses pengukuran dan pemasangannya lebih lanjut. 

  4. Marking dapat dikerjakan oleh surveyor dengan memulainya dari pembatas unit dan berlanjut ke toilet/kamar mandi, dan ruang lainnya.

  5. Untuk meminimalisir risiko kesalahan, secara teknis seorang surveyor perlu mengestimasikan ukuran ruang dari as dinding. Kesalahan perhitungan jarak ukuran tentunya dapat mempengaruhi space ruang menjadi tidak sesuai dengan gambar rencana.

  6. Cross check

    Setelah tahapan kelima dalam proses marking tersebut selesai, surveyor perlu melakukan cross check atau pengecekan kembali.

    Tujuan kegiatan ini adalah untuk meminimalisir risiko kesalahan yang mungkin saja bisa terjadi saat proses pengukuran. Pengawasan atau cross check ini perlu dibantu oleh pihak lain dan diawasi secara langsung oleh direksi.

  7. Untuk memudahkan tukang dalam menjalankan pekerjaannya, gunakan pilox atau spidol untuk memberikan tanda sebagai identitas pada sipatan. Penandaan ini nantinya memudahkan tukang dalam mengerjakan kolom praktis, central line pasangan dinding, elevasi dan garis patok-patok pinjaman.

Begitulan kurang lebih ulasan mengenai cara surveyor dalam melaksanakan pekerjaan marking, tentu saja cara lain masih banyak karena teknologi konstruksi akan terus mengalami perkembangan sesuai dengan inovasi yang ditemukan.

0 Response to "Fungsi dan Tahapan Pekerjaan Marking"

Post a Comment