Apa itu Ohm Meter? Berikut Cara Membaca dan Cara Kerjanya

Alat yang wajib dimiliki oleh seorang teknisi di bidang elektronika salah satunya adalah ohm meter. Dengan membaca namanya saja kemungkinan besar Anda sudah memahami fungsi dari alat yang satu ini. Tool ini dijual dengan harga yang relatif terjangkau, tak heran jika hampir semua teknisi listrik dan elektronik memilikinya. Fungsi alat ini juga penting dan belum ada yang bisa menggantinya.

Pengertian Ohm Meter

Ohm meter merupakan sebuah alat yang dirancang untuk melakukan pengukuran terhadap hambatan listrik yang terdapat dalam sebuah benda atau rangkaian listrik. Hambatan sendiri merupakan pergeseran elektron melalui benda penghantar listrik atau konduktor.

Prinsip kerja Ohm meter ini menggunakan hukum Ohm, yang intinya adalah arus listrik yang terdapat dalam sebuah rangkaian listrik selalu berbanding lurus dengan total tegangan atau voltase. Hukum ini disebut Ohm yang diambil dari nama penemu atau penggagasnya, Georg Simon Ohm, seorang ilmuwan spesialis fisika berkebangsaan Jerman.


Ohm meter terbagi menjadi dua jenis, yaitu ohm digital dan analog. Perbedaan mendasar keduanya adalah pada tampilan hasil pengukuran.

  • Ohm-meter analog

Jenis alat yang pertama ini lebih banyak dipakai oleh para teknisi karena lebih mudah untuk dibaca. Hasil pengukuran hambatan listrik ditunjukkan dengan jarum. Meskipun lebih mudah dibaca, alat ini memiliki kelemahan pada akurasi atau tingkat keakuratan. Butuh ketelitian tingkat tinggi untuk bisa membaca hasil pengukuran yang tepat dengan galat kecil.

  • Ohm-meter digital

Ohm meter kedua menampilkan hasil pengukuran dalam bentuk digit atau angka yang lebih akurat dan detail. Bahkan alat ini dapat menampilkan hasil pengukuran hingga 2 angka di belakang koma. Sayangnya, ohm-meter digital dijual dengan harga yang lebih tinggi. Sehingga kurang terjangkau bagi sebagian kalangan.

Cara Membaca Ohm Meter

Sebelum Anda memahami cara membaca hasil pengukuran pada ohm-meter, sebaiknya pahami dahulu cara mengukurnya. Ikuti urutan langkah pada tutorial di bawah ini.



  1. Pertama, Anda wajib memutus semua daya dan aliran listrik yang masuk ke aliran listrik. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keakuratan ketika pengukuran dilakukan. Selain itu, langkah ini juga termasuk dalam upaya keselamatan kerja.
  2. Pilih Ohm meter dengan range yang sesuai kebutuhan. Range yang disarankan adalah 0-10 hingga 0-10.000. Gunakan tombol pemutar besar yang ada di bagian tengah ohm-meter untuk mengganti range.
  3. Pastikan alat ukur hambatan (ohm-meter) sudah dilengkapi dengan baterai dan berfungsi dengan baik. Biasanya baterai sudah termasuk dalam paket penjualan jika Anda membeli alat baru. Namun tidak ada salahnya apabila Anda memeriksanya terlebih dahulu untuk memastikan.
  4. Tancapkan kabel yang terhubung dengan jarum pengukur ke port yang sudah tersedia. Jarum pengukur ini terdiri dari dua jenis, yaitu negatif (hitam) dan positif. (merah). Berhati-hatilah ketika memasang, jangan memasukkan ke port yang salah.
  5. Atur alat ukur ke angka nol, baik untuk ohm meter digital maupun analog. Caranya adalah dengan menggunakan tombol kecil yang terletak di bagian atas pengaturan range.
  6. Lakukan pengujian untuk mengetahui akurat atau tidaknya alat yang Anda miliki. Caranya ambillah sebuah fixed resistor yang sudah Anda ketahui secara pasti nilai resistensinya. Jika akurat, proses pengukuran dapat dilanjutkan.
  7. Tempelkan jarum pengukur atau test probes pada kedua ujung benda atau rangkaian yang akan diukur nilai hambatannya. Catat angka yang muncul pada alat pengukur. 
  8. Matikan alat setelah selesai melakukan pengukuran agar baterai tidak cepat habis serta mencegah korsleting. 

Cara Kerja Ohm Meter

Ohm meter memiliki cara kerja yang sebenarnya sangat sederhana dan mudah dipahami;. Alat ini dilengkapi dengan baterai yang fungsinya tidak hanya untuk menyalakan layar (khusus ohm-meter digital). Baterai ini juga berguna untuk menghasilkan arus di internal alat pengukur tersebut. 

Pengukuran yang pertama dilakukan justru pada internal alat. Setelah itu baru pengukuran dilakukan terhadap benda-benda yang disentuh menggunakan test probes. Pangkal test probes wajib dihubungkan pada port yang tepat. Test probes negatif ke port negatif dan port positif digunakan untuk memasang test probes positif. Jika Anda salah memasang, alat tidak akan bisa bekerja.

Ohm-meter mulai melakukan pengukuran ketika arus listrik dialirkan dari baterai menuju ke ujung test probes. Penurunan voltase atau tegangan menjadi acuan untuk menentukan angka hambatan yang ada dalam sebuah rangkaian listrik.

Ada satu hal yang perlu Anda ingat. Arus listrik selalu mengalir dari baterai menuju test probes ketika alat dalam posisi on atau menyala. Hal ini tidak bisa dihentikan kecuali alat dimatikan. Oleh sebab itu, Anda harus mematikan alat setelah selesai digunakan agar tidak menimbulkan pemborosan. 

Alat ini dapat digunakan untuk jangka panjang apabila Anda menggunakannya dengan benar dan sesuai prosedur. Perhatikan pula penyimpanannya, hindarkan dari benda-benda yang mengandung magnet.

Apakah Anda sudah memahami cara untuk menggunakan ohm meter setelah membaca seluruh penjelasan di atas? Mengoperasikan alat ini memang cenderung mudah, namun membaca hasil pengukuran pada perangkat analog cukup sulit dilakukan oleh pemula. Kalau Anda masih ragu dengan kemampuan membaca hasil pengukuran ohm-meter, sebaiknya gunakan yang model digital.

0 Response to "Apa itu Ohm Meter? Berikut Cara Membaca dan Cara Kerjanya"

Post a Comment