E-Katalog, Instrumen Pengadaan Buku yang Lebih Baik


Kepala LKPP Agus Prabowo berharap katalogisasi produk buku kurikulum 2013 di e-katalog semakin memberikan kemudahan, mempercepat proses pengadaan, dan semakin akuntabel.  Harapan ini ia sampaikan di tengah –tengah  keinginannya dalam membangun  optimisme terhadap kesuksesan pelaksanaan pengadaan  buku ini. Menurut Agus, sukses atau tidaknya program ini akan berimplikasi pada kepercayaan masyarakat terhadap pelaksanaan pengadaan pemerintah.

“Ada tiga prinsip.  Satu, harus memudahkan; memudahkan itu prosesnya menjadi mudah untuk semua pemain. Yang kedua, mempercepat. Kalau masih gagal (kurang cepat) juga, ya nggak ada gunanya. Yang ketiga, melindungi, bahasa hukumnya accountable (atau) auditable. (Kita) harus bisa memenuhi ini semua,” ujarnya.

Melalui katalog, semua proses transaksi pembelian buku dari pemesanan hingga pembayaran akan tercatat dengan lengkap. Hal ini akan memudahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengawasi penggunaan dana bantuan Operasional Sekolah untuk pembelian buku.

Proses pembelian buku dilakukan setelah login dengan menggunakan akses khusus sesuai dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Selanjutnya, pembayaran akan dilakukan setelah terdapat konfirmasi pembelian sesuai dengan pesanan.

LKPP dan Kemendikbud telah menetapkan 10 perusahaan yang akan melakukan pengadaan buku Kurikulum 2013 dengan sistem e-katalog yaitu PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, PT Intan Pariwara, PT  Mulia Kencana Semesta, PT  Jepe Press Media Utama, PT  Temprina Media Grafika, PT  Masmedia Buana Pustaka, PT  Sarana Pancakarya Nusa, CV  Cakrawala Harapan Jaya, PT  Pesona Edukasi, dan PT  Gramedia.

Agus menjelaskan bahwa pelaksanaan program katalogisasi yang diusulkan oleh Kementerian Pendidikan dan kebudayaan ini membutuhkan usaha keras dari semua pihak. Sebab, lanjut Agus, proses pengusulan, pemilihan penyedia, hingga penyiapan sistem e-katalog untuk produk buku kurikulum 2013 ini terhitung sangat cepat. Selain itu, pemerintah juga masih perlu memastikan kesiapan penyedia dalam menyediakan dan mengantarkan  150-an judul buku ke lebih dari 71 ribu sekolah di seluruh Indonesia.

Ia menekankan bahwa semua pihak harus bekerja keras dalam menjaga kepercayaan masyarakat, terutama dalam memastikan pengadaan ini dapat dieksekusi dan dapat digunakan secara berkesinambungan. “E-katalog itu macam-macam pilihannya, tetapi yang harus kita deliver ke masyarakat adalah trust bahwa sistem ini betul-betul executable,” kata Agus di sela-sela acara penandatanganan kontrak payung antara LKPP dan penyedia buku di kantor LKPP beberapa waktu yang lalu.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Didik Suhardi menyampaikan apresiasinya atas kerja keras semua pihak dalam mendukung pelaksanaan program ini.  Ia pun mengaku optimistis katalogisasi buku kurikulum 2013 ini dapat meningkatkan transparansi, efisiensi, serta efektivitas pengadaan .“Tentu ini merupakan upaya kita dalam rangka meningkatkan pengelolaan atau tata kelola—yang selama ini pengadaan buku melalui manual—dengan model online ini In Sya Allah semua transaksi dilakukan di atas meja,” ujar Didik.

Dalam kesempatan itu, Agus pun mengajak Kemendikbud  untuk terus berinovasi dalam menyediakan instrumen pengadaan buku yang lebih baik. Hal ini agar pelaksanaan dan pengelolaan pengadaan ke depan dapat lebih sempurna dan memenuhi kebutuhan penggunanya.

“Berikutnya ke depan Pak Didik dan kami sama sama mencari model baru. Jangan menganggap yang ini sudah sempurna. Pengadaan itu, walaupun sukses, selalu salah karena sukses di sini salah (adalah) untuk mencari inovasi berikutnya. Bagaimana caranya suatu saat itu bisa lebih memudahkan, lebih cepat, (dan) lebih melindungi,” tutur Agus.

source : lkpp.go.id

0 Response to "E-Katalog, Instrumen Pengadaan Buku yang Lebih Baik"

Post a Comment