Mengenal Fungsi Dan Jenis Sambungan Las

Sambungan las adalah salah satu teknik pengelasan yang sering digunakan dalam industri dan proses manufaktur. Proses pengelasan ini bertujuan untuk menyambung dua bahan dengan cara mencairkan sebagian dari bahan tersebut dan menempelkannya pada bahan lainnya dengan menggunakan elektroda pengelas.

Namun, untuk mendapatkan hasil sambungan yang baik dan sesuai dengan standar atau kode yang sesuai, pemilihan jenis sambungan pengelasan sangat penting sebelum melakukan proses pengelasan. Setiap jenis sambungan memiliki desain yang berbeda dan berfungsi untuk tujuan tertentu.





Apa itu Kampuh Las?


Kampuh las adalah area pada logam induk yang akan diisi oleh deposit las atau logam las (weld metal). Kampuh las terbentuk ketika elektroda pengelas mencairkan logam induk dan mencampurnya dengan logam las. Kemudian, logam tersebut akan mengeras membentuk sambungan pengelasan yang kuat.


Fungsi Sambungan Las


Fungsi utama dari sambungan las adalah mengikat dua material logam. Namun, sambungan las harus memenuhi persyaratan yang ketat. Dua material logam yang akan dilas harus memiliki kekuatan minimal yang sama. Jika tidak, maka sambungan las tidak akan kuat dan mungkin dapat patah atau retak.

Selain untuk mengikat dua material logam, sambungan las juga memiliki beberapa fungsi lainnya, antara lain:


1. Meningkatkan Kekuatan Struktur

Sambungan las yang tepat akan meningkatkan kekuatan struktur. Dengan pengelasan yang kuat, struktur yang terbentuk akan lebih tahan terhadap tekanan, lenturan, dan beban lainnya.


2. Memperbaiki Kekurangan Struktur

Sambungan las juga dapat digunakan untuk memperbaiki kekurangan pada struktur yang sudah ada. Dengan pengelasan yang tepat, kerusakan pada struktur dapat diatasi dan struktur tersebut dapat digunakan kembali.


3. Menyediakan Jalur Aliran Listrik

Beberapa struktur logam harus dilas untuk menyediakan jalur aliran listrik. Sambungan las digunakan untuk menghubungkan kabel dan menyediakan jalur aliran listrik yang aman dan andal.


Jenis Sambungan Las


Jenis-jenis sambungan las yang umum digunakan antara lain:


1. Butt Joint (Sambungan Tumpul)


Sambungan Butt Joint (Sambungan Tumpul) pada pengelasan adalah sambungan yang paling sederhana dan paling umum digunakan. Sambungan ini terdiri dari dua potongan logam yang diletakkan saling berdampingan pada bidang yang sama. Selanjutnya, logam tersebut disambungkan dengan pengelasan. Tujuan dari sambungan Butt Joint ini adalah untuk menghasilkan pengikatan yang kuat antara dua logam yang akan disambungkan.

Untuk melakukan sambungan Butt Joint ini, ada beberapa jenis kampuh las yang dapat digunakan. Beberapa jenis kampuh las yang biasa digunakan untuk sambungan Butt Joint antara lain:


  • Bevel-groove butt weld
  • Square-groove butt weld
  • V-groove butt weld
  • U-groove butt weld
  • J-groove butt weld
  • Flare-bevel-groove butt weld
  • Flare-V-groove butt weld


Namun, perlu diperhatikan bahwa sambungan Butt Joint tidak disarankan untuk digunakan pada logam yang bekerja untuk beban tinggi. Karena sambungan ini cenderung kurang kuat dan rentan terhadap kegagalan. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk menggunakan sambungan Butt Joint, penting untuk mempertimbangkan jenis dan ketebalan logam yang akan disambungkan serta kebutuhan kekuatan yang diperlukan.


2. Corner Joint (Sambungan Sudut)





Sambungan sudut atau Corner Joint merupakan salah satu jenis sambungan las yang paling umum digunakan dalam industri. Sambungan ini dibentuk dari dua benda kerja atau objek yang dilas membentuk sudut berbentuk huruf "L". Sambungan sudut biasanya digunakan pada proyek-proyek yang membutuhkan kekuatan dan stabilitas yang tinggi.

Sambungan sudut memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan jenis sambungan lainnya. 

Pertama, sambungan sudut mampu memberikan kekuatan dan stabilitas yang tinggi pada struktur yang dilas. Kedua, sambungan sudut mampu menahan beban yang lebih besar dibandingkan dengan sambungan lainnya. 

Terakhir, sambungan sudut dapat digunakan pada bahan yang berbeda, asalkan kekuatannya setara.

Meskipun memiliki kelebihan, sambungan sudut juga memiliki beberapa kelemahan. 

Pertama, sulit untuk dilakukan pada bahan yang tipis dan lembut karena akan mudah deformasi. Kedua, sambungan sudut membutuhkan persiapan yang lebih rumit dan memakan waktu lebih lama. 

Terakhir, sambungan sudut tidak cocok digunakan pada bahan yang memiliki kekuatan yang berbeda.


3. Lap Joint (Sambungan Tumpang)




Sambungan ini digunakan untuk menghubungkan dua benda kerja atau objek yang saling bertumpukan.


Pada sambungan lap joint, kedua benda kerja diletakkan dengan posisi yang sejajar dan saling tumpang tindih. Kemudian, dilakukan pengelasan pada bagian yang tumpang tindih tersebut. Biasanya, sambungan ini digunakan pada objek yang berbentuk plat tipis seperti pada body kereta.


Keuntungan dari penggunaan sambungan lap joint adalah dapat mengurangi jumlah material yang dibutuhkan, sehingga dapat menghemat biaya produksi. Selain itu, sambungan lap joint juga memungkinkan untuk membentuk material yang lebih panjang, karena kedua benda kerja hanya saling bertumpukan pada bagian ujungnya saja.


Namun, penggunaan sambungan lap joint juga memiliki kelemahan. Sambungan ini cenderung memiliki kekuatan yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis sambungan las lainnya seperti butt joint atau corner joint. Oleh karena itu, sambungan lap joint biasanya tidak digunakan untuk benda kerja yang memiliki beban yang tinggi atau dalam lingkungan yang sangat ekstrem.


Ada beberapa jenis kampuh yang dapat digunakan pada sambungan lap joint, di antaranya adalah square lap joint, single lap joint, dan double lap joint. Pemilihan jenis kampuh yang tepat akan mempengaruhi kekuatan dan keawetan sambungan las.


4. Tee Joint (Sambungan T)




Sesuai dengan namanya, sambungan ini memiliki bentuk yang menyerupai huruf T. Jenis sambungan las ini sangat cocok digunakan untuk konstruksi atap, konveyor, dan beberapa struktur konstruksi lainnya.

Cara membuat jenis sambungan las ini adalah dengan memotong dua bagian (objek) pada sudut 90°, kemudian satu bagian diletakkan di tengah bagian lainnya secara tegak lurus sehingga membentuk huruf T. Proses pengelasan T Joint dilakukan pada titik persimpangan antara dua bagian, sehingga membutuhkan keterampilan khusus dan akurasi yang tinggi untuk menghasilkan sambungan yang kuat dan tahan lama.

Penggunaan sambungan T memungkinkan konstruksi yang lebih kuat dan stabil, karena adanya penyebaran beban yang merata pada dua bagian yang disambungkan. Sambungan T juga dapat digunakan untuk menghubungkan bagian yang berbeda dalam sudut 90°, sehingga memungkinkan untuk menggabungkan berbagai jenis bahan dengan efisien.

5. Edge Joint (Sambungan Sisi)




Seperti namanya, sambungan edge joint dibuat dengan cara menggabungkan dua benda kerja yang diletakkan secara paralel dan saling bersebelahan. Sambungan ini seringkali digunakan pada objek yang memiliki tebal yang sama atau sekitar setengah dari tebal bahan.

Teknik sambungan edge ini memungkinkan penyambungan bahan logam yang kuat dan tahan lama, namun juga memerlukan perlindungan tambahan agar terhindar dari korosi. Oleh karena itu, pengaplikasian sambungan edge joint harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas sambungan tersebut.


0 Response to "Mengenal Fungsi Dan Jenis Sambungan Las"

Post a Comment