Bandung Ditunjuk Bank Dunia Sebagai Pilot Project Sistem Pengadaan Barang/Jasa


Bandung - Oded M Danial, Wakil Wali Kota Bandung, menerima kunjungan rombongan World Bank dalam rangka dukungannya untuk Bandung sebagai pilot project sistem pengadaan barang/jasa pemerintahan. Rombongan World Bank terdiri dari Open Contracting Team Leader Marcela Rozo dan Open Contracting Team Member Abdulaye Fabregas.

Tim Rombongan World Bank datang ke Bandung ingin mengetahui transparasi di dalam sistem pengadaan atau lelang. Selain itu juga mereka menunjuk Kota Bandung sebagai pilot project open contracting yang digagas dan diprakarsai oleh The World Bank. Bank Dunia akan membantu Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan (LKPP) untuk mengintegerasikan sistem pengadaan dan lelang pemerintah pusat dan daerah.

“Diharapkan fasilitasi yang diberikan LKPP dan dukungan dari World Bank dapat dilakukan secara berkesinambungan dan terus-menerus. Sehingga semua sistem aplikasi yang berkaitan dengan pengadaan barang/jasa akan diintergrasikan dan dapat berjalan dengan baik,”ungkap Oded di Ruang Tengah, Balaikota Bandung, Kamis (19/11).

Dipilihnya Kota Bandung sebagai pilot project (proyek percontohan) karena telah memiliki beberapa sistem pengadaan dan lelang seperti Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (Sirup), Bandung Integrated Resources Management Sistem (Birms) dan Sistem informasi managemen daerah (Simda).

Baca Juga : 3 Aplikasi Besutan Bandung Akan Saling Terintegrasi Untuk Mendukung Sistem Pengadaan Barang dan Jasa

Menurut Oded dipilihnya Bandung sebagai pilot project dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pengadaan barang/jasa di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Selain itu, harapannya Bandung akan memiliki sistem pengadaan barang/jasa yang berstandar internasional sehingga bisa menjadi percontohan oleh kota/kabupaten lainnya atau bahkan bisa mencakup dunia internasional.

“Tidak hanya sebatas tingkat kota/kabupaten saja, tapi akan mencakup dunia internasional. Mudah-mudahan project yang didukung oleh LKPP dan World Bank ini dapat meningkatkan citra pemerintah Indonesia di mata dunia,”ujarnya.
 
Kepala Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemkot Bandung, Dedi Sopandi menambahkan Kota Bandung memiliki kelebihan soal open contracting (kontrak terbuka) dibandingkan dengan kota dan kabupaten lainnya di Indonesia. Sehingga pihaknya mengaku bangga dipilih menjadi projek percontohan oleh Bank Dunia.

Dedi mengungkapkan bahwa di daerah lain, open contracting-nya baru sebatas pengadaan dengan nilai di atas Rp200 juta. Pengadaan tersebut melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Untuk di Bandung sendiri keterbukaan lelang dan data informasi pengadaan sampai kepada posisi penunjukan dan pengadaan langsung dapat melalui BIRMS.

Open Contracting Team Leader Marcela Rozo menjelaskan kontrak terbuka merupakan sistem keterbukaan informasi dalam hal transparansi serta akuntabilitas berkaitan kontrak yang berhubungan dengan pengadaan atau jasa pemerintahan. Sistem tersebut berguna untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan atau korupsi.

Marcela menambahkan World Bank mendukung atas semua yang dilakukan oleh Bandung untuk usahanya dalam transparansi menggunakan data-data pengadaan yang lebih baik.

“World Bank hadir hari ini untuk memberi dukungan dan melihat Bandung sebagai kota percontohan di Indonesia. Bagaimana menjadi lebih efektif, efisien dan transparan menggunakan data-data pengadaan untuk pelayanan masyarakat yang lebih baik,” kata Marcela.

0 Response to "Bandung Ditunjuk Bank Dunia Sebagai Pilot Project Sistem Pengadaan Barang/Jasa"

Post a Comment