Ciri Bambu Apus, Morfologi, Keunggulan Dan Manfaatnya

Bambu merupakan tanaman yang dari dulu sudah menjadi bagian kehidupan manusia di Indonesia. Salah satu jenis bambu yang menarik perhatian adalah bambu apus atau juga biasa disebut bambu tali (Gigantochloa apus), yang memiliki karakteristik unik dan memiliki tempat khusus dalam budaya serta kehidupan masyarakat pedesaan.


Secara morfologi, bambu tali termasuk ke dalam kategori bambu rumpun simpodial, yang berarti bambu ini tumbuh dalam kelompok yang padat dan tegak. Pohon bambu ini bisa mencapai ketinggian yang mengesankan, menjulang di antara pepohonan lainnya.




Mengenal Bambu Apus


Bambu ini memiliki sejumlah nama daerah yang mencerminkan kehadirannya yang akrab, seperti "pring tali" dan "pring apus" di Jawa, "awi tali" di Sunda, "tiing tali" di Bali, serta "pereng tale" di Madura. 

Bambu apus ini biasanya tumbuh di pinggiran sungai, lereng perbukitan dari dataran rendah hingga dataran tinggi, atau kadang ditanam guna memberi batas antar desa. Bambu apus tumbuh di ketinggian sekitar 1.300 meter di atas permukaan laut. Ini membuat bambu tali menjadi tanaman yang mudah dijumpai di berbagai kondisi geografis di Indonesia. Keberadaannya juga mendukung keberlanjutan lingkungan, karena mampu mengurangi erosi tanah dan memperbaiki kualitas tanah.


Ciri Khas Bambu Apus


Dalam keanekaragaman flora Indonesia, bambu apus telah menunjukkan keunikan dengan ciri khasnya, yaitu:


Salah satu ciri paling menonjol dari bambu apus adalah variasi ukuran yang dimilikinya. Diameter batangnya berkisar antara 3 hingga 7 cm, di mana ukurannya dipengaruhi oleh kesuburan tanah tempat tumbuhnya. Tidak hanya itu, tinggi bambu apus juga memiliki rentang yang menjulang, yakni sekitar 4 hingga 12 meter.  


Taksonomi Bambu Apus

Dalam dunia tumbuhan, taksonomi menjadi jendela yang membawa kita untuk memahami perjalanan evolusi dan hubungan antarspesies. Bambu apus (Gigantochloa apus) menjadi contoh menarik bagaimana taksonomi membantu kita mengidentifikasi dan mengkategorikan makhluk hidup dalam struktur yang terorganisir. 

Bambu apus memiliki tempat dalam hirarki taksonomi berikut:


1. Kingdom: Plantae


Kingdom adalah tingkat taksonomi tertinggi, dan Bambu Apus ditempatkan dalam Kingdom Plantae, yang mencakup semua tumbuhan di bumi. Ini adalah kerajaan yang beragam, mencakup tumbuhan dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks.


2. Sub Kingdom: Viridiplantae


Sub Kingdom Viridiplantae adalah rumah bagi tumbuhan hijau, yang menciptakan makanan mereka sendiri melalui proses fotosintesis. Bambu apus juga termasuk dalam kelompok ini, menunjukkan hubungannya dengan tanaman lain yang berbagi karakteristik serupa.


3. Perjalanan Melalui Infra Kingdom: Streptophyta


Infra Kingdom Streptophyta adalah tempat tumbuhan yang lebih maju, termasuk tumbuhan darat yang telah beradaptasi dengan kehidupan di daratan. Bambu apus, dengan kemampuannya tumbuh di daratan, mengikuti jejak evolusi tumbuhan yang telah bergerak dari lingkungan air ke lingkungan darat.


4. Divisi dan Sub Divisi: Tracheophyta dan Spermatophytina


Divisi Tracheophyta adalah tempat bagi tumbuhan berpembuluh, yang memiliki jaringan pembuluh untuk mengangkut air dan nutrisi. Sub Divisi Spermatophytina adalah rumah bagi tumbuhan berbiji, yang mencakup banyak tumbuhan berbunga dan tumbuhan berbiji telanjang seperti konifer.


5. Menuju Kelas Magnoliopsida


Kelas Magnoliopsida adalah kelas yang lebih spesifik, mencakup banyak tumbuhan berbunga. Ini adalah tempat dimana kita mulai melihat keragaman besar dalam bentuk dan karakteristik tumbuhan.


6. Berada di Ordo Poales


Ordo Poales adalah rumah bagi berbagai tumbuhan berbunga, termasuk keluarga Poaceae atau rumput-rumputan. Bambu apus termasuk dalam keluarga ini, menempatkannya dalam lingkungan tanaman rumput yang sangat luas.


7. Famili Poaceae: Rumput-Rumputan yang Beragam


Famili Poaceae adalah keluarga besar yang mencakup rumput-rumputan. Bambu apus, meskipun memiliki karakteristik bambu, juga memiliki akar genetik dalam keluarga ini, menunjukkan diversitas dalam evolusi tumbuhan.

Morfologi Tanaman Bambu Apus




Meskipun memiliki kemiripan dengan bambu biasa, morfologi bambu apus memiliki keunikan sendiri, yaitu:


1. Akar yang Mempesona


Akar adalah fondasi kehidupan tanaman, dan bambu apus tidak main-main dalam hal ini. Tanaman ini memiliki akar jenis rizoma unik yang disebut rizoma-dependen. Rizoma-dependen menggambarkan kekuatan akar bambu apus dalam menyerap nutrisi dan air dari tanah. 

Fenomena menakjubkan terjadi: bambu apus dapat tumbuh dengan tingkat yang mengagumkan, bahkan mencapai pertumbuhan sekitar 100 cm dalam waktu 24 jam.

Dalam dunia tumbuhan, pertumbuhan yang cepat ini sangat mencolok. Pertumbuhan yang sangat cepat ini diberdayakan oleh akar yang kuat dan tangguh. Akar bambu apus berperan sebagai mesin penyerap hara yang efisien, memungkinkan pertumbuhan yang sangat cepat terjadi.


2. Batang yang Berkarakter



Meskipun pada pandangan pertama, batang bambu apus mungkin tampak seperti batang bambu biasa, ada perbedaan yang menarik dalam morfologi ini. 

Diameternya lebih kecil dibandingkan dengan beberapa jenis bambu lainnya, tetapi rongga dalam batang tetap ada. Ini memberikan kekuatan dan kelenturan pada batang, menjadikannya tangguh namun tidak mudah patah.


Salah satu aspek menarik tentang pertumbuhan batang bambu apus adalah bahwa mereka tumbuh dari rizoma yang sudah berusia tua. Dari batang inti ini, ranting-ranting baru akan muncul, membawa kehidupan baru untuk tanaman. 

Struktur serat dalam batang membantu menjaga kekuatan dan integritas batang, memberikan dukungan yang kuat dan melindungi bambu apus dari patah.


3. Morfologi Daun


Bambu apus memperlihatkan karakteristik daun lengkap namun tunggal, menyatu dalam satu unit yang menarik perhatian. Setiap daun memiliki elemen penopang yang memikat: pelepah daun, helai daun, dan tangkai daun. Perpaduan ini menghasilkan bentuk daun yang istimewa dan unik.


Salah satu ciri menarik dari daun bambu apus adalah pertulangan yang berbeda dari kebanyakan tumbuhan lain. Dalam hal ini, ada satu tulang utama yang melintasi daun, tetapi pertulangan kecilnya justru sejajar, tidak berlawanan. Ini memberikan tampilan khas pada daun bambu apus, menggambarkan adaptasi yang mengesankan.


Bukan hanya dalam bentuk, permukaan daun bambu apus juga memiliki karakteristik khas. Rasanya kasar ketika disentuh, dan terkadang, keberadaan bulu-bulu halus menambah dimensi unik pada pengalaman sentuhan. Namun, perlu diingat bahwa bulu ini dapat menyebabkan gatal jika terkena kulit yang basah.


4. Sistem Perakaran

Sistem perakaran bambu apus juga memiliki cerita menarik yang perlu ditemukan. Akar rimpang yang lebar tetapi berujung runcing mengindikasikan bahwa potensi pertumbuhan terkonsentrasi di pangkal. Inilah tempat kuncup pertumbuhan berada, yang pada akhirnya akan tumbuh menjadi bambu muda atau rebung.


Rebung ini bukan hanya menjadi bahan makanan lezat dalam beberapa budaya, tetapi juga menjadi cikal bakal dari bambu tali yang baru. Pertumbuhan bambu apus memiliki tata cara unik yang menunjukkan adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan dan kondisi tempat tumbuhnya.


Keunggulan Dan Kekurangan Bambu Apus





Keunggulan yang dimilikinya menjadikannya pilihan utama dalam berbagai aplikasi, dari konstruksi bangunan hingga seni kerajinan.


1. Struktur Kokoh dan Kuat


Bambu apus atau bambu tali dikenal dengan sebutan "tali" karena struktur yang kuat dan kokohnya. Ini bukan sekadar julukan, tetapi refleksi nyata dari kekuatan bambu ini. Bambu apus memiliki daya tahan yang luar biasa terhadap tekanan dan beban. Bahkan jika mengalami kerusakan, bambu ini tidak langsung putus. Titik kerusakan terjadi dengan perlahan, memberikan tanda awal sebelum benar-benar patah.


Kekuatan ini menjadikan bambu apus pilihan yang cerdas dalam dunia konstruksi. Bambu ini digunakan untuk membuat berbagai elemen bangunan seperti dinding, tiang, lantai, langit-langit, dan atap. Bahkan, ada praktik untuk menggunakannya sebagai pengganti tulangan besi baja dalam pembuatan beton bertulang.


2. Elastisitas Luar Biasa


Salah satu karakteristik menonjol dari bambu apus adalah elastisitasnya yang luar biasa. Kemampuan bambu ini untuk melengkung dalam jarak yang cukup jauh tanpa patah membuatnya sangat aman dalam penggunaan. Fleksibilitas yang tinggi ini juga menjadi daya tarik bagi para pengrajin yang ingin menciptakan karya seni kerajinan tangan yang unik dan indah.


Para pengrajin sering memilih bambu apus untuk diolah menjadi berbagai produk anyaman atau rangkaian bilah-bilah bambu. Kelebihan elastisitas bambu ini menghasilkan karya yang anggun dan kuat pada saat yang sama. Dalam seni kerajinan, fleksibilitas bambu apus adalah bahan dasar bagi banyak kreasi yang luar biasa.


3. Dapat Dibentuk Menjadi Produk atau Karya Seni yang Kuat


Bambu tali bukan hanya sekedar tanaman, tetapi juga bahan baku yang menginspirasi karya seni yang tak terhitung jumlahnya. Kelebihan utamanya terletak pada kemudahan dalam pengolahan. Para pengrajin memiliki daya imajinasi yang tak terbatas ketika bekerja dengan bambu ini. Peralatan dapur, furnitur, anyaman, alat musik, penangkap ikan, dan dekorasi ruangan adalah contoh produk-produk yang dapat dihasilkan dari bambu tali.


Dalam dunia yang semakin kompleks, bambu tali membawa keberagaman dan keunikan yang mengingatkan kita pada sederhana. Dari bahan alam yang murni, manusia menciptakan karya seni yang memancarkan nilai-nilai kreativitas, kepraktisan, dan keindahan.


4. Corak Alami Bambu


Seperti jalinan unik yang diukir oleh alam, bambu memiliki corak alami yang tak tertandingi. Pertumbuhan dan kehidupan bambu menciptakan pola-pola yang begitu khas dan menarik. Ini memberikan sentuhan kelasik dan keaslian pada setiap karya yang dihasilkan dari bambu tali.


Corak alami bambu apus menjadi landasan yang sempurna bagi sentuhan kreatif manusia. Dalam proses finishing, bahan transparan membantu mempertegas dan menghargai motif corak tersebut. Permukaan bambu yang mengkilap dan berkesan mewah adalah hasil dari perpaduan alami dan keterampilan manusia.

5. Dapat Dijadikan Obat Herbal


Lontar usada, sebuah kitab pengobatan tradisional dari Bali, mengungkapkan kisah lama tentang manfaat kesehatan bambu apus. Dalam lontar tersebut, terungkap bahwa akar dan buluh bambu apus memiliki sifat penyembuhan yang tak ternilai. Salah satu kisah lontar tersebut adalah tentang kemampuan bambu apus dalam mengatasi penyakit kencing manis.


Selain itu, bambu apus juga diyakini memiliki kemampuan meremajakan kulit. Ini adalah contoh nyata bagaimana pengetahuan tradisional dan ilmu pengobatan alam secara bersama-sama merespon kebutuhan manusia dalam menjaga kesehatan dan kecantikan alami.


Lebih dari sekadar tradisi, penelitian laboratorium juga telah mengungkap potensi kesehatan bambu apus. Hasil uji laboratorium mengindikasikan bahwa bambu apus mengandung sejumlah asam lemak, termasuk asam lemak jenuh seperti asam palmitat dan asam stearat, serta asam lemak tak jenuh seperti asam oleat. Selain itu, senyawa lain seperti kurkumena, limonena, dan toluena juga ditemukan dalam bambu apus.


Dari sinilah, potensi kesehatan dan efek penyembuhan bambu apus mendapatkan penjelasan ilmiah. Kombinasi senyawa alami ini membuka pintu menuju alternatif penyembuhan yang berbasis alam untuk berbagai masalah kesehatan.


Sedangkan kekurangan bambu apus adalah sebagai berikut:


1. Mengandung Sari Pati Dalam Jumlah Yang Cukup Banyak


Salah satu kelemahan yang diakui dalam bambu apus adalah kandungan sari pati yang cukup tinggi. Meskipun pati adalah komponen alami yang ditemukan dalam banyak tumbuhan, tingginya kandungan pati dalam bambu apus dapat menjadi tantangan. Kandungan pati ini bervariasi tergantung pada musim, tetapi berkisar antara 0,24-0,71 persen.


Kandungan pati yang tinggi bisa memengaruhi keawetan bambu, karena pati bisa menjadi sumber nutrisi bagi serangga dan mikroorganisme. Oleh karena itu, metode pengawetan bambu diperlukan untuk memastikan keberlangsungan dan ketahanannya. Pengawetan bisa dilakukan secara tradisional atau menggunakan bahan kimia yang aman.


2. Kadar Air yang Tinggi


Salah satu tantangan lain yang dihadapi dalam pengolahan bambu apus adalah kadar air yang tinggi. Bambu ini memiliki kandungan air yang cukup tinggi, dan ini bisa menjadi masalah jika tidak dikelola dengan baik. Kadar air yang tinggi dapat mempengaruhi daya tahan bambu terhadap serangga penyerang seperti rayap dan kumbang bubuk.


Untuk mengatasi tantangan ini, pengolahan bambu harus dimulai dengan proses pengeringan yang cermat. Bambu perlu dikeringkan sebelum diolah lebih lanjut menjadi produk kerajinan tangan. Metode pengeringan dapat bervariasi, mulai dari pengeringan alami dengan bantuan angin hingga menggunakan teknologi modern seperti oven raksasa.

3. Saat Rebung Bambu Apus Diolah Jadi Masakan Perlu Penanganan Khusus


Rebung bambu apus memiliki karakteristik rasa yang berbeda dari yang diharapkan. Rasanya yang pahit dan kurang enak mungkin bisa menjadi pukulan bagi para pencinta kuliner.


Namun, dalam dunia kuliner, tantangan adalah bagian dari petualangan. Bagi mereka yang ingin mengatasi rasa pahit pada rebung bambu apus, ada cara yang bisa dicoba.


Salah satu metode yang dapat digunakan adalah merendam rebung bambu apus dalam air atau lumpur selama 3-4 hari berturut-turut. Ini adalah langkah untuk menghilangkan rasa pahit yang terkandung dalam rebung tersebut. 

0 Response to "Ciri Bambu Apus, Morfologi, Keunggulan Dan Manfaatnya"

Posting Komentar