Percepat Penanganan Kecelakaan Kereta Api, Kemenhub Teken Kontrak Pengadaan Kereta Derek

Ilustrasi Kereta Derek atau Telescopic Rail

Jakarta - Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hermanto Dwiatmoko menyetujui dan menandatangani kontrak pengadaan alat berat kereta derek atau telescopic rail crane 120 ton. Kereta derek ini berfungsi untuk mengangkat dan menggeser beban ketika kereta api mengalami kecelakaan.

Seperti yang telah disampaikan olehnya saat penandatanganan kerja sama dengan Martin Moeljono, selaku direktur PT Multi Graha Teknika di Jakarta, Kamis, nilai investasi untuk satu unit telescopic rail crane senilai Rp96 miliar.

Pengadaan alat berat kereta derek ini diharapkan dapat mengoptimalisasikan dan sebagai efisiensi proses penanganan kecelakaan kereta api. Sehingga dapat menimalisir kerugian yang diakibatkan lambatnya penanganan kecelakaan kereta api.

Dia menyampaikan pengadaan kereta derek tersebut dilaksanakan dengan jenis kontrak, multiyears contract, tahun anggaran 2015-2017 yang telah disetujui terlebih dahulu oleh Kementrian Keuangan. Kontrak pengadaan kereta derek tersebut diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 660 hari kalender dimulai sejak dikeluarkannya surat perjanjian kerja (SPK).

"Hasil dari pekerjaan ini berupa telescopic rail crane 120 ton dengan jalur track gauge 1.067 mm sejumlah satu unit yang akan ditempatkan di Sumatera Utara," ujarnya.

"Hal ini karena di Sumut belum ada crane-nya, dan nantinya akan disambungkan dengan Sumatera Selatan," tandasnya.

Hermanto mengungkapkan sebenarnya saat ini pemerintah sudah memiliki lima kereta derek dengan kapasitas yang kecil 90-100 ton, tiga di antaranya berada di Bandung, Cirebon dan Sumatera Selatan.

Karena kereta derek ini sangat dibutuhkan, Hermanto mengatakan pihaknya akan menambah enam kereta derek hingga 2018. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan peralatan penanganan kecelakaan kereta api yang belum sebanding dengan kebutuhan di setiap daerah operasi baik di pulau Jawa maupun Sumatera.

Dalam kesempatan yang sama, Martin Moeljono selaku Direktur Utama Multi Graha Teknika mengatakan pihaknya bekerja sama dengan perusahaan asal Jerman, Kirow, untuk mendatangkan komponen kereta derek tersebut.

Martin menegaskan pihaknya memilih Kirow karena sudah berdiri lebih dari 100 tahun dan merupakan unggulan di pasar rel. Selain itu, banyak produk kirow yang diekspor ke Tiongkok, Pakistan, Iran dan negara lainnya.

"Membuat crane di atas kereta itu sulit karena harus memperhitungkan keseimbangannya, nah itu memerlukan teknologi khusus yang sampai saat ini dikembangkan dengan baik oleh Kirow," katanya.

Dia mengatakan kereta derek yang tengah dipesan ini memiliki kapasitas lebih besar dan lebih canggih, yaitu tanpa empat tiang penyangga yang berada di kiri-kanan agar kokoh dan kuat mengangkat beban.

Kereta derek yang tanpa penyangga lebih canggih karena apabila lokasi kecelakaan berada di tepi jurang, tebing, ataupun kereta yang terguling atau keluar dari rel, tetap bisa diangkat dan dikembalikan ke rel.

Dia menambahkan nilai investasi sebesar Rp96 miliar itu meski dibuat di Jerman, masih ada bagian yang asli pembuatan lokal diproduksi oleh PT Inka, yaitu bagian kereta pendorongnya.

Berikut ini spesifikasi telescopic rail crane atau kereta derek yang ditandatangani kontraknya oleh Kemenhub : load moment 120 ton x 10 meter, lokomotif dengan beban maksimum 108 ton dan panjang maksimum 19 meter.

Selain itu, memiliki gerbong terbuka untuk angkutan batubara muatan penuh dengan berat maksimum 72 ton dan panjang maksimum 15 meter serta kereta dengan berat maksimum 33 ton dan panjang maksimum 20 meter.

0 Response to "Percepat Penanganan Kecelakaan Kereta Api, Kemenhub Teken Kontrak Pengadaan Kereta Derek"

Post a Comment